NASA Bayar Rp13 Miliar untuk Bersihkan Sampah Luar Angkasa
Senin, 25 September 2023 - 07:24 WIB
Meskipun ada cara lain yang diusulkan untuk mengumpulkan sampah luar angkasa, namun seringkali hanya efektif pada benda-benda tertentu, seperti puing-puing yang bersifat magnetis atau dapat ditangkap oleh lengan robot.
Sebaliknya, tas penangkap dapat mengambil apa pun yang muat di dalamnya. “Kita bisa membuat benda seperti penangkap lalat yang bisa dimasukkan ke dalam cangkir kopi dan menangkap benda-benda seukuran semangka dan seukuran rumah yang beratnya 1.000 ton,” kata Sercel.
Tantangan Terbesar
TransAstra bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki konsep ini. Badan Antariksa Eropa sedang merencanakan upaya yang disebut ClearSpace-1, untuk menangkap puing-puing.
Dave Barnhart, profesor peneliti di Departemen Teknik Astronautika di Universitas South Carolina, mengatakan Clearspace-1 dijadwalkan diluncurkan pada 2026.
Tantangan terbesarnya adalah biaya bahan bakar. Barnhart yang juga CEO Arkisys Inc, mengatakan perusahaannya berencana membangun pelabuhan dan pos terdepan di luar angkasa. “Menggunakan pesawat ruang angkasa dengan satu tas untuk mengambil banyak barang adalah ide bagus, namun hal itu membutuhkan bahan bakar dalam jumlah besar,” kata Barnhart.
Sejauh ini, TransAstra telah mengembangkan prototipe yang masih dalam proses paten dan bekerja sama dengan program kewirausahaan pemerintah, NASA SBIR Ignite, untuk membuktikan konsep tersebut.
Tahun ini, pihaknya akan membangun prototipe untuk memenuhi kontrak NASA. “Tidak ada yang meragukan kelayakan ilmiahnya. Kelayakan teknik untuk melakukan hal tersebut dengan harga terjangkaulah yang harus dibuktikan,” kata Sercel.
Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mendaur ulang sampah luar angkasa untuk membantu membangun satelit dan objek lain di orbit. Barnhart, yang perusahaannya bertujuan membangun pos-pos luar angkasa, mengatakan daur ulang di luar angkasa bisa menjadi kenyataan dalam waktu lima hingga 10 tahun.
Sebaliknya, tas penangkap dapat mengambil apa pun yang muat di dalamnya. “Kita bisa membuat benda seperti penangkap lalat yang bisa dimasukkan ke dalam cangkir kopi dan menangkap benda-benda seukuran semangka dan seukuran rumah yang beratnya 1.000 ton,” kata Sercel.
Tantangan Terbesar
TransAstra bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki konsep ini. Badan Antariksa Eropa sedang merencanakan upaya yang disebut ClearSpace-1, untuk menangkap puing-puing.
Dave Barnhart, profesor peneliti di Departemen Teknik Astronautika di Universitas South Carolina, mengatakan Clearspace-1 dijadwalkan diluncurkan pada 2026.
Tantangan terbesarnya adalah biaya bahan bakar. Barnhart yang juga CEO Arkisys Inc, mengatakan perusahaannya berencana membangun pelabuhan dan pos terdepan di luar angkasa. “Menggunakan pesawat ruang angkasa dengan satu tas untuk mengambil banyak barang adalah ide bagus, namun hal itu membutuhkan bahan bakar dalam jumlah besar,” kata Barnhart.
Sejauh ini, TransAstra telah mengembangkan prototipe yang masih dalam proses paten dan bekerja sama dengan program kewirausahaan pemerintah, NASA SBIR Ignite, untuk membuktikan konsep tersebut.
Tahun ini, pihaknya akan membangun prototipe untuk memenuhi kontrak NASA. “Tidak ada yang meragukan kelayakan ilmiahnya. Kelayakan teknik untuk melakukan hal tersebut dengan harga terjangkaulah yang harus dibuktikan,” kata Sercel.
Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mendaur ulang sampah luar angkasa untuk membantu membangun satelit dan objek lain di orbit. Barnhart, yang perusahaannya bertujuan membangun pos-pos luar angkasa, mengatakan daur ulang di luar angkasa bisa menjadi kenyataan dalam waktu lima hingga 10 tahun.
tulis komentar anda