Dari Lahir, Burung Merpati Punya Kemampuan Setara AI
Jum'at, 03 November 2023 - 21:25 WIB
JAKARTA - Burung merpati ternyata memiliki kemampuan kognitif luar biasa setelah menunjukkan kemampuan bawaan mereka untuk menyelesaikan beberapa tugas visual setara dengan artificial intelligent (AI).
Temuan ini mengisyaratkan tentang algoritma efisien dalam alam dan mungkin memberikan wawasan yang dapat diterapkan dalam memahami cedera otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah merpati sejalan dengan kecerdasan buatan.
Meskipun sering dianggap sebagai hama, merpati memiliki kecerdasan yang luar biasa. Kemampuannya untuk mengenali individu, mempersepsikan warna-warna cerah, merencanakan jalur-jalur rumit, menyampaikan pesan, dan bahkan memainkan peran dalam penyelamatan nyawa bisa diadu.
Dalam sebuah studi yang melibatkan 24 ekor merpati, burung-burung ini diperkenalkan pada berbagai tugas visual. Mereka belajar beberapa tugas dalam beberapa hari dan tugas lainnya dalam beberapa minggu. Para peneliti menemukan bahwa merpati menggunakan mekanisme untuk membuat keputusan akurat yang mirip dengan yang digunakan model kecerdasan buatan untuk membuat prediksi yang benar.
Edward Wasserman, asisten penulis studi dan profesor psikologi eksperimental di Universitas Iowa melihat perilaku merpati menunjukkan bahwa alam mungkin telah mengembangkan algoritma yang efektif dalam menguasai tugas-tugas yang menantang. Dia mencatat, meskipun mungkin tidak menjadi yang tercepat, tetapi konsisten efektif.
Pada layar digital, merpati mengamati elemen-elemen visual yang beragam, termasuk garis-garis dengan ketebalan yang berbeda, penataan, dan desain, serta lingkaran yang terpisah dan bertumpuk. Burung-burung tersebut kemudian dapat mengetuk tombol di salah satu sisi untuk mengategorikan visual tersebut. Pilihan yang benar memberi mereka pellet makanan, sementara respon yang salah tidak mendapatkan hadiah.
Brandon Turner, penulis utama studi dan profesor psikologi di Universitas Ohio mengatakan bahwa merpati tidak beroperasi berdasarkan aturan tertentu. Dia menjelaskan bahwa mereka belajar melalui percobaan dan kesalahan. Dalam catatannya, ketika burung-burung itu diperlihatkan dengan visual tertentu yang dilabeli sebagai "kategori A", mereka akan mengklasifikasikan apa pun yang menyerupainya di bawah kategori yang sama, menunjukkan keahlian mereka dalam mengenali kesamaan.
Selama uji coba, merpati meningkatkan akurasi pengambilan keputusan mereka, naik dari 55 persen menjadi 95 persen untuk tugas-tugas dasar. Namun, ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang rumit, presisi mereka naik dari 55 persen menjadi 68 persen.
Temuan ini mengisyaratkan tentang algoritma efisien dalam alam dan mungkin memberikan wawasan yang dapat diterapkan dalam memahami cedera otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah merpati sejalan dengan kecerdasan buatan.
Meskipun sering dianggap sebagai hama, merpati memiliki kecerdasan yang luar biasa. Kemampuannya untuk mengenali individu, mempersepsikan warna-warna cerah, merencanakan jalur-jalur rumit, menyampaikan pesan, dan bahkan memainkan peran dalam penyelamatan nyawa bisa diadu.
Dalam sebuah studi yang melibatkan 24 ekor merpati, burung-burung ini diperkenalkan pada berbagai tugas visual. Mereka belajar beberapa tugas dalam beberapa hari dan tugas lainnya dalam beberapa minggu. Para peneliti menemukan bahwa merpati menggunakan mekanisme untuk membuat keputusan akurat yang mirip dengan yang digunakan model kecerdasan buatan untuk membuat prediksi yang benar.
Edward Wasserman, asisten penulis studi dan profesor psikologi eksperimental di Universitas Iowa melihat perilaku merpati menunjukkan bahwa alam mungkin telah mengembangkan algoritma yang efektif dalam menguasai tugas-tugas yang menantang. Dia mencatat, meskipun mungkin tidak menjadi yang tercepat, tetapi konsisten efektif.
Pada layar digital, merpati mengamati elemen-elemen visual yang beragam, termasuk garis-garis dengan ketebalan yang berbeda, penataan, dan desain, serta lingkaran yang terpisah dan bertumpuk. Burung-burung tersebut kemudian dapat mengetuk tombol di salah satu sisi untuk mengategorikan visual tersebut. Pilihan yang benar memberi mereka pellet makanan, sementara respon yang salah tidak mendapatkan hadiah.
Brandon Turner, penulis utama studi dan profesor psikologi di Universitas Ohio mengatakan bahwa merpati tidak beroperasi berdasarkan aturan tertentu. Dia menjelaskan bahwa mereka belajar melalui percobaan dan kesalahan. Dalam catatannya, ketika burung-burung itu diperlihatkan dengan visual tertentu yang dilabeli sebagai "kategori A", mereka akan mengklasifikasikan apa pun yang menyerupainya di bawah kategori yang sama, menunjukkan keahlian mereka dalam mengenali kesamaan.
Selama uji coba, merpati meningkatkan akurasi pengambilan keputusan mereka, naik dari 55 persen menjadi 95 persen untuk tugas-tugas dasar. Namun, ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang rumit, presisi mereka naik dari 55 persen menjadi 68 persen.
tulis komentar anda