NASA Deteksi 750 Sumber Gas Rumah Kaca, Lepaskan Banyak Metana
Rabu, 22 November 2023 - 12:33 WIB
FLORIDA - NASA mendeteksi lebih dari 750 sumber emisi gas rumah kaca , termasuk sumber metana dari tempat pembuangan sampah, lokasi pertanian, dan fasilitas minyak dan gas. Data akurat ini sangat penting untuk mengetahui sumber metana yang menghasilkan emisi dalam jumlah yang tidak proporsional.
Data ini diperoleh NASA dari instrumen Investigasi Sumber Debu Mineral Permukaan Bumi (Earth Surface Mineral Dust Source Investigation/EMIT) pada Juli 2023. Data dari EMIT cukup mengejutkan karena misi awal peluncuran instrument ini untuk memetakan 10 mineral utama di beberapa wilayah paling kering di dunia.
Namun, dari ketinggian 402 kilometer (Km) di atas Bumi, instrument EMIT yang berada di ISS berhasil mengamati 60% hingga 80% gumpalan metana dalam pengamatan awal selama 30 hari. Spektrometer pencitraan EMIT mengambil gambar permukaan planet berukuran 80 km kali 80 km.
Studi ini dipublikasikan pada 17 November di jurnal Science Advances. Banyak pemandangan mencakup wilayah yang jauh di luar jangkauan pesawat pendeteksi metana. “Ini melebihi ekspektasi kami,” kata Andrew Thorpe penulis utama makalah tersebut dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (22/11/2023).
Dari 750 sumber metana, EMIT mampu mengidentifikasi sumber besar (mengeluarkan puluhan ribu pon metana per jam) dan sumber kecil (mengeluarkan ratusan pon metana per jam). Metana adalah gas rumah kaca yang menjebak panas di sekitar Bumi dan lebih berbahaya dari karbon dioksida.
Biasanya, instrumen pendeteksi metana dikirim melalui pesawat terbang. Dari ketinggian yang lebih rendah, instrumen ini cenderung lebih sensitif terhadap sumber metana dibandingkan EMIT. “Kami sedikit berhati-hati mengenai apa yang dapat kami lakukan dengan instrumen tersebut,” kata Andrew Thorpe.
Data ini diperoleh NASA dari instrumen Investigasi Sumber Debu Mineral Permukaan Bumi (Earth Surface Mineral Dust Source Investigation/EMIT) pada Juli 2023. Data dari EMIT cukup mengejutkan karena misi awal peluncuran instrument ini untuk memetakan 10 mineral utama di beberapa wilayah paling kering di dunia.
Namun, dari ketinggian 402 kilometer (Km) di atas Bumi, instrument EMIT yang berada di ISS berhasil mengamati 60% hingga 80% gumpalan metana dalam pengamatan awal selama 30 hari. Spektrometer pencitraan EMIT mengambil gambar permukaan planet berukuran 80 km kali 80 km.
Studi ini dipublikasikan pada 17 November di jurnal Science Advances. Banyak pemandangan mencakup wilayah yang jauh di luar jangkauan pesawat pendeteksi metana. “Ini melebihi ekspektasi kami,” kata Andrew Thorpe penulis utama makalah tersebut dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (22/11/2023).
Dari 750 sumber metana, EMIT mampu mengidentifikasi sumber besar (mengeluarkan puluhan ribu pon metana per jam) dan sumber kecil (mengeluarkan ratusan pon metana per jam). Metana adalah gas rumah kaca yang menjebak panas di sekitar Bumi dan lebih berbahaya dari karbon dioksida.
Biasanya, instrumen pendeteksi metana dikirim melalui pesawat terbang. Dari ketinggian yang lebih rendah, instrumen ini cenderung lebih sensitif terhadap sumber metana dibandingkan EMIT. “Kami sedikit berhati-hati mengenai apa yang dapat kami lakukan dengan instrumen tersebut,” kata Andrew Thorpe.
(wib)
tulis komentar anda