Misteri Potongan Kaca Berkilau di Gurun Laut Pasir Besar

Minggu, 26 November 2023 - 00:41 WIB
Gurun Great Sand Sea atau Laut Pasir Besar di perbatasan Mesir dan Libya menyimpan banyak keunikan. (Foto: Sylvester Adams)
JAKARTA - Gurun Great Sand Sea atau Laut Pasir Besar di perbatasan antara Mesir dan Libya menyimpan sejumlah keunikan. Salah satunya potongan kaca berkilau.

Gurun yang membentang di area seluas 72.000 kmĀ² ini terlihat seperti potongan-potongan kaca berwarna kuning tersebar di lanskap berpasir. Sebuah makalah ilmiah pada 1933 pernah membahas fenomena alam tadi dan dikenal sebagai kaca gurun Libya.

Para kolektor mineral mengapresiasi keindahan dan kelangkaannya. Bahkan sebuah liontin yang ditemukan di makam Firaun Mesir Tutankhamun berisi sepotong kaca dari gurun tersebut. Potongan kaca alami juga bisa ditemukan di tempat lain di dunia. Beberapa di antaranya moldavite dari kawah Ries di Eropa dan tektit dari Pantai Gading. Tetapi tidak ada yang sebanyak kaca gurun Libya dalam kandungan silikanya, dan tidak ditemukan dalam gumpalan dan jumlah sebesar ini.





Dikutip dari Study Finds, asal-usul kaca ini telah menjadi subyek perdebatan di kalangan ilmuwan selama hampir satu abad. Beberapa menduga bahwa itu mungkin berasal dari gunung berapi di bulan. Lainnya menganalisa bahwa itu produk dari petir atau fulgurit, kaca yang terbentuk dari peleburan pasir dan tanah ketika terkena petir.



Teori lain melihat potongan kaca ini adalah hasil dari proses sedimen atau hidrotermal; disebabkan oleh ledakan besar dari meteor di udara; atau bahwa itu berasal dari kawah meteorit terdekat. Berkat teknologi mikroskopi canggih, peneliti dari universitas dan pusat ilmu pengetahuan di Jerman, Mesir, dan Maroko mengidentifikasi kaca gurun Libya sebagai berasal dari dampak meteorit pada permukaan Bumi.

Pada 1996, ilmuwan menentukan bahwa kaca ini berusia sekitar 29 juta tahun. Penelitian lebih lanjut menyiratkan bahwa bahan sumbernya terdiri dari butiran kuarsa, dilapisi dengan campuran mineral tanah liat dan oksida besi serta titanium.

Temuan terakhir ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan, karena usia yang diusulkan lebih tua dari bahan sumber yang cocok di area relevan di gurun Great Sand Sea. Dengan kata lain, bahan sumber tersebut tidak ada di lokasi itu 29 juta tahun yang lalu. Untuk penelitian terbaru, salah satu penulis mendapatkan dua potongan kaca dari seorang penduduk setempat yang mengumpulkannya di wilayah Al Jaouf di tenggara Libya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More