Wahana Luar Angkasa Jepang Bangkit dari Kematian di Bulan
Selasa, 30 Januari 2024 - 22:18 WIB
JAKARTA - Pendaratan di bulan dalam kondisi terbalik serta masalah di pembangkit tenaga listrik tidak menjadi akhir cerita wahana luar angkasa milik Jepang Smart Lander for Investigating Moon mission (SLIM).
Sepuluh hari setelah membuat pendaratan presisi di bulan pada 19 Januari 2024, SLIM yang sempat mati karena kehabisan daya, tiba-tiba bangun lagi. Upaya pemulihan yang dilakukan Badan Penjelajahan Antariksa Jepang (JAXA) benar-benar membuahkan hasil, meski sebenarnya peluangnya sangat tipis.
Satu-satunya peluang untuk pemulihan daya karena sel surya yang menyuplai daya pesawat antariksa menghadap ke barat. Artinya ada peluang pemulihan SLIM jika cukup cahaya matahari mencapai sel surya seiring berjalannya waktu dan hal itu benar-benar terjadi. SLIM bangkit dari kematian.
SLIM memberi kabar pada Minggu, 28 Januari 2024, dan para insinyur dengan cepat melanjutkan operasinya. "Kami segera memulai observasi ilmiah dengan MBC dan berhasil mendapatkan cahaya pertama," demikian pernyataan JAXA dikutip dari Space.com.
Cahaya pertama yang dimaksud adalah penggunaan pertama instrumen untuk mengambil gambar. Adapun MBC, Kamera Multi-Band, dirancang untuk menyelidiki permukaan bulan untuk komposisi olivine melalui analisis tanda cahaya, atau spektra, pantulan sinar matahari yang diukur.
Olivine dapat menjadi petunjuk pembentukan sistem tata surya awal dari dunia berbatu seperti bumi. Mineral ini merupakan salah satu bagian utama dari mantel Bumi, dan juga cenderung terkonsentrasi di lokasi bulan di mana keraknya relatif tipis. Salah satu zona tersebut adalah kutub selatan bulan, di mana NASA, Jepang, dan koalisi negara lain di bawah Artemis Accords yang dipimpin oleh AS berencana mengirim astronot ke sana.
Situs pendaratan SLIM adalah Shioli Crater, zona yang penuh dengan puing-puing dampak lama di Mare Nectaris atau Laut Nektar. Daerah pendaratan misi ini berjarak sekitar 322 kilometer ke selatan Mare Tranquillitatis (Laut Ketenangan). Laut Ketenangan adalah situs pendaratan sekitar ekuator tempat astronot bulan pertama dari Apollo 11 mendarat pada tahun 1969.
Sepuluh hari setelah membuat pendaratan presisi di bulan pada 19 Januari 2024, SLIM yang sempat mati karena kehabisan daya, tiba-tiba bangun lagi. Upaya pemulihan yang dilakukan Badan Penjelajahan Antariksa Jepang (JAXA) benar-benar membuahkan hasil, meski sebenarnya peluangnya sangat tipis.
Satu-satunya peluang untuk pemulihan daya karena sel surya yang menyuplai daya pesawat antariksa menghadap ke barat. Artinya ada peluang pemulihan SLIM jika cukup cahaya matahari mencapai sel surya seiring berjalannya waktu dan hal itu benar-benar terjadi. SLIM bangkit dari kematian.
SLIM memberi kabar pada Minggu, 28 Januari 2024, dan para insinyur dengan cepat melanjutkan operasinya. "Kami segera memulai observasi ilmiah dengan MBC dan berhasil mendapatkan cahaya pertama," demikian pernyataan JAXA dikutip dari Space.com.
Cahaya pertama yang dimaksud adalah penggunaan pertama instrumen untuk mengambil gambar. Adapun MBC, Kamera Multi-Band, dirancang untuk menyelidiki permukaan bulan untuk komposisi olivine melalui analisis tanda cahaya, atau spektra, pantulan sinar matahari yang diukur.
Olivine dapat menjadi petunjuk pembentukan sistem tata surya awal dari dunia berbatu seperti bumi. Mineral ini merupakan salah satu bagian utama dari mantel Bumi, dan juga cenderung terkonsentrasi di lokasi bulan di mana keraknya relatif tipis. Salah satu zona tersebut adalah kutub selatan bulan, di mana NASA, Jepang, dan koalisi negara lain di bawah Artemis Accords yang dipimpin oleh AS berencana mengirim astronot ke sana.
Situs pendaratan SLIM adalah Shioli Crater, zona yang penuh dengan puing-puing dampak lama di Mare Nectaris atau Laut Nektar. Daerah pendaratan misi ini berjarak sekitar 322 kilometer ke selatan Mare Tranquillitatis (Laut Ketenangan). Laut Ketenangan adalah situs pendaratan sekitar ekuator tempat astronot bulan pertama dari Apollo 11 mendarat pada tahun 1969.
tulis komentar anda