Ini Kota Terpanas di Dunia, tapi Penduduknya Kaya Raya

Rabu, 20 Maret 2024 - 18:06 WIB
Namun, jalanan di Kuwait City tidak sepenuhnya sepi. Para pekerja migran, sebagian besar berasal dari negara-negara Arab, Asia Selatan dan Tenggara, membentuk sekitar 70 persen dari populasi negara itu. Berkat sistem kafala yang kontroversial, mereka berbondong-bondong ke Kuwait untuk mencari nafkah di bidang konstruksi atau layanan domestik.



Penelitian yang diterbitkan oleh Institute of Physics tahun lalu menemukan bahwa pekerja migran sangat rentan terhadap efek kesehatan yang merugikan akibat paparan panas. Penelitian tersebut mengklaim, pada akhir abad ini, perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah kematian terkait panas sebesar 5,1 persen menjadi 11,7 persen di seluruh populasi, tetapi bisa mencapai 15 persen untuk non-warga Kuwait.

Peringatan lingkungan tentang bahaya emisi karbon sering kali diabaikan. Dengan jejak karbon sebesar 25 ton CO2 per kapita per tahun, Kuwait memiliki jejak karbon terbesar ketiga di dunia, setelah Bahrain dan Qatar.

Meskipun negara tetangga seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah berjanji mencapai net-zero emisi dalam beberapa dekade mendatang, janji Kuwait pada COP26 hanyalah pengurangan emisi sebesar 7,4 persen pada tahun 2035, angka yang sangat sedikit.

Menurut Kementerian Listrik dan Air Kuwait, permintaan energi akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030, dengan perkiraan peningkatan penggunaan pendingin ruangan sebagai penyebab utamanya. Selain itu, hingga 95 persen biaya listrik warga Kuwait disubsidi oleh pemerintah, sehingga mereka tidak memiliki banyak insentif untuk berhemat energi.

Masa depan Kota Kuwait tampak suram. Jika tidak ada tindakan serius untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon, kota ini berisiko menjadi tak tertinggali, tidak hanya bagi penduduk lokal, tetapi juga bagi para pekerja migran yang menjadi tulang punggung perekonomiannya.
(msf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More