Menguak Misteri Lubang Raksasa di Samudra Hindia
Senin, 01 April 2024 - 18:50 WIB
JAKARTA - Samudra Hindia menyimpan banyak misteri, salah satunya berupa lubang raksasa yang dikenal sebagai lubang gravitasi.
Titik lubang raksasa tadi tepat di Samudra Hinda atau terletak di antara benua Australia, benua Asia dan benua Afrika. Proses terjadinya karena terdapat tarikan gravitasi bumi yang lebih lemah. Kondisi ini mengakibatkan penurunan permukaan laut lebih dari 100 meter.
Anomali ini telah membingungkan para ahli geologi karena jangka waktu terjadinya cukup lama. Namun, para peneliti menyatakan telah menemukan penjelasan ilmiah atas pembentukannya, yakni berasal dari gumpalan magma dalam bumi. Pembentuknya serupa dengan material terciptanya gunung berapi
Times Travel melansir, Senin (1/4/2024), bantuan teknologi superkomputer digunakan dalam menganalisis fenomena ini untuk menyimulasikan potensi evolusi wilayah tersebut dengan menelusuri hingga 140 juta tahun yang lalu. Hasilnya dirangkum dalam sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Bentuk bumi yang tidak beraturan dan perbedaan kepadatan bumi memberikan pengaruh penting pada fitur permukaan dan tarikan gravitasinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Attreyee Ghosh, ahli geofisika dan profesor di Pusat Ilmu Bumi di Institut Sains India, variasi kepadatan di seluruh planet secara langsung memengaruhi geoidnya, menentukan tingkat hipotetis bahwa air akan mencapai keseimbangan di permukaan di bawah permukaan bumi.
Lubang raksasa alias lubang gravitasi tadi pun secara resmi disebut geoid rendah Samudera Hindia. Fenomena ini menjadi contoh anomali gravitasi paling signifikan di wilayah ini. Lantaran membentuk depresi melingkar yang dimulai dari ujung selatan India dan mencakup sekitar 1,2 juta mil persegi.
Anomali ini pertama kali diidentifikasi oleh ahli geofisika Belanda Felix Andries Vening Meinesz pada 1948 selama survei gravitasi dan masih belum dapat dijelaskan secara gamblang.
Titik lubang raksasa tadi tepat di Samudra Hinda atau terletak di antara benua Australia, benua Asia dan benua Afrika. Proses terjadinya karena terdapat tarikan gravitasi bumi yang lebih lemah. Kondisi ini mengakibatkan penurunan permukaan laut lebih dari 100 meter.
Anomali ini telah membingungkan para ahli geologi karena jangka waktu terjadinya cukup lama. Namun, para peneliti menyatakan telah menemukan penjelasan ilmiah atas pembentukannya, yakni berasal dari gumpalan magma dalam bumi. Pembentuknya serupa dengan material terciptanya gunung berapi
Times Travel melansir, Senin (1/4/2024), bantuan teknologi superkomputer digunakan dalam menganalisis fenomena ini untuk menyimulasikan potensi evolusi wilayah tersebut dengan menelusuri hingga 140 juta tahun yang lalu. Hasilnya dirangkum dalam sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Bentuk bumi yang tidak beraturan dan perbedaan kepadatan bumi memberikan pengaruh penting pada fitur permukaan dan tarikan gravitasinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Attreyee Ghosh, ahli geofisika dan profesor di Pusat Ilmu Bumi di Institut Sains India, variasi kepadatan di seluruh planet secara langsung memengaruhi geoidnya, menentukan tingkat hipotetis bahwa air akan mencapai keseimbangan di permukaan di bawah permukaan bumi.
Lubang raksasa alias lubang gravitasi tadi pun secara resmi disebut geoid rendah Samudera Hindia. Fenomena ini menjadi contoh anomali gravitasi paling signifikan di wilayah ini. Lantaran membentuk depresi melingkar yang dimulai dari ujung selatan India dan mencakup sekitar 1,2 juta mil persegi.
Anomali ini pertama kali diidentifikasi oleh ahli geofisika Belanda Felix Andries Vening Meinesz pada 1948 selama survei gravitasi dan masih belum dapat dijelaskan secara gamblang.
tulis komentar anda