Menguak Misteri Lubang Raksasa di Samudra Hindia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Samudra Hindia menyimpan banyak misteri, salah satunya berupa lubang raksasa yang dikenal sebagai lubang gravitasi.
Titik lubang raksasa tadi tepat di Samudra Hinda atau terletak di antara benua Australia, benua Asia dan benua Afrika. Proses terjadinya karena terdapat tarikan gravitasi bumi yang lebih lemah. Kondisi ini mengakibatkan penurunan permukaan laut lebih dari 100 meter.
Anomali ini telah membingungkan para ahli geologi karena jangka waktu terjadinya cukup lama. Namun, para peneliti menyatakan telah menemukan penjelasan ilmiah atas pembentukannya, yakni berasal dari gumpalan magma dalam bumi. Pembentuknya serupa dengan material terciptanya gunung berapi
Times Travel melansir, Senin (1/4/2024), bantuan teknologi superkomputer digunakan dalam menganalisis fenomena ini untuk menyimulasikan potensi evolusi wilayah tersebut dengan menelusuri hingga 140 juta tahun yang lalu. Hasilnya dirangkum dalam sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Bentuk bumi yang tidak beraturan dan perbedaan kepadatan bumi memberikan pengaruh penting pada fitur permukaan dan tarikan gravitasinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Attreyee Ghosh, ahli geofisika dan profesor di Pusat Ilmu Bumi di Institut Sains India, variasi kepadatan di seluruh planet secara langsung memengaruhi geoidnya, menentukan tingkat hipotetis bahwa air akan mencapai keseimbangan di permukaan di bawah permukaan bumi.
Lubang raksasa alias lubang gravitasi tadi pun secara resmi disebut geoid rendah Samudera Hindia. Fenomena ini menjadi contoh anomali gravitasi paling signifikan di wilayah ini. Lantaran membentuk depresi melingkar yang dimulai dari ujung selatan India dan mencakup sekitar 1,2 juta mil persegi.
Anomali ini pertama kali diidentifikasi oleh ahli geofisika Belanda Felix Andries Vening Meinesz pada 1948 selama survei gravitasi dan masih belum dapat dijelaskan secara gamblang.
Ghosh dan timnya melakukan simulasi komputer dengan rentang waktu 140 juta tahun, mengamati pergerakan lempeng tektonik dan magma di dalam mantel. Enam dari 19 simulasi, muncul geoid rendah yang serupa dengan yang ada di Samudera Hindia. Faktor utama kesamaan dalam model ini yaitu keberadaan gumpalan magma, yang diyakini bertanggung jawab atas pembentukan lubang gravitasi dari hilangnya lautan purba seiring pergeseran daratan India dan akhirnya bertabrakan dengan Asia jutaan tahun yang lalu.
Hukum geoid masih belum dapat dipastikan ke depannya. Proses ini terbentuk sekitar 20 juta tahun lalu dan dapat bertahan tanpa batas waktu atau menghilang tergantung pada pergerakan anomali massa bumi.
Huw Davies, profesor Universitas Cardiff, menganggap penelitian ini menarik dan yakin akan merangsang penyelidikan lebih lanjut. Namun, Dr. Alessandro Forte, profesor geologi di Universitas Florida, mengemukakan kekhawatiran tentang strategi pemodelan penelitian dan perbedaan antara geoid yang diprediksi dan yang diamati.
Ghosh mengakui adanya keterbatasan dalam simulasi namun Ghosh tetap yakin pada penjelasan keseluruhan fenomena 'lubang gravitasi'.
MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
Titik lubang raksasa tadi tepat di Samudra Hinda atau terletak di antara benua Australia, benua Asia dan benua Afrika. Proses terjadinya karena terdapat tarikan gravitasi bumi yang lebih lemah. Kondisi ini mengakibatkan penurunan permukaan laut lebih dari 100 meter.
Anomali ini telah membingungkan para ahli geologi karena jangka waktu terjadinya cukup lama. Namun, para peneliti menyatakan telah menemukan penjelasan ilmiah atas pembentukannya, yakni berasal dari gumpalan magma dalam bumi. Pembentuknya serupa dengan material terciptanya gunung berapi
Times Travel melansir, Senin (1/4/2024), bantuan teknologi superkomputer digunakan dalam menganalisis fenomena ini untuk menyimulasikan potensi evolusi wilayah tersebut dengan menelusuri hingga 140 juta tahun yang lalu. Hasilnya dirangkum dalam sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Bentuk bumi yang tidak beraturan dan perbedaan kepadatan bumi memberikan pengaruh penting pada fitur permukaan dan tarikan gravitasinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Attreyee Ghosh, ahli geofisika dan profesor di Pusat Ilmu Bumi di Institut Sains India, variasi kepadatan di seluruh planet secara langsung memengaruhi geoidnya, menentukan tingkat hipotetis bahwa air akan mencapai keseimbangan di permukaan di bawah permukaan bumi.
Lubang raksasa alias lubang gravitasi tadi pun secara resmi disebut geoid rendah Samudera Hindia. Fenomena ini menjadi contoh anomali gravitasi paling signifikan di wilayah ini. Lantaran membentuk depresi melingkar yang dimulai dari ujung selatan India dan mencakup sekitar 1,2 juta mil persegi.
Anomali ini pertama kali diidentifikasi oleh ahli geofisika Belanda Felix Andries Vening Meinesz pada 1948 selama survei gravitasi dan masih belum dapat dijelaskan secara gamblang.
Ghosh dan timnya melakukan simulasi komputer dengan rentang waktu 140 juta tahun, mengamati pergerakan lempeng tektonik dan magma di dalam mantel. Enam dari 19 simulasi, muncul geoid rendah yang serupa dengan yang ada di Samudera Hindia. Faktor utama kesamaan dalam model ini yaitu keberadaan gumpalan magma, yang diyakini bertanggung jawab atas pembentukan lubang gravitasi dari hilangnya lautan purba seiring pergeseran daratan India dan akhirnya bertabrakan dengan Asia jutaan tahun yang lalu.
Hukum geoid masih belum dapat dipastikan ke depannya. Proses ini terbentuk sekitar 20 juta tahun lalu dan dapat bertahan tanpa batas waktu atau menghilang tergantung pada pergerakan anomali massa bumi.
Huw Davies, profesor Universitas Cardiff, menganggap penelitian ini menarik dan yakin akan merangsang penyelidikan lebih lanjut. Namun, Dr. Alessandro Forte, profesor geologi di Universitas Florida, mengemukakan kekhawatiran tentang strategi pemodelan penelitian dan perbedaan antara geoid yang diprediksi dan yang diamati.
Ghosh mengakui adanya keterbatasan dalam simulasi namun Ghosh tetap yakin pada penjelasan keseluruhan fenomena 'lubang gravitasi'.
MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)