Tiga Benda Misterius yang Ditemukan di Piramida Giza
Jum'at, 24 Mei 2024 - 15:00 WIB
JAKARTA - Para arkeolog telah menemukan tiga benda di Piramida Besar Giza, Mesir. Hingga ratusan tahun setelah penemuannya, misteri di balik benda-benda ini masih belum terpecahkan. Sejak ditemukan hingga saat ini ketiga benda itu juga sempat hilang beberapa kali.
Piramida Giza merupakan piramida paling besar dan terkenal warisan peradaban Mesir Kuno. Piramida ini merupakan makam Khufu, Firaun kedua dari Dinasti Keempat dan tercatat sebagai salah satu yang tertua dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Meskipun sebagian besar piramida masih utuh, hanya tiga objek yang berhasil ditemukan hingga saat ini. Ketika piramida pertama kali dibangun, tingginya 481 kaki dan luas dasarnya kira-kira 755,7 kaki persegi. Banyak yang mengira akan ada banyak artefak dan benda bersejarah yang dapat ditemukan di dalamnya, namun para arkeolog dan pakar sejarah sejauh ini baru menemukan tiga benda tersebut.
Dilansir dari Unilad, Jumat (24/5/2024) benda-benda ini pertama kali ditemukan di Aula Ratu Piramida Besar pada tahun 1872 oleh penjelajah Inggris abad ke-19 Wainman Dixon. Benda-benda ini pun masih membingungkan para ahli hingga hari ini.
Dixon menemukan bola batu, benda tembaga berbentuk kait, dan sepotong kayu atau tongkat. Ketiga peninggalan ini kemudian dikenal dengan nama Peninggalan Dixon. Namun, tak lama setelah dibawa ke Inggris, benda tersebut menghilang. Kemudian ditemukan kembali pada tahun 1972 dan disumbangkan ke British Museum. Sayangnya, barang tersebut hilang lagi hingga tahun 1933 ketika hanya kail dan bolanya yang ditemukan, kayunya masih hilang.
Menurut Universitas Aberdeen, barang-barang tersebut kemudian disumbangkan ke museum universitas setelah kematian seorang pria bernama James Grant. Dokter ini konon berteman dengan Dixon dalam ekspedisi piramidanya. Tongkat kayu tersebut disumbangkan pada akhir tahun 1946.
Namun, tongkat kayu tersebut tidak diklasifikasikan dan tetap tidak ditemukan selama lebih dari 70 tahun hingga tahun 2019, ketika asisten kurator Abeer Elladany mencari benda tersebut di koleksi lain di universitas. Eldani adalah seorang arkeolog berpengalaman yang mengerjakan penggalian Mesir segera menyadari apa itu “potongan kayu kecil” yang kemudian dipecah menjadi “beberapa bagian”.
Piramida Giza merupakan piramida paling besar dan terkenal warisan peradaban Mesir Kuno. Piramida ini merupakan makam Khufu, Firaun kedua dari Dinasti Keempat dan tercatat sebagai salah satu yang tertua dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Meskipun sebagian besar piramida masih utuh, hanya tiga objek yang berhasil ditemukan hingga saat ini. Ketika piramida pertama kali dibangun, tingginya 481 kaki dan luas dasarnya kira-kira 755,7 kaki persegi. Banyak yang mengira akan ada banyak artefak dan benda bersejarah yang dapat ditemukan di dalamnya, namun para arkeolog dan pakar sejarah sejauh ini baru menemukan tiga benda tersebut.
Dilansir dari Unilad, Jumat (24/5/2024) benda-benda ini pertama kali ditemukan di Aula Ratu Piramida Besar pada tahun 1872 oleh penjelajah Inggris abad ke-19 Wainman Dixon. Benda-benda ini pun masih membingungkan para ahli hingga hari ini.
Dixon menemukan bola batu, benda tembaga berbentuk kait, dan sepotong kayu atau tongkat. Ketiga peninggalan ini kemudian dikenal dengan nama Peninggalan Dixon. Namun, tak lama setelah dibawa ke Inggris, benda tersebut menghilang. Kemudian ditemukan kembali pada tahun 1972 dan disumbangkan ke British Museum. Sayangnya, barang tersebut hilang lagi hingga tahun 1933 ketika hanya kail dan bolanya yang ditemukan, kayunya masih hilang.
Menurut Universitas Aberdeen, barang-barang tersebut kemudian disumbangkan ke museum universitas setelah kematian seorang pria bernama James Grant. Dokter ini konon berteman dengan Dixon dalam ekspedisi piramidanya. Tongkat kayu tersebut disumbangkan pada akhir tahun 1946.
Namun, tongkat kayu tersebut tidak diklasifikasikan dan tetap tidak ditemukan selama lebih dari 70 tahun hingga tahun 2019, ketika asisten kurator Abeer Elladany mencari benda tersebut di koleksi lain di universitas. Eldani adalah seorang arkeolog berpengalaman yang mengerjakan penggalian Mesir segera menyadari apa itu “potongan kayu kecil” yang kemudian dipecah menjadi “beberapa bagian”.
tulis komentar anda