Mengenal Ikan Robot, Spionase Terbaru Militer Dunia
Rabu, 29 Mei 2024 - 22:29 WIB
JAKARTA - Teknologi militer berkembang pesat. Bahkan kini ikan robot menjadi intel bawah laut. Perkembangan konflik bersenjata membuat sejumlah produsen teknologi menawarkan perangkat canggih dan inovatif. Salah satu perangkatnya, yaitu ikan robot yang berfungsi sebagai alat spionase bawah laut.
Essanews melansir, Rabu (29/5/2024) tampilan ikan buatan sangat mirip dengan ikan asli. Bahkan para pemancing pun akan kesulitan membedakannya.
Kemunculan ikan robot ini menyemarakkan pasar perangkat militer. Pada akhir Desember 2023, para ilmuwan melaporkan bahwa saat ini ada 183 konflik bersenjata di dunia. Hanya sebagian dari mereka yang mendapat perhatian dari media internasional, seperti agresi Rusia terhadap Ukraina, konflik di Gaza, dan bentrokan di Sudan.
Para pelaku perang masih menerapkan netode peperangan lama dan sebagian lainnya beralih ke teknologi modern, seperti drone. Pasar peralatan militer terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan konsumen terbesar, yakni pemerintah dan organisasi teroris.
Selama Pameran Peralatan Militer di Beijing, beberapa waktu lalu Boya Gongdao mempresentasikan penemuan barunya - ikan robot mata-mata. Perangkat logam ini terlihat sangat mirip dengan ikan air tawar dari spesies Arwana perak atau osteoglossum bicirrhosum. Berdasarkan asal usul ikan aslinya, robot ikan ini akan digunakan di sungai dan danau.
Ikan robot ini dilengkapi dengan berbagai sensor dan teknologi kontrol visual global. Baterainya memungkinkan pengoperasian selama 6 - 8 jam. Pembuat ikan robot menekankan bahwa penampilan realistisnya akan ideal untuk penelitian dan pendidikan biologi kelautan. Sebaliknya, militer menyoroti potensinya dalam aksi spionase.
Bagaimana Mengenali Ikan Robot?
Pemancing atau akuaris yang berpengalaman akan memerhatikan pergerakan ikan. Pada saat berbelok, tubuh ikan robot memerlihatkan segmen-segmen pembentuknya secara jelas. Namun, jika robot berada di lingkungan alami, yaitu sungai atau danau yang airnya tidak sejernih kolam, perbedaannya praktis tidak terlihat.
Essanews melansir, Rabu (29/5/2024) tampilan ikan buatan sangat mirip dengan ikan asli. Bahkan para pemancing pun akan kesulitan membedakannya.
Kemunculan ikan robot ini menyemarakkan pasar perangkat militer. Pada akhir Desember 2023, para ilmuwan melaporkan bahwa saat ini ada 183 konflik bersenjata di dunia. Hanya sebagian dari mereka yang mendapat perhatian dari media internasional, seperti agresi Rusia terhadap Ukraina, konflik di Gaza, dan bentrokan di Sudan.
Para pelaku perang masih menerapkan netode peperangan lama dan sebagian lainnya beralih ke teknologi modern, seperti drone. Pasar peralatan militer terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan konsumen terbesar, yakni pemerintah dan organisasi teroris.
Selama Pameran Peralatan Militer di Beijing, beberapa waktu lalu Boya Gongdao mempresentasikan penemuan barunya - ikan robot mata-mata. Perangkat logam ini terlihat sangat mirip dengan ikan air tawar dari spesies Arwana perak atau osteoglossum bicirrhosum. Berdasarkan asal usul ikan aslinya, robot ikan ini akan digunakan di sungai dan danau.
Ikan robot ini dilengkapi dengan berbagai sensor dan teknologi kontrol visual global. Baterainya memungkinkan pengoperasian selama 6 - 8 jam. Pembuat ikan robot menekankan bahwa penampilan realistisnya akan ideal untuk penelitian dan pendidikan biologi kelautan. Sebaliknya, militer menyoroti potensinya dalam aksi spionase.
Bagaimana Mengenali Ikan Robot?
Pemancing atau akuaris yang berpengalaman akan memerhatikan pergerakan ikan. Pada saat berbelok, tubuh ikan robot memerlihatkan segmen-segmen pembentuknya secara jelas. Namun, jika robot berada di lingkungan alami, yaitu sungai atau danau yang airnya tidak sejernih kolam, perbedaannya praktis tidak terlihat.
(msf)
tulis komentar anda