Bromo Bersalju di Musim Kemarau? Yuk, Intip Fenomena Embun Es yang Bikin Lautan Pasir Memutih!

Selasa, 16 Juli 2024 - 07:35 WIB
Ini bukan salju sungguhan, melainkan fenomena embun upas atau frost yang membeku akibat penurunan suhu ekstrem. Foto: Sindonews/Avirista Midaada
BROMO - Pemandangan magis Gunung Bromo yang diselimuti "salju" tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan wisatawan. Eits, tapi tunggu dulu, ini bukan salju sungguhan, melainkan fenomena embun upas atau frost yang membeku akibat penurunan suhu ekstrem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha BB-TNBTS menjelaskan, “penurunan suhu ekstrem di kawasan TNBTS dapat menyebabkan munculnya fenomena embun es, atau masyarakat lokal sering menyebutnya dengan embun upas di sejumlah titik."

Tercatat beberapa titik di kawasan TNBTS seperti di Lautan Pasir dan Savana Bromo embun upas atau frost muncul. Hal ini membuat kawasan Wisata Gunung Bromo seolah diselimuti salju.



"Kemunculan embun upas yang membeku menyerupai salju membuat kawasan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya tampak semakin eksotis. Pemandangan kawasan Lautan Pasir Gunung Bromo tampak memutih dan lebih menarik," jelasnya.

Fenomena ini terjadi saat suhu udara mencapai 5-9 derajat Celsius, biasanya pada pagi hari sebelum matahari terbit. Lautan Pasir dan Savana Bromo pun bertransformasi menjadi hamparan putih yang memukau, menambah pesona eksotis gunung berapi aktif ini.

Angin Muson Timur dan Puncak Kemarau: Resep 'Salju' di Bromo

Angin muson timur yang berhembus dari Benua Australia menjadi salah satu penyebab utama penurunan suhu drastis di Gunung Bromo. Ditambah lagi, saat ini kita sedang memasuki puncak musim kemarau, di mana suhu udara cenderung lebih dingin.

“Fenomena ini terjadi ketika suhu udara cukup dingin berkisar antara 5-9 derajat celsius, dan hanya dijumpai pada pagi hari, atau sebelum matahari terbit dengan sempurna. Embun upas akan menghilang saat matahari mulai meninggi,” ungkap Septi.



Diprediksi fenomena embun upas ini akan kian mudah dijumpai, mengingat ini belum puncak dari musim kemarau. Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca cenderung lebih dingin karena adanya penurunan suhu yang ekstrem.

"Puncak musim kemarau tahun 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus,"tukasnya.
(dan)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More