Peran Indonesia Sangat Penting untuk Perangi Perubahan Iklim
Jum'at, 19 Juli 2024 - 18:47 WIB
JAKARTA - Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-26 (COP26), merupakan momen penting dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Dan pasca kegiatan tersebut Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus mendorong langkah itu.
Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan banjir diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat Indonesia.
COP26 menghadirkan peluang bagi Indonesia untuk mengamankan dukungan keuangan dan teknologi dari negara-negara maju untuk membantu negara ini beradaptasi dengan perubahan iklim dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, Kadin Indonesia merupakan satu-satunya induk organisasi dunia industri dan usaha serta mitra strategis pemerintah.
''Alhamdulillah, kita telah bersama-sama melangkah maju dengan berbagai pencapaian yang membanggakan. Sebagai tolak ukur, sudah lebih dari 70% program kerja utama yang dirumuskan dalam Munas VIII tahun 2021 terselesaikan,” ujar Arsjad.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum Koordinator Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi, turut memaparkan kilas balik perjalanan Kadin Indonesia sejak 2021 hingga Juli 2024 ini, saat induk organisasi tersebut memperkenalkan konsep baru mengenai Kadin yang inklusif dan kolaboratif.
''Sementara, dukungan Kadin terhadap ekonomi berkelanjutan dan target emisi nol bersih (net zero emission), terus didorong untuk diwujudkan,"
COP26 dipandang sebagai langkah maju yang signifikan dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim.
Pakta Iklim Glasgow memberikan kerangka kerja yang ambisius untuk aksi iklim, dan kesepakatan lainnya yang dicapai di KTT tersebut merupakan langkah positif menuju implementasi kerangka kerja tersebut.
Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan di COP26. Negara-negara perlu mengambil tindakan nyata untuk mengurangi emisi mereka dan berinvestasi dalam energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan. Masyarakat sipil dan sektor swasta juga perlu memainkan peran dalam mendorong aksi iklim.
Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan di COP26. Semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, perlu bekerja sama untuk mengambil tindakan nyata untuk memerangi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca Juga
Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan banjir diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat Indonesia.
COP26 menghadirkan peluang bagi Indonesia untuk mengamankan dukungan keuangan dan teknologi dari negara-negara maju untuk membantu negara ini beradaptasi dengan perubahan iklim dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, Kadin Indonesia merupakan satu-satunya induk organisasi dunia industri dan usaha serta mitra strategis pemerintah.
''Alhamdulillah, kita telah bersama-sama melangkah maju dengan berbagai pencapaian yang membanggakan. Sebagai tolak ukur, sudah lebih dari 70% program kerja utama yang dirumuskan dalam Munas VIII tahun 2021 terselesaikan,” ujar Arsjad.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum Koordinator Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi, turut memaparkan kilas balik perjalanan Kadin Indonesia sejak 2021 hingga Juli 2024 ini, saat induk organisasi tersebut memperkenalkan konsep baru mengenai Kadin yang inklusif dan kolaboratif.
''Sementara, dukungan Kadin terhadap ekonomi berkelanjutan dan target emisi nol bersih (net zero emission), terus didorong untuk diwujudkan,"
COP26 dipandang sebagai langkah maju yang signifikan dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim.
Pakta Iklim Glasgow memberikan kerangka kerja yang ambisius untuk aksi iklim, dan kesepakatan lainnya yang dicapai di KTT tersebut merupakan langkah positif menuju implementasi kerangka kerja tersebut.
Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan di COP26. Negara-negara perlu mengambil tindakan nyata untuk mengurangi emisi mereka dan berinvestasi dalam energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan. Masyarakat sipil dan sektor swasta juga perlu memainkan peran dalam mendorong aksi iklim.
Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan di COP26. Semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, perlu bekerja sama untuk mengambil tindakan nyata untuk memerangi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
(wbs)
tulis komentar anda