Riset Terbaru Vonis ERV Mutasi Genetik Kanker Pertama
Senin, 29 Juli 2024 - 07:38 WIB
PARIS - Penelitian terbaru yang menghubungkan virus purba, khususnya retrovirus endogen (ERV), dengan perkembangan kanker merupakan terobosan yang sangat signifikan dalam dunia medis.
BACA JUGA - Menyusui Dapat Turunkan Risiko Kanker Ovarium
Seperti dilansir dari Science Alert, selama ini, kita telah memahami bahwa mutasi genetik memainkan peran utama dalam pembentukan sel kanker.
Namun, studi terbaru ini memperluas pemahaman kita dengan menunjukkan bahwa faktor eksternal, seperti virus purba yang tertanam dalam genom kita, juga dapat menjadi pemicu utama.
Aktivasi Gen Kanker: ERV yang tertidur dapat diaktifkan kembali dalam kondisi tertentu, seperti ketika sistem kekebalan tubuh melemah atau ketika terjadi kerusakan DNA.
Aktivasi ini dapat memicu ekspresi gen-gen yang terkait dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, ciri khas sel kanker.
Interaksi dengan Gen Seluler: ERV dapat berinteraksi dengan gen-gen seluler kita, mengubah fungsinya dan berkontribusi pada perkembangan kanker. Misalnya, ERV dapat mengganggu mekanisme perbaikan DNA atau menghambat kematian sel yang terprogram.
Pemahaman baru ini membuka pintu bagi pengembangan terapi kanker yang lebih efektif. Beberapa potensi implikasi antara lain:
ERV dapat menjadi target baru untuk pengobatan kanker. Dengan menghambat aktivitas ERV atau mencegah aktivasinya, kita dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Mengetahui peran ERV dalam perkembangan kanker dapat membantu kita mengembangkan strategi pencegahan yang lebih baik, seperti vaksin atau terapi gen.
Memahami profil ERV pada pasien kanker dapat membantu dalam diagnosis yang lebih akurat dan personalisasi pengobatan.
Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih kompleks tentang asal-usul dan perkembangan kanker. Dengan memahami peran virus purba dalam proses ini, kita dapat membuka jalan menuju pengobatan kanker yang lebih efektif dan personal.
BACA JUGA - Menyusui Dapat Turunkan Risiko Kanker Ovarium
Seperti dilansir dari Science Alert, selama ini, kita telah memahami bahwa mutasi genetik memainkan peran utama dalam pembentukan sel kanker.
Namun, studi terbaru ini memperluas pemahaman kita dengan menunjukkan bahwa faktor eksternal, seperti virus purba yang tertanam dalam genom kita, juga dapat menjadi pemicu utama.
Aktivasi Gen Kanker: ERV yang tertidur dapat diaktifkan kembali dalam kondisi tertentu, seperti ketika sistem kekebalan tubuh melemah atau ketika terjadi kerusakan DNA.
Aktivasi ini dapat memicu ekspresi gen-gen yang terkait dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, ciri khas sel kanker.
Interaksi dengan Gen Seluler: ERV dapat berinteraksi dengan gen-gen seluler kita, mengubah fungsinya dan berkontribusi pada perkembangan kanker. Misalnya, ERV dapat mengganggu mekanisme perbaikan DNA atau menghambat kematian sel yang terprogram.
Pemahaman baru ini membuka pintu bagi pengembangan terapi kanker yang lebih efektif. Beberapa potensi implikasi antara lain:
ERV dapat menjadi target baru untuk pengobatan kanker. Dengan menghambat aktivitas ERV atau mencegah aktivasinya, kita dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Mengetahui peran ERV dalam perkembangan kanker dapat membantu kita mengembangkan strategi pencegahan yang lebih baik, seperti vaksin atau terapi gen.
Memahami profil ERV pada pasien kanker dapat membantu dalam diagnosis yang lebih akurat dan personalisasi pengobatan.
Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih kompleks tentang asal-usul dan perkembangan kanker. Dengan memahami peran virus purba dalam proses ini, kita dapat membuka jalan menuju pengobatan kanker yang lebih efektif dan personal.
(wbs)
tulis komentar anda