Dua Astronot yang Terjebak di Luar Angkasa Akan Dijemput Tahun Depan
Jum'at, 09 Agustus 2024 - 22:00 WIB
Starliner telah berlabuh di ISS selama 63 hari dari maksimal 90 hari yang dapat ditempatinya, dan diparkir di tempat yang sama yang harus digunakan Crew Dragon untuk mengirimkan kru astronot berikutnya.
Pada Selasa dini hari pekan ini, NASA, menggunakan roket SpaceX dan kapsul Northrop Grumman, mengirimkan pasokan makanan dan perlengkapan rutin ke stasiun, termasuk pakaian tambahan untuk Wilmore dan Williams.
Misi berisiko tinggi Starliner berupa tes akhir yang diperlukan sebelum NASA dapat mensertifikasi pesawat ruang angkasa tersebut untuk penerbangan astronot rutin ke dan dari ISS. Crew Dragon menerima persetujuan NASA untuk penerbangan astronot pada tahun 2020.
Pengembangan Starliner telah tertunda oleh masalah manajemen dan banyak masalah teknik. Uji sekuritas memerlihatkan Boeing mengeluarkan biaya sebesar 1,6 miliar dollar AS atau Rp 25,5 triliun sejak 2016, termasuk 125 juta dollar AS dari misi uji coba Starliner saat ini.
Pekan ini, Program Awak Komersial NASA yang mengawasi Starliner mengadakan pertemuan yang tidak menyepakati rencana untuk menerima data pengujian Boeing dan menggunakan Starliner untuk membawa para astronot pulang.
"Kami tidak melakukan jajak pendapat dengan cara yang menghasilkan kesimpulan," kata kepala Program Awak Komersial Steve Stich.
"Kami mendengar dari banyak orang yang memiliki kekhawatiran, dan keputusannya tidak jelas," tambah Ken Bowersox, kepala operasi luar angkasa NASA.
Meskipun belum ada keputusan tentang penggunaan Starliner atau Crew Dragon, NASA telah memberi Boeing lebih banyak waktu untuk melakukan pengujian dan mengumpulkan lebih banyak data untuk membangun kasus yang lebih baik untuk memercayai Starliner. NASA berharap dapat memutuskan pekan depan.
Pada Selasa dini hari pekan ini, NASA, menggunakan roket SpaceX dan kapsul Northrop Grumman, mengirimkan pasokan makanan dan perlengkapan rutin ke stasiun, termasuk pakaian tambahan untuk Wilmore dan Williams.
Misi berisiko tinggi Starliner berupa tes akhir yang diperlukan sebelum NASA dapat mensertifikasi pesawat ruang angkasa tersebut untuk penerbangan astronot rutin ke dan dari ISS. Crew Dragon menerima persetujuan NASA untuk penerbangan astronot pada tahun 2020.
Pengembangan Starliner telah tertunda oleh masalah manajemen dan banyak masalah teknik. Uji sekuritas memerlihatkan Boeing mengeluarkan biaya sebesar 1,6 miliar dollar AS atau Rp 25,5 triliun sejak 2016, termasuk 125 juta dollar AS dari misi uji coba Starliner saat ini.
Kekhawatiran di NASA
Pekan ini, Program Awak Komersial NASA yang mengawasi Starliner mengadakan pertemuan yang tidak menyepakati rencana untuk menerima data pengujian Boeing dan menggunakan Starliner untuk membawa para astronot pulang.
"Kami tidak melakukan jajak pendapat dengan cara yang menghasilkan kesimpulan," kata kepala Program Awak Komersial Steve Stich.
"Kami mendengar dari banyak orang yang memiliki kekhawatiran, dan keputusannya tidak jelas," tambah Ken Bowersox, kepala operasi luar angkasa NASA.
Meskipun belum ada keputusan tentang penggunaan Starliner atau Crew Dragon, NASA telah memberi Boeing lebih banyak waktu untuk melakukan pengujian dan mengumpulkan lebih banyak data untuk membangun kasus yang lebih baik untuk memercayai Starliner. NASA berharap dapat memutuskan pekan depan.
tulis komentar anda