Dua Astronot yang Terjebak di Luar Angkasa Akan Dijemput Tahun Depan

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 22:00 WIB
loading...
Dua Astronot yang Terjebak...
Butch Wilmore dan Suni Williams terjebak di stasiun luar angkasa internasional dan tidak bisa pulang. Foto/The Weather Network
A A A
AMERIKA - Dua astronot AS yang dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada Juni 2024 terjebak di luar angkasa. Mereka diperkirakan baru bisa kembali ke Bumi pada 2025 mendatang.

Pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing awalnya mengantarkan mereka ke luar angkasa. Namun, masalah teknis menyebabkan penjemputan kedua astronot AS dilakukan dengan kapsul Crew Dragon milik SpaceX pada Februari 2025.

The Weather Network melansir, Jumat (9/8/2024) NASA telah mendiskusikan rencana penjemputan bersama pihak SpaceX. Momen itu akan dilakukan pada peluncuran Crew Dragon mendatang. Dua kursi akan dikosongkan untuk menjemput astronot NASA Butch Wilmore dan Suni Williams yang menjadi kru pertama yang terbang dengan kapsul Starliner milik Boeing.

Misi uji coba para astronot bersama Starlinet ini awalnya diperkirakan berlangsung sekitar delapan hari. Nahasnya, perjalanan mereka diperpanjang karena masalah pada sistem propulsi Starliner.

"Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengonfigurasi Starliner untuk kembali tanpa awak," ujar juru bicara Boeing saat menanggapi NASA yang memutuskan untuk mengubah misi Starliner.

Kegagalan pendorong Starliner ke stasiun ISS dan temuan beberapa kebocoran helium yang digunakan untuk memberi tekanan pada pendorong tersebut membuat Boeing memulai pengujian untuk memahami penyebabnya dan mengajukan perbaikan kepada NASA.



Data uji terbaru telah menimbulkan ketidaksepakatan dan perdebatan di internal NASA tentang apakah akan menerima risiko kembalinya Starliner ke Bumi atau membuat keputusan untuk menggunakan Crew Dragon sebagai gantinya.

Menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceX untuk mengembalikan astronot yang direncanakan Boeing untuk dibawa kembali dengan Starliner akan menjadi pukulan besar bagi raksasa kedirgantaraan yang telah berjuang selama bertahun-tahun untuk bersaing dengan SpaceX dan Crew Dragon yang lebih berpengalaman.

Starliner telah berlabuh di ISS selama 63 hari dari maksimal 90 hari yang dapat ditempatinya, dan diparkir di tempat yang sama yang harus digunakan Crew Dragon untuk mengirimkan kru astronot berikutnya.

Pada Selasa dini hari pekan ini, NASA, menggunakan roket SpaceX dan kapsul Northrop Grumman, mengirimkan pasokan makanan dan perlengkapan rutin ke stasiun, termasuk pakaian tambahan untuk Wilmore dan Williams.

Misi berisiko tinggi Starliner berupa tes akhir yang diperlukan sebelum NASA dapat mensertifikasi pesawat ruang angkasa tersebut untuk penerbangan astronot rutin ke dan dari ISS. Crew Dragon menerima persetujuan NASA untuk penerbangan astronot pada tahun 2020.

Pengembangan Starliner telah tertunda oleh masalah manajemen dan banyak masalah teknik. Uji sekuritas memerlihatkan Boeing mengeluarkan biaya sebesar 1,6 miliar dollar AS atau Rp 25,5 triliun sejak 2016, termasuk 125 juta dollar AS dari misi uji coba Starliner saat ini.


Kekhawatiran di NASA


Pekan ini, Program Awak Komersial NASA yang mengawasi Starliner mengadakan pertemuan yang tidak menyepakati rencana untuk menerima data pengujian Boeing dan menggunakan Starliner untuk membawa para astronot pulang.

"Kami tidak melakukan jajak pendapat dengan cara yang menghasilkan kesimpulan," kata kepala Program Awak Komersial Steve Stich.

"Kami mendengar dari banyak orang yang memiliki kekhawatiran, dan keputusannya tidak jelas," tambah Ken Bowersox, kepala operasi luar angkasa NASA.

Meskipun belum ada keputusan tentang penggunaan Starliner atau Crew Dragon, NASA telah memberi Boeing lebih banyak waktu untuk melakukan pengujian dan mengumpulkan lebih banyak data untuk membangun kasus yang lebih baik untuk memercayai Starliner. NASA berharap dapat memutuskan pekan depan.

NASA pada awal pekan ini menunda lebih dari sebulan misi Crew Dragon berikutnya milik SpaceX. Penerbangan rutin bernama Crew-9 diharapkan akan mengirim tiga astronot NASA dan seorang kosmonot Rusia ke ISS.



Kepala program ISS NASA mengatakan badan tersebut belum memutuskan astronot mana yang akan mereka tarik dari misi untuk Wilmore dan Williams jika diperlukan.

Pengujian Boeing sejauh ini menunjukkan bahwa empat jet Starliner gagal karena terlalu panas dan mati secara otomatis, sementara pendorong lain yang dinyalakan kembali selama pengujian tampak lebih lemah dari biasanya karena adanya beberapa batasan pada propelan mereka.

Tes darat pada akhir Juli di White Sands Missile Range di New Mexico mengungkapkan bahwa overheating pendorong menyebabkan segel teflon melengkung, mencekik tabung propelan untuk pendorong dan dengan demikian melemahkan dorongan mereka.

"Saya akan mengatakan, meningkatkan tingkat ketidaknyamanan, dan tidak memiliki pemahaman penuh tentang dari apa yang terjadi," kata Stich, menggambarkan mengapa NASA sekarang tampaknya lebih bersedia untuk membahas kemungkinan darurat Crew Dragon setelah sebelumnya meremehkan prospek seperti itu.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1743 seconds (0.1#10.140)