3 Senjata Iran yang Paling Ditakuti Israel, Ada Rudal Sejjil dan Kapal Ghadir
Rabu, 04 September 2024 - 17:59 WIB
Kapal selam ini tidak berkualitas tinggi, tetapi, seperti sering terjadi dengan kapabilitas angkatan laut Iran, kuantitas penting. Iran memiliki setidaknya 20 kapal selam kelas Ghadir dibandingkan dengan kurang dari beberapa kapal selam jenis lainnya.
Jumlah ini penting untuk bagaimana Iran akan menggunakan kapal selam kelas Ghadir dalam konflik apa pun. Seperti yang dijelaskan Chris Harmer, ahli militer Iran di ISW bahwa kapal selam yang paling tenang di dunia adalah yang beristirahat di dasar laut berpasir. Begitulah cara Iran akan menggunakan Ghadir, keluarkan dari pelabuhan, tenggelam ke dasar Teluk Persia yang dangkal, beristirahat di dasar berpasir, dan menunggu sasaran datang.
Rudal anti-kapal Khalij-e Fars (ASBM) adalah komponen berharga lainnya dari kapabilitas angkatan laut asimetris Iran. Sering disebut sebagai pembunuh kapal induk, Khalij-e Fars adalah rudal balistik anti-kapal berbahan bakar padat, supersonik dengan jangkauan 300 km saat membawa muatan 650-kg.
Rudal ini berbasis pada Fateh-110, rudal permukaan-ke-permukaan berbahan bakar padat tahap tunggal yang pertama kali diuji Iran pada tahun 2002 (Fateh-100 berbasis pada DF-11A buatan China).
Khalij-e Fars merupakan rudal paling canggih milik Angkatan Laut IRGC. Fitur khas dari rudal ini terletak pada kecepatan supersonik dan trajektorinya. Sementara rudal lain sebagian besar bergerak pada kecepatan subsonik dan dengan gaya jelajah, Khalij-e Fars bergerak secara vertikal setelah peluncuran, bergerak dengan kecepatan supersonik, menemukan sasaran melalui program pintar, mengunci sasaran dan mengenai sasaran.
Khalij-e Fars pertama kali diuji pada tahun 2011 dan telah diuji secara berkala sejak saat itu. Iran mengklaim uji kedua ASBM pada Juli 2012 mengenai kapal yang bergerak dengan tingkat akurasi 30 meter. Pada tahun berikutnya, Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Aerospace Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), mengklaim Iran telah meningkatkan akurasi rudal dari 30 meter menjadi 8,5 meter.
Fars News Agency, yang dekat dengan IRGC, secara blak-blakan menyatakan rudal ini dirancang untuk menghancurkan sasaran dan kekuatan musuh di laut. Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Majid Bokayee bahkan membanggakan rudal ini mengakibatkan mundurnya armada angkatan laut AS di Teluk Persia setelah uji pertama.
Jumlah ini penting untuk bagaimana Iran akan menggunakan kapal selam kelas Ghadir dalam konflik apa pun. Seperti yang dijelaskan Chris Harmer, ahli militer Iran di ISW bahwa kapal selam yang paling tenang di dunia adalah yang beristirahat di dasar laut berpasir. Begitulah cara Iran akan menggunakan Ghadir, keluarkan dari pelabuhan, tenggelam ke dasar Teluk Persia yang dangkal, beristirahat di dasar berpasir, dan menunggu sasaran datang.
3. Rudal Khalij-e Fars
Rudal anti-kapal Khalij-e Fars (ASBM) adalah komponen berharga lainnya dari kapabilitas angkatan laut asimetris Iran. Sering disebut sebagai pembunuh kapal induk, Khalij-e Fars adalah rudal balistik anti-kapal berbahan bakar padat, supersonik dengan jangkauan 300 km saat membawa muatan 650-kg.
Rudal ini berbasis pada Fateh-110, rudal permukaan-ke-permukaan berbahan bakar padat tahap tunggal yang pertama kali diuji Iran pada tahun 2002 (Fateh-100 berbasis pada DF-11A buatan China).
Khalij-e Fars merupakan rudal paling canggih milik Angkatan Laut IRGC. Fitur khas dari rudal ini terletak pada kecepatan supersonik dan trajektorinya. Sementara rudal lain sebagian besar bergerak pada kecepatan subsonik dan dengan gaya jelajah, Khalij-e Fars bergerak secara vertikal setelah peluncuran, bergerak dengan kecepatan supersonik, menemukan sasaran melalui program pintar, mengunci sasaran dan mengenai sasaran.
Khalij-e Fars pertama kali diuji pada tahun 2011 dan telah diuji secara berkala sejak saat itu. Iran mengklaim uji kedua ASBM pada Juli 2012 mengenai kapal yang bergerak dengan tingkat akurasi 30 meter. Pada tahun berikutnya, Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Aerospace Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), mengklaim Iran telah meningkatkan akurasi rudal dari 30 meter menjadi 8,5 meter.
Fars News Agency, yang dekat dengan IRGC, secara blak-blakan menyatakan rudal ini dirancang untuk menghancurkan sasaran dan kekuatan musuh di laut. Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Majid Bokayee bahkan membanggakan rudal ini mengakibatkan mundurnya armada angkatan laut AS di Teluk Persia setelah uji pertama.
(msf)
tulis komentar anda