3 Senjata Iran yang Paling Ditakuti Israel, Ada Rudal Sejjil dan Kapal Ghadir

Rabu, 04 September 2024 - 17:59 WIB
loading...
3 Senjata Iran yang...
Rudal anti-kapal Khalij-e Fars merupakan komponen utama angkatan laut Iran. Foto/Media.moddb
A A A
JAKARTA - Iran saat ini menjadi ancaman terbesar bagi Israel. Ancaman yang dihadirkan bukan sekadar gertakan biasa lantaran Negeri Para Mullah itu memiliki banyak senjata mematikan serta militer modern dengan pasukan berskala besar.

Iran secara terang-terangan menyatakan perang terhadap Israel akibat tindakan zionis membunuh ribuan warga Palestina di Gaza dan kota-kota lain. Serangan ratusan misil telah diluncurkan beberapa waktu lalu dan kemungkinan ancaman serupa akan datang dalam waktu dekat menyusul insiden pembunuhan terhadap para petinggi militer Iran serta pimpinan Hamas Ismail Haniyeh.

Ismail Haniyeh yang menjadi tamu Iran tewas dalam serangan udara di wisma veteran perang yang dikelola oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Teheran pada Rabu, 31 Juli 2024.

Meski didukung AS dan memiliki persenjataan canggih, Israel tetap ketar-ketir menghadapi ancaman Iran. Dari sisi militer, Iran menerapkan doktrin militer berbasis pencegahan yang didasarkan pada tiga jenis kapabilitas. Yaitu persenjataan rudal balistik, perang angkatan laut asimetris (terutama ancaman menutup Selat Hormuz), serta menjalin relasi dengan kelompok militan non-negara seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman.



The National Interest melaporkan, Iran telah mengembangkan berbagai persenjataan mematikan dengan jangkauan luas serta skala kerusakan dahsyat secara domestik. Dari berbagai senjata yang dikembangkan, berikut deretan senjata Iran yang paling ditakuti Israel :

1. Rudal Sejjil


Kekuatan militer Iran yang paling menonjol adalah persenjataan rudal balistik. Di antaranya adalah rudal Shahab, yang paling terkenal. Namun, Sejjil-1 dan versi terbarunya seperti Sejjil-2 menjadi senjata Iran yang paling ditakuti Israel.

Sejjil-1 adalah rudal balistik jarak menengah dengan dua tahap yang pertama kali diuji Iran pada tahun 2008. Tidak seperti rudal Shahab, rudal Sejjil-1 menggunakan bahan bakar padat, yang sangat mengurangi waktu peluncurannya dan meningkatkan mobilitasnya.

Dalam kesaksian di Kongres pada November 2009, Sekretaris Pertahanan AS saat itu, Robert Gates, mengatakan Rudal Sejjil akan memiliki jangkauan sekitar 2.000 hingga 2.500 kilometer. Informasi ini konsisten dengan jangkauan yang diberikan oleh pejabat Iran seperti Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mustafa Mohammad.

Pada jangkauan ini, Sejjil-1 dapat mengirimkan muatan peledak 750 Kg ke Israel dan bahkan beberapa bagian Eropa Tenggara. Diperkirakan bahwa suatu saat ini bisa menjadi muatan nuklir.

Sejjil-2 pertama kali diuji pada 2009 dan kemungkinan masih dalam pengembangan. Menurut Global Security, Sejjil-2 memiliki kemampuan jangkauan yang terbukti sebesar 2.510 kilometer dengan desain kendaraan hulu ledak tri-konik seberat 650 kilogram. Ini juga dapat membawa hulu ledak seberat 1.000 kilogram hingga 2.000 kilometer.

Kemampuan terbesar Sejjil-2 adalah akurasi, sesuatu yang selama ini kurang dimiliki rudal balistik Iran. Pejabat pertahanan Iran mengatakan dibandingkan dengan Sejjil-1, Sejjil-2 dilengkapi dengan sistem navigasi baru serta sensor yang canggih dan presisi.


2. Kapal Selam Kelas Ghadir


Ancaman terbesar Iran adalah kemampuannya untuk menganggu rantai pengiriman minyak di Selat Hormuz, yang dilalui sekitar 20 persen dari pasokan minyak global dalam perjalanannya ke pasar, termasuk ke Israel. AS ditaksir telah menghabiskan sekitar USD8 triliun untuk melindungi Selat Hormuz sejak 1976.

Kapal selam akan sangat berharga bagi Iran jika mencoba menutup Selat Hormuz. Seperti yang dijelaskan oleh Institute for the Study of War (ISW). “Di perairan sempit dan dangkal Teluk Arab, kemampuan untuk menyebarkan kapal selam secara efektif mengancam kapal permukaan yang terperangkap dalam Jalur Komunikasi Laut yang sempit.” Jalur SLOC yang sempit ini memaksa kapal militer dan komersial untuk mengikuti rute yang dapat diprediksi, menjadikannya sasaran empuk bagi kapal selam.

Iran memiliki berbagai jenis kapal selam, tetapi armada kapal selam kecil kelas Ghadir seberat 150 ton yang terus di-upgrade kemampuannya akan sangat mematikan dalam konflik apa pun. Varian dari kapal selam kelas Yugo dan Sango Korea Utara, ukuran kecil dan tanda akustik kelas Ghadir membuatnya sangat sulit dideteksi dan dilacak.

Setiap kapal selam dilengkapi dengan dua tabung 533-mm untuk menembakkan torpedo, mampu meletakkan ranjau, dan, menurut media Iran, bisa digunakan untuk mengangkut dan menyusupkan pasukan khusus ke wilayah musuh.

Kapal selam ini tidak berkualitas tinggi, tetapi, seperti sering terjadi dengan kapabilitas angkatan laut Iran, kuantitas penting. Iran memiliki setidaknya 20 kapal selam kelas Ghadir dibandingkan dengan kurang dari beberapa kapal selam jenis lainnya.

Jumlah ini penting untuk bagaimana Iran akan menggunakan kapal selam kelas Ghadir dalam konflik apa pun. Seperti yang dijelaskan Chris Harmer, ahli militer Iran di ISW bahwa kapal selam yang paling tenang di dunia adalah yang beristirahat di dasar laut berpasir. Begitulah cara Iran akan menggunakan Ghadir, keluarkan dari pelabuhan, tenggelam ke dasar Teluk Persia yang dangkal, beristirahat di dasar berpasir, dan menunggu sasaran datang.

3. Rudal Khalij-e Fars


Rudal anti-kapal Khalij-e Fars (ASBM) adalah komponen berharga lainnya dari kapabilitas angkatan laut asimetris Iran. Sering disebut sebagai pembunuh kapal induk, Khalij-e Fars adalah rudal balistik anti-kapal berbahan bakar padat, supersonik dengan jangkauan 300 km saat membawa muatan 650-kg.

Rudal ini berbasis pada Fateh-110, rudal permukaan-ke-permukaan berbahan bakar padat tahap tunggal yang pertama kali diuji Iran pada tahun 2002 (Fateh-100 berbasis pada DF-11A buatan China).

Khalij-e Fars merupakan rudal paling canggih milik Angkatan Laut IRGC. Fitur khas dari rudal ini terletak pada kecepatan supersonik dan trajektorinya. Sementara rudal lain sebagian besar bergerak pada kecepatan subsonik dan dengan gaya jelajah, Khalij-e Fars bergerak secara vertikal setelah peluncuran, bergerak dengan kecepatan supersonik, menemukan sasaran melalui program pintar, mengunci sasaran dan mengenai sasaran.

Khalij-e Fars pertama kali diuji pada tahun 2011 dan telah diuji secara berkala sejak saat itu. Iran mengklaim uji kedua ASBM pada Juli 2012 mengenai kapal yang bergerak dengan tingkat akurasi 30 meter. Pada tahun berikutnya, Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Aerospace Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), mengklaim Iran telah meningkatkan akurasi rudal dari 30 meter menjadi 8,5 meter.

Fars News Agency, yang dekat dengan IRGC, secara blak-blakan menyatakan rudal ini dirancang untuk menghancurkan sasaran dan kekuatan musuh di laut. Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Majid Bokayee bahkan membanggakan rudal ini mengakibatkan mundurnya armada angkatan laut AS di Teluk Persia setelah uji pertama.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2046 seconds (0.1#10.140)