Kematian Massal Kelelawar di AS Dikaitkan dengan Tewasnya 1.000 Bayi Manusia

Minggu, 22 September 2024 - 19:56 WIB
Kelelawar . FOTO/ IFL SCIENCE
NEW YORK - Kematian massal kelelawar di AS akibat sindrom hidung putih ternyata memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.

BACA JUGA - Kelelawar Buah, Kunci Obat Penyembuh Diabete

Studi terbaru menunjukkan bahwa hilangnya kelelawar, yang berfungsi sebagai pengendali alami hama, telah berkontribusi pada lebih dari 1.000 kematian bayi manusia.



Ketika populasi kelelawar menurun, penggunaan pestisida meningkat, yang berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Eyal Frank, penulis studi dan ekonom ekologi di Universitas Chicago, menjelaskan bahwa meskipun kelelawar sering dipandang negatif, mereka sebenarnya memainkan peran vital dalam ekosistem dengan mengontrol populasi serangga.

.

“Kelelawar telah mendapatkan reputasi buruk sebagai sesuatu yang harus ditakuti, terutama setelah adanya laporan tentang kemungkinan kaitannya dengan asal-usul [dari] COVID-19 ,” kata penulis studi tersebut Eyal Frank, seorang ekonom ekologi di Universitas Chicago seperti dilansir dari Scient Alert.

Penurunan mereka tidak hanya merugikan ekosistem tetapi juga dapat mengancam keselamatan manusia.

Penemuan ini menyoroti pentingnya melestarikan kelelawar dan memahami peran mereka dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More