IEA Pastikan Target Sumber Energi Terbarukan Tidak Akan Tercapai hingga 2030
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 15:22 WIB
LONDON - Sumber energi terbarukan yang tengah digaungkan diperkirakan akan memenuhi hampir setengah dari seluruh kebutuhan listrik pada akhir dekade ini.
Namun masih belum mencapai target Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan kapasitas hingga tiga kali lipat guna mengurangi emisi karbon, menurut laporan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA).
Menurut IEA dalam laporannya "IEA Renewables 2024", dunia akan menambah lebih dari 5.500 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan antara saat ini hingga 2030, hampir tiga kali lipat peningkatan antara 2017 dan 2023.
IEA mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut setara dengan gabungan kapasitas listrik China, Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat saat ini. Namun, jumlah penambahan itu tidak cukup untuk memenuhi target yang ditetapkan pada konferensi iklim COP28 PBB.
Agar kapasitas dunia meningkat tiga kali lipat, pemerintah perlu mengintensifkan upaya untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.
IEA mengatakan hal tersebut memerlukan pembangunan dan modernisasi jaringan listrik sepanjang 25 juta kilometer dan mencapai kapasitas penyimpanan sebesar 1.500 GW pada 2030.
Panel surya (PV) diperkirakan akan menyumbang 80 persen dari pertumbuhan kapasitas energi terbarukan pada 2030. Sektor pembangkit listrik tenaga angin juga diperkirakan akan pulih dan laju ekspansinya akan meningkat dua kali lipat pada 2030 dibandingkan dengan 2017-2023.
Kapasitas produksi tenaga surya global diperkirakan akan mencapai lebih dari 1.100 GW pada akhir 2024, lebih dari dua kali lipat perkiraan permintaan pada saat itu. Pasokan yang berlimpah tersebut, tidak hanya membantu menurunkan harga modul surya, tetapi juga menyebabkan banyak produsen mengalami kerugian finansial yang besar, tambah laporan itu.
Namun masih belum mencapai target Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan kapasitas hingga tiga kali lipat guna mengurangi emisi karbon, menurut laporan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA).
Menurut IEA dalam laporannya "IEA Renewables 2024", dunia akan menambah lebih dari 5.500 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan antara saat ini hingga 2030, hampir tiga kali lipat peningkatan antara 2017 dan 2023.
IEA mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut setara dengan gabungan kapasitas listrik China, Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat saat ini. Namun, jumlah penambahan itu tidak cukup untuk memenuhi target yang ditetapkan pada konferensi iklim COP28 PBB.
Agar kapasitas dunia meningkat tiga kali lipat, pemerintah perlu mengintensifkan upaya untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.
IEA mengatakan hal tersebut memerlukan pembangunan dan modernisasi jaringan listrik sepanjang 25 juta kilometer dan mencapai kapasitas penyimpanan sebesar 1.500 GW pada 2030.
Panel surya (PV) diperkirakan akan menyumbang 80 persen dari pertumbuhan kapasitas energi terbarukan pada 2030. Sektor pembangkit listrik tenaga angin juga diperkirakan akan pulih dan laju ekspansinya akan meningkat dua kali lipat pada 2030 dibandingkan dengan 2017-2023.
Kapasitas produksi tenaga surya global diperkirakan akan mencapai lebih dari 1.100 GW pada akhir 2024, lebih dari dua kali lipat perkiraan permintaan pada saat itu. Pasokan yang berlimpah tersebut, tidak hanya membantu menurunkan harga modul surya, tetapi juga menyebabkan banyak produsen mengalami kerugian finansial yang besar, tambah laporan itu.
tulis komentar anda