Identik dengan Nabi Musa, Keanehan di Laut Merah Kembali Ditemukan
Selasa, 22 Oktober 2024 - 20:54 WIB
"Kolam air garam laut dalam merupakan analogi yang bagus untuk Bumi purba dan, meskipun tidak mengandung oksigen dan sangat asin, kolam tersebut dipenuhi dengan komunitas kaya yang disebut mikroba 'ekstrofil'," kata Purkis.
"Mempelajari komunitas ini memungkinkan kita untuk melihat sekilas kondisi tempat kehidupan pertama kali muncul di planet kita, dan mungkin dapat mengarahkan pencarian kehidupan di 'dunia air' lain di tata surya kita dan sekitarnya," tambahnya.
"Jika itu saja tidak cukup, kolam-kolam tersebut juga dapat menghasilkan penemuan-penemuan mikroba yang dapat mengarah pada pengembangan obat-obatan baru," kata Purkis lebih lanjut.
"Molekul dengan sifat antibakteri dan antikanker sebelumnya telah diisolasi dari mikroba laut dalam yang hidup di kolam air garam," tambahnya.
Di seluruh dunia, para ilmuwan hanya menemukan beberapa lusin kolam air garam laut dalam, yang ukurannya berkisar dari beberapa ribu kaki persegi hingga sekitar satu mil persegi (2,6 kilometer persegi), menurut Live Science.
Kolam langka ini sejauh ini hanya ditemukan di tiga perairan - Teluk Meksiko, Laut Mediterania, dan Laut Merah.
Jumlah danau semacam itu terbanyak terdapat di Laut Merah, yang diyakini berasal dari pelarutan kantong-kantong mineral yang diendapkan pada zaman Miosen.
Seperti diketahui, atas izin Allah SWT, Nabi Musa AS dikisahkan membelah Laut Merah dan berhasil menyelamatkan kaumnya dari Fir'aun. Dikutip dari The Guardian, studi membuktikan mukjizat tersebut bukan hal yang sepenuhnya mustahil. Namun perlu kekuatan dan pengaturan tepat hingga keajaiban bisa terjadi, yang sepenuhnya merupakan kuasa Allah SWT.
Peneliti dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) and the University of Colorado at Boulder (CU) membuktikannya dengan permodelan komputer. Ilmuwan menggunakan variasi kekuatan ombak dan angin hingga bisa menyediakan tanah kering yang bisa dilewati kaum Nabi Musa AS.
"Laut yang membelah bisa dimengerti melalui pergerakan air yang dinamis. Kekuatan angin menggerakkan air sesuai dengan hukum fisika, menciptakan areal yang aman dilewati dengan air di kedua sisi. Kemudian air kembali lagi ke tempatnya semula," kata pimpinan riset Carl Drews.
"Mempelajari komunitas ini memungkinkan kita untuk melihat sekilas kondisi tempat kehidupan pertama kali muncul di planet kita, dan mungkin dapat mengarahkan pencarian kehidupan di 'dunia air' lain di tata surya kita dan sekitarnya," tambahnya.
"Jika itu saja tidak cukup, kolam-kolam tersebut juga dapat menghasilkan penemuan-penemuan mikroba yang dapat mengarah pada pengembangan obat-obatan baru," kata Purkis lebih lanjut.
"Molekul dengan sifat antibakteri dan antikanker sebelumnya telah diisolasi dari mikroba laut dalam yang hidup di kolam air garam," tambahnya.
Di seluruh dunia, para ilmuwan hanya menemukan beberapa lusin kolam air garam laut dalam, yang ukurannya berkisar dari beberapa ribu kaki persegi hingga sekitar satu mil persegi (2,6 kilometer persegi), menurut Live Science.
Kolam langka ini sejauh ini hanya ditemukan di tiga perairan - Teluk Meksiko, Laut Mediterania, dan Laut Merah.
Jumlah danau semacam itu terbanyak terdapat di Laut Merah, yang diyakini berasal dari pelarutan kantong-kantong mineral yang diendapkan pada zaman Miosen.
Seperti diketahui, atas izin Allah SWT, Nabi Musa AS dikisahkan membelah Laut Merah dan berhasil menyelamatkan kaumnya dari Fir'aun. Dikutip dari The Guardian, studi membuktikan mukjizat tersebut bukan hal yang sepenuhnya mustahil. Namun perlu kekuatan dan pengaturan tepat hingga keajaiban bisa terjadi, yang sepenuhnya merupakan kuasa Allah SWT.
Peneliti dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) and the University of Colorado at Boulder (CU) membuktikannya dengan permodelan komputer. Ilmuwan menggunakan variasi kekuatan ombak dan angin hingga bisa menyediakan tanah kering yang bisa dilewati kaum Nabi Musa AS.
"Laut yang membelah bisa dimengerti melalui pergerakan air yang dinamis. Kekuatan angin menggerakkan air sesuai dengan hukum fisika, menciptakan areal yang aman dilewati dengan air di kedua sisi. Kemudian air kembali lagi ke tempatnya semula," kata pimpinan riset Carl Drews.
tulis komentar anda