Kamera Trap Bongkar Rahasia Macan Tutul Jawa di Bromo, Ada Apa Ya?
Jum'at, 24 Januari 2025 - 09:01 WIB
"Kita baru mengumpulkan foto-fotonya dulu, jenis kucing itu anakan itu ada masa sapih, sampai berapa bulan. (Secara kebiasaan macan tutul) Setelah remaja dia mulai belajar mandiri, dan mencari jelajah sendiri, prinsipnya semua jenis kucing basisnya areanya teritori, kemudian individu - individu itu punya cover area masing-masing," paparnya.
Tapi dari data kasar yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan perjumpaan di kamera trap, serta patroli di kawasan memang diduga ada 24 ekor macan tutul Jawa, selama kurun waktu 2015 hingga 2024 ini. Jumlah itu bisa diperkirakan lebih banyak atau lebih sedikit lagi, tapi melihat habitatnya memang ia optimis populasi Macan Tutul Jawa terjaga.
"24 ekor baru hitungan kasar itu dugaan, belum diyakini kebenarannya, 24 itu dilihat dari berbagai lokasi dan diperkirakan berbeda, sehingga ada 24 itu secara kasar," kata dia.
"Jadi proses ekologisnya masih berjalan bagus, kalau hutan berubah jadi ladang, itu pasti akan berubah, itu secara umum. Dari sistem ekologis (perkembangbiakan dan habitat) bisa hidup di apapun selama makanannya ada, di padang savana sekalipun itu, korelasi pertama makanan, dan tempat berteduh," tandasnya.
Sebagai informasi, dua ekor identik dengan Macan Tutul Jawa tertangkap kamera pada pertengahan Desember 2024 lalu. Jepretan kamera trap itu merupakan bagian dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Balai Besar TNBTS dengan Yayasan Sintas, yang dipasang sejak September hingga Desember 2024 lalu.
Macan tutul Jawa merupakan satwa langka yang dilindungi. Keberadaannya di alam liar juga mulai punah dan sulit dijumpai. Hewan ini dinyatakan sebagai satwa liar langka yang dilindungi berdasarkan UU 134 Tahun 1931 tentang PerlindunganBinatangLiar.
Tapi dari data kasar yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan perjumpaan di kamera trap, serta patroli di kawasan memang diduga ada 24 ekor macan tutul Jawa, selama kurun waktu 2015 hingga 2024 ini. Jumlah itu bisa diperkirakan lebih banyak atau lebih sedikit lagi, tapi melihat habitatnya memang ia optimis populasi Macan Tutul Jawa terjaga.
"24 ekor baru hitungan kasar itu dugaan, belum diyakini kebenarannya, 24 itu dilihat dari berbagai lokasi dan diperkirakan berbeda, sehingga ada 24 itu secara kasar," kata dia.
"Jadi proses ekologisnya masih berjalan bagus, kalau hutan berubah jadi ladang, itu pasti akan berubah, itu secara umum. Dari sistem ekologis (perkembangbiakan dan habitat) bisa hidup di apapun selama makanannya ada, di padang savana sekalipun itu, korelasi pertama makanan, dan tempat berteduh," tandasnya.
Sebagai informasi, dua ekor identik dengan Macan Tutul Jawa tertangkap kamera pada pertengahan Desember 2024 lalu. Jepretan kamera trap itu merupakan bagian dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Balai Besar TNBTS dengan Yayasan Sintas, yang dipasang sejak September hingga Desember 2024 lalu.
Macan tutul Jawa merupakan satwa langka yang dilindungi. Keberadaannya di alam liar juga mulai punah dan sulit dijumpai. Hewan ini dinyatakan sebagai satwa liar langka yang dilindungi berdasarkan UU 134 Tahun 1931 tentang PerlindunganBinatangLiar.
(dan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda