Fenomena yang Membelah Planet Mars Akhirnya Terpecahkan

Jum'at, 24 Januari 2025 - 20:52 WIB
loading...
Fenomena yang Membelah...
Fenomena yang Membelah Planet Mars terkuak. FOTO/ DAILY
A A A
LONDON - Rekaman gempa bum i di Mars atau “marsquakes” akhirnya memecahkan misteri mengapa separuh planet ini sangat berbeda dari yang lain.



Para peneliti telah menyadari bahwa Mars memiliki dua wilayah utama, yang dikenal sebagai dikotomi Mars, sejak tahun 1970-an. Sekitar sepertiga belahan bumi utara ditutupi oleh dataran rendah utara, sedangkan dataran tinggi selatan menutupi sekitar dua pertiga Planet Merah.

Terdapat perbedaan ketinggian dan ketebalan kerak antara belahan bumi utara dan selatan, dengan belahan bumi selatan memiliki ketinggian yang lebih tinggi dengan kerak yang lebih tebal.

Ada dua teori utama tentang bagaimana hal ini terjadi — yang pertama menyatakan bahwa hal ini terjadi karena adanya proses di dalam interior Mars, sedangkan teori lainnya mempertimbangkan kemungkinan adanya tabrakan besar dengan objek seukuran bulan , atau beberapa batu yang lebih kecil.

Namun, usia bebatuan di permukaan Mars menunjukkan bahwa apa pun yang menyebabkan dikotomi tersebut terjadi pada hari-hari awal tata surya kita, sehingga sulit untuk menentukan penyebab pastinya.

Namun, kita mungkin lebih dekat dengan jawabannya. Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Desember 2024 dalam jurnal Geophysical Research Letters mencakup data yang dianalisis dari wahana InSight milik NASA yang merekam bagaimana gelombang seismik dari gempa Mars bergema di Mars.

InSight terletak dekat perbatasan antara dataran rendah utara dan dataran tinggi selatan. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk membandingkan bagaimana gelombang seismik bergerak melalui mantel di bawah dua lokasi, dengan satu di setiap sisi pemisah.

Tim peneliti mengolah data tersebut untuk melihat apakah mereka dapat menemukan bukti asal usul internal dikotomi Mars.

Penulis studi menulis di The Conversation : “Perbandingan kedua [lokasi] ini menunjukkan bahwa gelombang kehilangan energi lebih cepat di dataran tinggi selatan. Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa batuan [cair] di bawah dataran tinggi selatan lebih panas daripada di utara."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1696 seconds (0.1#10.140)