Kontroversial, Studi Sebut Sekolah Bisa Dibuka karena Bukan Hotspot COVID-19

Senin, 02 November 2020 - 20:20 WIB
Tetapi tidak jelas seberapa sering wabah yang berasal dari sekolah berkontribusi pada transmisi komunitas, karena faktor lain, termasuk pelonggaran pembatasan bisnis dan pertemuan, juga berkontribusi pada penyebaran komunitas. "Peningkatan pengujian nanti dalam pandemi mungkin juga meningkatkan jumlah kasus," ujarnya.

Data tentang wabah sekolah di Inggris juga menunjukkan bahwa orang dewasa sering kali menjadi yang pertama terinfeksi. Sebagian besar dari 30 wabah sekolah yang dikonfirmasi pada bulan Juni melibatkan penularan antar anggota staf, dan hanya 2 yang melibatkan penyebaran siswa-ke-siswa.

Anak Kecil Menularkan Lebih Sedikit

Para peneliti menduga bahwa salah satu alasan sekolah tidak menjadi hotspot COVID-19 adalah karena anak-anak -terutama mereka yang berusia di bawah 12-14 tahun- kurang rentan terhadap infeksi daripada orang dewasa, menurut meta-analisis studi prevalensi.

"Dan begitu mereka terinfeksi, anak-anak kecil, termasuk yang berusia 0–5 tahun, cenderung tidak menularkan virus kepada orang lain," kata Haas.

Dalam analisis sekolah di Jerman, tim Haas menemukan bahwa infeksi lebih jarang terjadi pada anak-anak berusia 6–10 tahun dibandingkan pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa yang bekerja di sekolah. "Potensi penularan meningkat seiring bertambahnya usia, dan remaja kemungkinan besar menularkan virus seperti orang dewasa, katanya. Remaja dan guru harus menjadi fokus dari langkah-langkah mitigasi, seperti memakai masker atau kembali ke pelajaran online ketika transmisi komunitas tinggi," kata Haas.

Gradien infeksi ini muncul di kumpulan data lain juga. Di Amerika Serikat, tingkat infeksi dua kali lebih tinggi pada anak-anak berusia 12–17 tahun dibandingkan pada anak usia 5–11 tahun.

Menurut data dari 200.000 siswa sekolah di 47 negara bagian AS yang dikumpulkan oleh ekonom Emily Oster di Brown University di Providence, Rhode Island, insiden tertinggi terjadi pada siswa sekolah menengah, diikuti oleh siswa sekolah menengah, dan kemudian sekolah dasar.

"Namun kami tidak benar-benar memahami riwayat alami penularan pada anak-anak, karena kami meredakannya," kata dokter anak Fiona Russell dari University of Melbourne, Australia, yang terlibat dalam studi wabah sekolah di Victoria.

Anak-anak tidak berada dalam lingkungan sekolah yang biasa -sebaliknya, mereka menjaga jarak, mengenakan masker dan mengikuti tindakan pencegahan lainnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More