Akhir November, China Siapkan Misi Mengambil Bebatuan Bulan

Kamis, 05 November 2020 - 23:51 WIB
Setelah mendarat, Chang'e-5 akan mengebor hingga kedalaman dua meter ke tanah dan memperpanjang lengan robotik untuk mengambil sekitar 2 kilogram bahan permukaan Bulan. Materi itu akan disimpan di ascender untuk lepas landas.



Nature.com menyebutkan proses turun dan pendakian akan berlangsung selama satu hari di Bulan, yang setara dengan sekitar 14 hari Bumi. "Ini untuk menghindari suhu ekstrem yang dapat merusak elektronik," kata Clive Neal, ahli geosains di Universitas Notre Dame, Indiana.

Dia menambahkan, misi secara teknis menantang dan banyak hal bisa berpotensi salah. Pendarat bisa jatuh atau roboh, dan sampel bisa lolos dari tabungnya di sepanjang jalan. “Kami semua berharap ini berhasil,” katanya.

Setelah ascender kembali ke orbit bulan, sampel akan dipindahkan ke pengirim. Pertemuan dalam penerbangan ini akan menjadi rumit dan "latihan yang baik untuk eksplorasi manusia di masa depan," kata James Carpenter, Koordinator Penelitian untuk eksplorasi manusia dan robotik di European Space Agency di Noordwijk, Belanda. China sendiri berencana mengirim astronot ke Bulan sekitar tahun 2030.

Pesawat ruang angkasa Chang'e-5 kemudian akan melakukan perjalanan kembali ke Bumi, dengan pendaratan terjun payung menuju Siziwang Banner di Mongolia Dalam, China utara, sekitar awal Desember 2020. (Baca juga: Area Kuburan Cina TPU Kebon Nanas Rawan Dijadikan Tempat Mesum )

Kembali ke Bumi

Sebagian besar sampel Bulan akan disimpan di Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan China (NAOC) di Beijing. "Beberapa bahan akan disimpan di tempat terpisah, aman dari bahaya alam, dan beberapa akan disisihkan untuk dipajang di depan umum," kata Li Chunlai, Wakil Kepala Desainer untuk misi Chang'e-5.

Tetapi tidak jelas apakah sampel akan meninggalkan Chin a untuk diteliti para pakar di negara lain. "CNSA mendukung kolaborasi internasional dan memberi peneliti di luar China mengakses ke sampel jika mereka bekerja dengan ilmuwan China," kata Xiao Long, Ahli Geologi Planet di China University of Geosciences di Wuhan, yang terlibat dalam pemilihan lokasi pendaratan.

Hiesinger berharap akses ke sampel akan serupa dengan cara para peneliti mengakses batuan yang dikumpulkan oleh misi Apollo AS. Yakni dengan mengajukan proposal ke NASA tentang bagaimana mereka berencana menggunakannya.

Tetapi Xiao menunjukkan para ilmuwan di institusi China tidak dapat mengakses sampel Apollo. Karena Pemerintah AS membatasi NASA untuk berkolaborasi langsung dengan China.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More