Lewat Proses Fusi Nuklir, Matahari Buatan China Sangat Powerful

Kamis, 10 Desember 2020 - 23:10 WIB
Reaktor HL-2M Tokamak adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China. Foto/Ist
BEIJING - China berhasil menyalakan Matahari buatan dengan menggunakan reaktor fusi nuklir . Ini menandai sejarah penelitian tenaga nuklir di China. (Baca juga: AS Kembangkan Mesin Bertenaga Nuklir untuk Eksplorasi Planet Lain )

Reaktor HL-2M Tokamak adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China. Para ilmuwan berharap perangkat tersebut berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.

Reaktor untuk Matahari buatan China itu memanfaatkan medan magnet yang kuat guna memadukan plasma panas. Reaktor yang terletak di barat daya Sichuan itu disebut Matahari buatan China karena panas dan tenaga yang dihasilkan dari reaktor itu sangat besar.

Panas yang dihasilkan bahkan lebih dari 150 juta derajat Celcius. Suhu itu diklaim 10 kali lebih panas dari inti Matahari.

"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan," tulis media lokal milik negara, People's Daily, dikutip dari laman Phsy, Kamis (10/12/2020).



Mereka berencana menggunakan perangkat tersebut bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional — proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Prancis. Harapannya proyek ambisius tersebut selesai pada 2025.

Perpaduan dianggap sebagai Cawan Suci energi dan itulah yang menggerakkan Matahari. Teknologi ini menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar —kebalikan dari proses fisi yang digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang membaginya menjadi beberapa bagian.

Tidak seperti fisi, fusi tidak menghasilkan limbah radioaktif, dan mengurangi risiko kecelakaan atau pencurian bahan atom. Tapi untuk mencapai fusi sangat sulit dan mahal, dengan total biaya diperkirakan mencapai USD22,5 miliar. (Baca juga: Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik pada 2021 )
(iqb)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More