DPR AS Hapus Serigala Abu-abu dari Daftar Spesies Terancam Punah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pada hari Selasa, 2 April 2024, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR) meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang akan menghapuskan serigala abu-abu dari daftar spesies terancam punah di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah (ESA).
Seperti dilansir dari IFL Science, Keputusan ini memicu perdebatan sengit antara para pendukung dan penentang, dengan implikasi signifikan bagi populasi serigala abu-abu di Amerika Serikat.
Pendukung RUU ini berpendapat bahwa populasi serigala abu-abu telah pulih secara signifikan sejak dimasukkan ke dalam ESA pada tahun 1978.
Mereka mengutip data dari Pusat Konservasi Serigala, yang menunjukkan lebih dari 8.100 serigala abu-abu hidup di 48 negara bagian bagian bawah, dengan sekitar 2.797 ekor di wilayah Barat AS.
Para pendukung juga mengemukakan kekhawatiran tentang dampak serigala abu-abu terhadap ternak dan hewan peliharaan. Mereka berargumen bahwa predator ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak dan komunitas lokal.
Penentang RUU ini memperingatkan bahwa menghapuskan serigala abu-abu dari ESA akan mengekspos mereka pada perburuan dan penganiayaan yang berlebihan. Mereka khawatir bahwa populasi serigala dapat menurun kembali ke tingkat yang berbahaya tanpa perlindungan federal.
Para kritikus juga mempertanyakan proses legislatif yang tergesa-gesa, dengan menyatakan bahwa RUU itu tidak mempertimbangkan secara memadai dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem dan populasi serigala.
Langkah selanjutnya untuk RUU ini adalah Senat AS. Meskipun lolos di DPR, masih belum pasti apakah RUU ini akan disahkan menjadi undang-undang. Gedung Putih telah menyatakan penentangannya terhadap RUU ini, dan kemungkinan akan menghadapi perlawanan kuat dari kelompok-kelompok pelestarian lingkungan.
Keputusan DPR untuk menghapuskan serigala abu-abu dari ESA menandakan babak baru dalam perdebatan konservasi satwa liar di Amerika Serikat. RUU ini memiliki implikasi signifikan bagi populasi serigala abu-abu dan menimbulkan pertanyaan penting tentang keseimbangan antara perlindungan spesies dan kepentingan manusia.
Masa depan RUU ini masih belum pasti, dan kemungkinan akan terus menjadi perdebatan sengit di antara para pemangku kepentingan yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa saya tidak dapat memberikan pendapat atau keyakinan pribadi tentang topik ini. Saya hanya dapat memberikan informasi dan analisis berdasarkan fakta dan data yang tersedia.
Seperti dilansir dari IFL Science, Keputusan ini memicu perdebatan sengit antara para pendukung dan penentang, dengan implikasi signifikan bagi populasi serigala abu-abu di Amerika Serikat.
Pendukung RUU ini berpendapat bahwa populasi serigala abu-abu telah pulih secara signifikan sejak dimasukkan ke dalam ESA pada tahun 1978.
Mereka mengutip data dari Pusat Konservasi Serigala, yang menunjukkan lebih dari 8.100 serigala abu-abu hidup di 48 negara bagian bagian bawah, dengan sekitar 2.797 ekor di wilayah Barat AS.
Para pendukung juga mengemukakan kekhawatiran tentang dampak serigala abu-abu terhadap ternak dan hewan peliharaan. Mereka berargumen bahwa predator ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak dan komunitas lokal.
Penentang RUU ini memperingatkan bahwa menghapuskan serigala abu-abu dari ESA akan mengekspos mereka pada perburuan dan penganiayaan yang berlebihan. Mereka khawatir bahwa populasi serigala dapat menurun kembali ke tingkat yang berbahaya tanpa perlindungan federal.
Para kritikus juga mempertanyakan proses legislatif yang tergesa-gesa, dengan menyatakan bahwa RUU itu tidak mempertimbangkan secara memadai dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem dan populasi serigala.
Langkah selanjutnya untuk RUU ini adalah Senat AS. Meskipun lolos di DPR, masih belum pasti apakah RUU ini akan disahkan menjadi undang-undang. Gedung Putih telah menyatakan penentangannya terhadap RUU ini, dan kemungkinan akan menghadapi perlawanan kuat dari kelompok-kelompok pelestarian lingkungan.
Keputusan DPR untuk menghapuskan serigala abu-abu dari ESA menandakan babak baru dalam perdebatan konservasi satwa liar di Amerika Serikat. RUU ini memiliki implikasi signifikan bagi populasi serigala abu-abu dan menimbulkan pertanyaan penting tentang keseimbangan antara perlindungan spesies dan kepentingan manusia.
Masa depan RUU ini masih belum pasti, dan kemungkinan akan terus menjadi perdebatan sengit di antara para pemangku kepentingan yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa saya tidak dapat memberikan pendapat atau keyakinan pribadi tentang topik ini. Saya hanya dapat memberikan informasi dan analisis berdasarkan fakta dan data yang tersedia.
(wbs)