Menuju Matahari, Pesawat Ruang Angkasa Solar Orbiter Sudah di Planet Venus
Senin, 28 Desember 2020 - 07:15 WIB
TOKYO - Pesawat luar angkasa Solar Orbiter baru saja melintasi Planet Venus . Pesawat gabungan teknologi AS dan Eropa itu hari ini punya "janji" dengan Venus . Pesawat secara aman melintasi planet ini dalam rute sebenarnya mereka menuju ke Matahari. (Baca juga: AS, China, UEA Berebut Planet Mars, India Segera Invasi Venus )
Solar Orbiter mencapai pendekatan terdekatnya ke Venus pada pukul 07.39 pagi EST (1239 GMT), sewaktu pesawat ruang angkasa itu berada sekitar 4.700 mil (7.500 kilometer) dari puncak awan planet. Untuk diketahui, penyelidikan, kemitraan antara NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA), diluncurkan pada Februari, menghabiskan tujuh tahun untuk mempelajari Matahari.
Tetapi untuk mendapatkan diri sedekat mungkin dengan Matahari, para ilmuwan berharap pesawat ruang angkasa perlu membuat beberapa putaran, dimulai dengan terbangnya Venus hari ini. Dan jika Anda tetap menerbangkan pesawat ruang angkasa melewati sebuah planet, sebaiknya Anda juga mencoba mendapatkan sedikit data dari petualangan tersebut.
"Solar Orbiter tentu saja adalah misi yang tidak dirancang khusus untuk mengamati pengamatan Venus," kata Daniel Müller, ilmuwan proyek untuk misi di Badan Antariksa Eropa, dalam jumpa pers yang diadakan pada 10 Desember pada pertemuan tahunan American Geophysical.
Tujuan utama pesawat ruang angkasa untuk mempelajari Matahari sehingga membatasi pekerjaan yang dapat dilakukannya saat terbang melewati Venus. Kendala utama datang dari desain pesawat ruang angkasa yang waspada terhadap sinar Matahari yang superpanas.
"Kami selalu perlu mengarahkan pelindung panas kami ke Matahari, yang tidak bisa diubah," kata Müller. "Semua teleskop sedang melihat melalui perisai panas ke arah Matahari."
Jadi tidak ada gambar Venus untuk warga Bumi dari pesawat ruang angkasa ini. Sementara para ilmuwan sangat bersemangat untuk melihat detail dari kutub Matahari yang nantinya akan disediakan oleh Solar Orbiter, pesawat luar angkasa juga membawa seperangkat instrumen yang berfokus pada lingkungan terdekat, dan untuk ini, arah bukanlah masalah.
Selama penerbangan hari ini, para ilmuwan mengumpulkan data menggunakan magnetometer pesawat ruang angkasa, instrumen gelombang radio dan plasma dan beberapa sensor pada detektor partikel energik. Mengingat instrumen tersebut dan jarak Pengorbit Matahari dari Venus, pengamatan akan berdampak terbatas pada sains.
"Pada jarak seperti itu, melihat bagaimana Venus berinteraksi dengan angin matahari yang mengalir melewatinya akan menjadi hal utama yang kami lihat," Tim Horbury, fisikawan di Imperial College London dan peneliti utama di salah satu Solar Instrumen pengorbit.
Tidak seperti Bumi, Venus tidak memiliki medan magnet, sehingga angin matahari berinteraksi langsung dengan planet, bukan dengan medan itu. "Ini interaksi yang sangat berbeda," kata Horbury. (Baca juga: Respons Polri Terkait Postingan Roy Suryo Soal Komik Palu Arit )
Solar Orbiter mencapai pendekatan terdekatnya ke Venus pada pukul 07.39 pagi EST (1239 GMT), sewaktu pesawat ruang angkasa itu berada sekitar 4.700 mil (7.500 kilometer) dari puncak awan planet. Untuk diketahui, penyelidikan, kemitraan antara NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA), diluncurkan pada Februari, menghabiskan tujuh tahun untuk mempelajari Matahari.
Tetapi untuk mendapatkan diri sedekat mungkin dengan Matahari, para ilmuwan berharap pesawat ruang angkasa perlu membuat beberapa putaran, dimulai dengan terbangnya Venus hari ini. Dan jika Anda tetap menerbangkan pesawat ruang angkasa melewati sebuah planet, sebaiknya Anda juga mencoba mendapatkan sedikit data dari petualangan tersebut.
"Solar Orbiter tentu saja adalah misi yang tidak dirancang khusus untuk mengamati pengamatan Venus," kata Daniel Müller, ilmuwan proyek untuk misi di Badan Antariksa Eropa, dalam jumpa pers yang diadakan pada 10 Desember pada pertemuan tahunan American Geophysical.
Tujuan utama pesawat ruang angkasa untuk mempelajari Matahari sehingga membatasi pekerjaan yang dapat dilakukannya saat terbang melewati Venus. Kendala utama datang dari desain pesawat ruang angkasa yang waspada terhadap sinar Matahari yang superpanas.
"Kami selalu perlu mengarahkan pelindung panas kami ke Matahari, yang tidak bisa diubah," kata Müller. "Semua teleskop sedang melihat melalui perisai panas ke arah Matahari."
Jadi tidak ada gambar Venus untuk warga Bumi dari pesawat ruang angkasa ini. Sementara para ilmuwan sangat bersemangat untuk melihat detail dari kutub Matahari yang nantinya akan disediakan oleh Solar Orbiter, pesawat luar angkasa juga membawa seperangkat instrumen yang berfokus pada lingkungan terdekat, dan untuk ini, arah bukanlah masalah.
Selama penerbangan hari ini, para ilmuwan mengumpulkan data menggunakan magnetometer pesawat ruang angkasa, instrumen gelombang radio dan plasma dan beberapa sensor pada detektor partikel energik. Mengingat instrumen tersebut dan jarak Pengorbit Matahari dari Venus, pengamatan akan berdampak terbatas pada sains.
"Pada jarak seperti itu, melihat bagaimana Venus berinteraksi dengan angin matahari yang mengalir melewatinya akan menjadi hal utama yang kami lihat," Tim Horbury, fisikawan di Imperial College London dan peneliti utama di salah satu Solar Instrumen pengorbit.
Tidak seperti Bumi, Venus tidak memiliki medan magnet, sehingga angin matahari berinteraksi langsung dengan planet, bukan dengan medan itu. "Ini interaksi yang sangat berbeda," kata Horbury. (Baca juga: Respons Polri Terkait Postingan Roy Suryo Soal Komik Palu Arit )
(iqb)
tulis komentar anda