Makan Jengkol Bikin Pemeriksaan GeNose C19 Tidak Akurat

Rabu, 06 Januari 2021 - 00:02 WIB
GeNose C19 bekerja dengan mendeteksi senyawa yang dihembuskan napas. FOTO/ IST
JAKARTA - Ketua pengembang GeNose C19 , Kuwat Triyana, mengimbau agar pengguna alat skrining ciptaannya tidak memakan jengkol atau makanan berbau menyekat serupa lainnya. Sebab, bisa memicu kacaunya hasil pemeriksaan. BACA JUGA - Cerita Perjuangan Ilmuwan Demi Membuat Vaksin COVID-19

GeNose C19 bekerja dengan mendeteksi senyawa yang dihembuskan napas. Artinya, jika pasien memakan makanan berbau menyekat sebelum melakukan pemeriksaan, kemungkinan hasil yang dideteksi oleh GeNose C19 tidak akurat. BACA JUGA - Simpan Banyak Fakta, Donald Trump Restui Pengungkapan UFO

"Satu jam atau terpaksanya itu 30 menit sebelum dites itu jangan makan makanan yang aromanya itu keras. Seperti misalnya jengkol, pete, durian, kopi, ngerokok," jelas Kuwat.



GeNose C19 merupalan alat skrining Covid-19 yang berhasil diciptakan oleh tim ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Berbeda dengan alat rapid test lainnya, GeNose C19 menggunakan senyawa yang dihembuskan melalui napas pasien untuk mendeteksi infeksi virus.



Untuk menggunakan GeNose C19, pasien hanya perlu menghembuskan nafas atau meniup ke dalam plastik yang telah disediakan. Sampel nafas tersebut kemudian dimasukkan ke Sensing Unit yang terdiri dari beberapa puluh sensor udara.

Setelah itu, dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) yang telah disematkan ke dalam GeNose, secara otomatis akan mendeteksi partikel atau VOC (Volatile Organic Compound) yang dikeluarkan secara spesifik oleh pengidap Covid-19.

"Alat ini mampu mengidentifikasi VOC seperti seekor anjing yang bisa membedakan bau dari orang berbeda," jelas Dian K. Nurputra, Tim GeNose UGM.
(wbs)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More