Arkeolog Temukan Bukti yang Bisa Patahkan Klaim Columbus Lebih Dulu ke Alaska
Jum'at, 12 Februari 2021 - 14:17 WIB
JAKARTA - Sebuah penelitian menyebutkan, penemuan manik-manik dari Eropa di Alaska Arktik oleh arkeolog disebut bisa mematahkan klaim kedatangan Christopher Columbus ke 'Dunia Baru' lebih dulu dari bangsa Eropa. Kendati sudah ada beebrapa bukti, sejumlah ilmuwan masih meragukan soal siapa yang pertama kali menginjakan kaki di Alaska.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal American Antiquity, manik-manik yang ditemukan oleh arkeolog kemungkinan dibuat di venesia sekitar abad ke-15. Diperkirakan manik-manik itu dibawa ke timur melalui perjalanan darat sejauh 17.000kilometer melintasi Eurasia dan dilanjutrkan dengan perjalanan laut melintasi Selat bering ke Alaska. (Infografis: Es Alaska Diperdiksi Picu Tsunami Setinggi Ratusan Meter)
Namun, arkeolog lain membantah temuan tersebut. Elliot Blair, asisten profesor antropologi di Universitas Alabama mengatakan, meski manik-manik ini sudah tua, mereka tidak lebih tua dari pelayaran Columbus tahun 1492. "Manik-manik ini tidak mungkin pra-Columbus, karena orang Eropa tidak membuat manik-manik jenis ini sedini itu," katanya.
Sebaliknya, manik-manik kaca ini kemungkinan berasal dari akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. "Dengan penanggalan belakangan ini, tanggal awal abad ke-17 untuk manik-manik ini masih jauh lebih awal dari kontak pertama yang didokumentasikan antara penduduk asli Alaska dan orang Eropa," kata Blair.
Vitus Bering, seorang penjelajah Denmark yang bertugas di Angkatan Laut Rusia, dianggap sebagai orang Eropa modern pertama yang melakukan kontak dengan penduduk asli Alaska ketika dia melakukan perjalanan ke sana pada tahun 1741. Tetapi penemuan manik-manik biru menunjukkan bahwa orang-orang di Asia, mungkin mereka yang tinggal di pedalaman Aborigin atau Rusia bagian timur, mungkin telah mengetahui tentang Alaska jauh lebih awal. (Baca juga: NASA Merekam Pemandangan Menakjubkan Sungai Emas di Amazon Peru)
Seorang arkeolog Amerika menemukan manik-manik kaca biru pertama pada 1960-an, dan sejak itu total 10 telah digali di tiga situs Pribumi di Kutub Utara Alaska . Arkeolog juga menemukan artefak lain di situs ini, termasuk gelang dan gelang tembaga, dan liontin besi, serta bahan organik: benang, tulang hewan, dan arang, yang diberi tanggal oleh para peneliti dengan radiokarbon.
Penemuan benang yang kemungkinan besar terbuat dari kulit kayu semak willow, dapat memberikan rentang waktu kapan gelang itu dibuat. Menurut Michael Kunz, seorang arkeolog dari University of Alaska Museum of the North di Fairbanks, analisis penanggalan radiokarbon, benang tersebut kemungkinan berasal dari antara 1397 dan 1488 M. "Kami terkejut karena saat itu Columbus belum menginjakan kaki di Alaska," kata Kunz kepada Live Science.
Setelah membandingkan rentang waktu dari usia artefak menggunakan pengukuran radiokarbon, bisa jadi masyarakat adat kemungkinan besar menggunakan manik-manik ini antara tahun 1443 dan 1488 M. (Baca juga: Orangutan di Penangkaran Menemukan Cara Baru untuk Berkomunikasi)
Tim juga memiliki lima manik yang diperiksa dengan analisis aktivasi neutron instrumental. Hasilnya menunjukkan bahwa "manik-manik Alaska terbuat dari gelas soda, khas Venesia abad ke-15 dan kemudian diproduksi di Eropa.
Ada teknik kimia yang dapat memastikan apakah manik-manik itu dibuat di Venesia, kata Blair, dan itu dapat membantu memecahkan misteri asal usul manik-manik. Namun para peneliti setuju pada satu hal, manik-manik ini adalah bukti tertua yang tercatat dari produk Eropa di Alaska .
"Bagaimana mereka sampai jauh di Alaska dari Eropa Barat pada akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17 merupakan misteri tersendiri. Itu benar-benar masih menjadi misteri," katanya.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal American Antiquity, manik-manik yang ditemukan oleh arkeolog kemungkinan dibuat di venesia sekitar abad ke-15. Diperkirakan manik-manik itu dibawa ke timur melalui perjalanan darat sejauh 17.000kilometer melintasi Eurasia dan dilanjutrkan dengan perjalanan laut melintasi Selat bering ke Alaska. (Infografis: Es Alaska Diperdiksi Picu Tsunami Setinggi Ratusan Meter)
Namun, arkeolog lain membantah temuan tersebut. Elliot Blair, asisten profesor antropologi di Universitas Alabama mengatakan, meski manik-manik ini sudah tua, mereka tidak lebih tua dari pelayaran Columbus tahun 1492. "Manik-manik ini tidak mungkin pra-Columbus, karena orang Eropa tidak membuat manik-manik jenis ini sedini itu," katanya.
Sebaliknya, manik-manik kaca ini kemungkinan berasal dari akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. "Dengan penanggalan belakangan ini, tanggal awal abad ke-17 untuk manik-manik ini masih jauh lebih awal dari kontak pertama yang didokumentasikan antara penduduk asli Alaska dan orang Eropa," kata Blair.
Vitus Bering, seorang penjelajah Denmark yang bertugas di Angkatan Laut Rusia, dianggap sebagai orang Eropa modern pertama yang melakukan kontak dengan penduduk asli Alaska ketika dia melakukan perjalanan ke sana pada tahun 1741. Tetapi penemuan manik-manik biru menunjukkan bahwa orang-orang di Asia, mungkin mereka yang tinggal di pedalaman Aborigin atau Rusia bagian timur, mungkin telah mengetahui tentang Alaska jauh lebih awal. (Baca juga: NASA Merekam Pemandangan Menakjubkan Sungai Emas di Amazon Peru)
Seorang arkeolog Amerika menemukan manik-manik kaca biru pertama pada 1960-an, dan sejak itu total 10 telah digali di tiga situs Pribumi di Kutub Utara Alaska . Arkeolog juga menemukan artefak lain di situs ini, termasuk gelang dan gelang tembaga, dan liontin besi, serta bahan organik: benang, tulang hewan, dan arang, yang diberi tanggal oleh para peneliti dengan radiokarbon.
Penemuan benang yang kemungkinan besar terbuat dari kulit kayu semak willow, dapat memberikan rentang waktu kapan gelang itu dibuat. Menurut Michael Kunz, seorang arkeolog dari University of Alaska Museum of the North di Fairbanks, analisis penanggalan radiokarbon, benang tersebut kemungkinan berasal dari antara 1397 dan 1488 M. "Kami terkejut karena saat itu Columbus belum menginjakan kaki di Alaska," kata Kunz kepada Live Science.
Setelah membandingkan rentang waktu dari usia artefak menggunakan pengukuran radiokarbon, bisa jadi masyarakat adat kemungkinan besar menggunakan manik-manik ini antara tahun 1443 dan 1488 M. (Baca juga: Orangutan di Penangkaran Menemukan Cara Baru untuk Berkomunikasi)
Tim juga memiliki lima manik yang diperiksa dengan analisis aktivasi neutron instrumental. Hasilnya menunjukkan bahwa "manik-manik Alaska terbuat dari gelas soda, khas Venesia abad ke-15 dan kemudian diproduksi di Eropa.
Ada teknik kimia yang dapat memastikan apakah manik-manik itu dibuat di Venesia, kata Blair, dan itu dapat membantu memecahkan misteri asal usul manik-manik. Namun para peneliti setuju pada satu hal, manik-manik ini adalah bukti tertua yang tercatat dari produk Eropa di Alaska .
"Bagaimana mereka sampai jauh di Alaska dari Eropa Barat pada akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17 merupakan misteri tersendiri. Itu benar-benar masih menjadi misteri," katanya.
(ysw)
tulis komentar anda