Bumi Berdenyut 26 Detik Sekali, Kondisi Genting atau Fenomena Biasa?

Jum'at, 19 Februari 2021 - 07:57 WIB
Ritzwoller menceritakan bahwa ketika Bensen menganalisis beberapa data, dia melihat sinyal kuat yang muncul dari lokasi yang jauh. "Segera setelah kami melihat ini, (peneliti pasca doktoral Nikolai Shapiro) dan saya menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh, tetapi kami tidak tahu apa itu," kata Ritzwoller, menurut Discover.



Faktanya, tim bahkan berhasil menemukan asal nadi —di suatu tempat di Teluk Guinea, jauh dari pantai barat Afrika. Tim meneliti penelitian Oliver dan Holcomb dan melakukan penelitian pada 2006. Namun penyebab pasti dari denyut nadi belum disepakati. Sementara beberapa mengaitkannya dengan gelombang, yang lain menganggap aktivitas vulkanik yang bertanggung jawab.

Menemukan Sumber di Tengah 'Kebisingan'

"Kebisingan" atau aktivitas seismik selama waktu tenang —tidak adanya letusan gunung berapi atau gempa Bumi— sangat dikenal di kalangan komunitas ilmiah. Ritzwoller, menjelaskan, Matahari adalah penyebab kebisingan seismik. Karena Matahari cenderung memanaskan ekuator lebih dari dua kutub, arus laut, gelombang, angin, dan badai tercipta. Setelah melakukan kontak dengan garis pantai, energi yang dihasilkan diteruskan ke daratan oleh gelombang.

"Ini seperti jika Anda mengetuk meja Anda. Ini merusak area di dekat buku jari Anda, tapi kemudian menyebar ke seluruh meja. Jadi seseorang yang duduk di sisi lain meja, jika mereka meletakkan tangan, atau mungkin pipi mereka. Di atas meja mereka bisa merasakan getarannya,” jelas Ritzwoller. Meski kebisingan tersebut telah dipelajari selama bertahun-tahun, Ritzwoller mengakui tahun 2005 adalah momen yang menarik baginya.

Pada awal 2010-an, Garrett Euler, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Washington di St. Louis, berhasil lebih mempersempit asal usul denyut nadi ke daerah yang dikenal sebagai Teluk Bonny di Teluk Guinea. Dia mengemukakan, aktivitas seismik tersebut disebabkan oleh imbas gelombang di garis pantai. Pada 2013, Euler mempresentasikan temuannya di konferensi Seismological Society of America.

Gelombang atau Gunung Berapi

Pertentangan dan kontradiksi merupakan bagian integral dari ilmu pengetahuan. Pada tahun 2013, Yingjie Xia dari Institut Geodesi dan Geofisika di Wuhan, China, dan timnya menerbitkan sebuah makalah yang menyarankan bahwa sumber denyutnya ada di mana gunung berapi dan bukan gelombang.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More