Saingi ISS, China Mulai Membangun Stasiun Luar Angkasa Permanen Bulan Depan
Kamis, 04 Maret 2021 - 20:24 WIB
BEIJING - Sekelompok astronot China mulai berlatih untuk empat misi awak tahun ini. Pada saat yang bersamaan, China juga bekerja keras untuk menyelesaikan pembuatan stasiun luar angkasa permanen pertamanya yang mengorbit.
Menurut China National Space Administration (CNSA), modul inti stasiun yang diberi nama Tianhe akan diluncurkan secepatnya bulan depan. Saat ini Roket Long March-5B Y2 dan muatannya dipindahkan ke tempatnya bulan lalu di Situs Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan untuk perakitan dan pengujian. (Baca: Misi Ruang Angkasa China Dikhawatirkan Cemari Planet Mars)
Dikutip dari Phys , peluncuran itu akan menjadi yang pertama dari 11 misi selama dua tahun ke depan untuk menyelesaikan pembangunan stasiun pada akhir tahun 2022. Dua modul lainnya akan diluncurkan kemudian, bersama dengan empat misi pasokan kargo Tianzhou dan empat misi awak Shenzhou.
CNSA mendaftarkan 12 astronotnya untuk mengikuti pelatihan dalam misi awak ke luar angkasa , termasuk veteran penerbangan Shenzhou dan beberapa astronot baru. Dalam misi pertama, tiga anggota awak dilaporkan akan tinggal sekaligus di modul inti, yang memiliki port docking untuk memungkinkan pemasangan modul ilmiah yang akan diluncurkan belakangan.
Sebelumnya, China telah meluncurkan dua stasiun ruang angkasa eksperimental yang lebih kecil untuk menguji langkah-langkah untuk pertemuan, docking, dan dukungan kehidupan di atas kapal. Setelah selesai, stasiun luar angkasa permanen akan memungkinkan untuk tinggal hingga enam bulan, mirip dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional. (Baca juga: Gali Inti Terdalam Bumi, Ilmuwan Australia Ungkap Misteri Tak Terduga)
Stasiun China yang akan dibuat ini dilaporkan bisa digunakan selama 15 tahun dan mungkin bertahan lebih lama dari ISS, yang mendekati akhir masa fungsinya.
Program luar angkasa China telah menorehkan kemajuan yang signifikan sejak pertama kali menempatkan astronot ke orbit sekitar Bumi pada tahun 2003. Roket penjelajah juga dikirim ke sisi jauh bulan yang jarang dijelajahi pada tahun 2019 lalu.
Pesawat lain, Tianwen-1, berada di orbit parkir di sekitar Mars untuk mengantisipasi pendaratan penjelajah di permukaan dalam beberapa bulan mendatang. Jika berhasil, China menjadi negara kedua setelah AS yang menempatkan pesawat luar angkasa di Mars. (Baca juga: Ilmuwan Rusia Pernah Coba Ciptakan Makhluk Hibrid Campuran Manusia dengan Kera)
China juga sedang mengerjakan pesawat luar angkasa yang dapat digunakan kembali dan merencanakan misi bulan berawak dan kemungkinan pangkalan penelitian permanen di bulan, meskipun belum ada tanggal pastinya.
Menurut China National Space Administration (CNSA), modul inti stasiun yang diberi nama Tianhe akan diluncurkan secepatnya bulan depan. Saat ini Roket Long March-5B Y2 dan muatannya dipindahkan ke tempatnya bulan lalu di Situs Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan untuk perakitan dan pengujian. (Baca: Misi Ruang Angkasa China Dikhawatirkan Cemari Planet Mars)
Dikutip dari Phys , peluncuran itu akan menjadi yang pertama dari 11 misi selama dua tahun ke depan untuk menyelesaikan pembangunan stasiun pada akhir tahun 2022. Dua modul lainnya akan diluncurkan kemudian, bersama dengan empat misi pasokan kargo Tianzhou dan empat misi awak Shenzhou.
CNSA mendaftarkan 12 astronotnya untuk mengikuti pelatihan dalam misi awak ke luar angkasa , termasuk veteran penerbangan Shenzhou dan beberapa astronot baru. Dalam misi pertama, tiga anggota awak dilaporkan akan tinggal sekaligus di modul inti, yang memiliki port docking untuk memungkinkan pemasangan modul ilmiah yang akan diluncurkan belakangan.
Sebelumnya, China telah meluncurkan dua stasiun ruang angkasa eksperimental yang lebih kecil untuk menguji langkah-langkah untuk pertemuan, docking, dan dukungan kehidupan di atas kapal. Setelah selesai, stasiun luar angkasa permanen akan memungkinkan untuk tinggal hingga enam bulan, mirip dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional. (Baca juga: Gali Inti Terdalam Bumi, Ilmuwan Australia Ungkap Misteri Tak Terduga)
Stasiun China yang akan dibuat ini dilaporkan bisa digunakan selama 15 tahun dan mungkin bertahan lebih lama dari ISS, yang mendekati akhir masa fungsinya.
Program luar angkasa China telah menorehkan kemajuan yang signifikan sejak pertama kali menempatkan astronot ke orbit sekitar Bumi pada tahun 2003. Roket penjelajah juga dikirim ke sisi jauh bulan yang jarang dijelajahi pada tahun 2019 lalu.
Pesawat lain, Tianwen-1, berada di orbit parkir di sekitar Mars untuk mengantisipasi pendaratan penjelajah di permukaan dalam beberapa bulan mendatang. Jika berhasil, China menjadi negara kedua setelah AS yang menempatkan pesawat luar angkasa di Mars. (Baca juga: Ilmuwan Rusia Pernah Coba Ciptakan Makhluk Hibrid Campuran Manusia dengan Kera)
China juga sedang mengerjakan pesawat luar angkasa yang dapat digunakan kembali dan merencanakan misi bulan berawak dan kemungkinan pangkalan penelitian permanen di bulan, meskipun belum ada tanggal pastinya.
(ysw)
tulis komentar anda