Satelit Ungkap China Masih Doyan Gunakan Zat Perusak Ozon Freon-11

Rabu, 17 Maret 2021 - 13:28 WIB
Satelit mengungkap wilayah China timur masih banyak yang menggunakan CFC-11 (Trichlorofluoromethane, juga dikenal sebagai Freon-11) yang merusak ozon. Foto/Ist
HOUSTON - Zat CFC-11 (Trichlorofluoromethane, juga dikenal sebagai Freon-11) yang merusak ozon diduga kembali digunakan secara masif di China . Padahal China termasuk dari 198 negara yang meratifikasi Protokol Montreal . Baca juga:

Ozon stratosfer, juga dikenal sebagai lapisan ozon Bumi, membantu melindungi kita dari sinar Ultraviolet (UV) Matahari yang berbahaya. Senyawa seperti CFC-11, bahan kimia yang pernah dianggap aman dan banyak digunakan sebagai zat pendingin dan dalam produksi isolasi untuk bangunan, naik ke stratosfer setelah emisi di permukaan bumi.

Begitu berada di atmosfer, CFC dipecah oleh sinar UV dan mengakibatkan kerusakan molekul ozon, keduanya mengurangi konsentrasi ozon stratosfer secara global. Ini berkontribusi pada “lubang” di lapisan yang muncul di atas Antartika pada musim semi.

Situs nasa.gov menyebutjan, pada 1987, Protokol Montreal yakni sebuah perjanjian internasional yang diberlakukan untuk melindungi lapisan ozon dari degradasi tambahan, melarang produksi baru dan perdagangan zat perusak ozon seperti CFC-11. Sebanyak 198 negara telah menandatangani perjanjian tersebut.



Setelah produksi berhenti, para ilmuwan ternyata masih melihat CFC-11 terus bocor selama bertahun-tahun dari produk yang ada, tapi pada tingkat yang menurun secara bertahap. Karena itu, gas tersebut termasuk di antara yang dipantau dalam skala global oleh Divisi Pemantauan Global Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) dan Eksperimen Gas Atmosfer Global Lanjutan (AGAGE). Ini merupakan jaringan stasiun pemantauan yang didanai oleh NASA dan beberapa lembaga lingkungan dan dipimpin oleh Pusat Ilmu Perubahan Global di Institut Teknologi Massachusetts dan Institut Oseanografi Scripps.

Pada 2018, NOAA pertama kali melaporkan penurunan yang lebih kecil dalam penurunan atmosfer CFC-11 dari target. Angka tersebut tidak sesuai dengan lintasan berdasarkan larangan produksi CFC-11, yang mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang telah berubah.

“Perlambatan laju penurunan menunjukkan bahwa seseorang memancarkan lagi, atau dalam jumlah yang lebih besar dari yang kami perkirakan, kami tidak tahu di mana,” kata Matt Rigby, ilmuwan Universitas Bristol,Inggris, dan salah satu penulis utama. dari studi baru.



Dua stasiun AGAGE, satu di Korea Selatan dan satu di Jepang, mencatat peningkatan emisi CFC-11 dari China timur. Foto/NASA
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More