Bedah Kandungan Sputnik V, Vaksin Covid-19 Buatan Rusia
Rabu, 07 April 2021 - 13:30 WIB
JAKARTA - Sputnik V akan menjadi salah satu vaksin untuk virus Corona (Covid-19) yang akan masuk dalam daftar vaksin mandiri di Indonesia. Vaksin Sputnik V atau yang dikenal juga sebagai Gam-COVID-Vac adalah vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Gamaleya Research Institute, Rusia.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi atau pemberitahuan resmi dari pemerintah terkait penggunaan vaksin Sputnik di Indonesia. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa vaksin ini akan digunakan oleh pemerintah dalam program vaksinasi COVID-19.
PT Putra Cakra Rejekic ditunjuk menjadi perwakilan Sputnik V di Indonesia, akan segera bertemu dengan pemerintah dalam rangka pembahasan rencana tersebut.
BACA JUGA- Kualat! Petaka Terusan Suez Dikaitkan dengan Pemindahan Mumi Firaun
Vaksin Sputnik menggunakan bahan dasar adenovirus 26 dan adenovirus 5, yang termasuk dalam grup virus penyebab infeksi pernapasan, sebagai vektor protein virus Corona.
Vaksin Sputnik telah melewati uji klinis fase III yang melibatkan 40.000 orang di Rusia. Peserta uji klinis vaksin Sputnik terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18 tahun hingga 60 tahun ke atas.
Selain itu, sekitar 24% dari penerima vaksin adalah orang yang memiliki penyakit penyerta, antara lain diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit jantung iskemik.
Peserta uji klinis vaksin Sputnik v ini merupakan orang-orang yang belum pernah terinfeksi virus Corona, tidak ada kontak erat dengan pasien COVID-19, tidak memiliki alergi terhadap kandungan vaksin ini, dan tidak sedang mengalami penyakit infeksi pernapasan.
Vaksin Sputnik diberikan dalam dua dosis, masing-masing dosis mengandung 0,5 ml. Dosis pertama diberikan menggunakan vektor adenovirus 26 (Ad26), kemudian dalam rentang waktu 21 hari, vaksin Sputnik dosis kedua diberikan menggunakan adenovirus 5 (Ad5
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi atau pemberitahuan resmi dari pemerintah terkait penggunaan vaksin Sputnik di Indonesia. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa vaksin ini akan digunakan oleh pemerintah dalam program vaksinasi COVID-19.
PT Putra Cakra Rejekic ditunjuk menjadi perwakilan Sputnik V di Indonesia, akan segera bertemu dengan pemerintah dalam rangka pembahasan rencana tersebut.
BACA JUGA- Kualat! Petaka Terusan Suez Dikaitkan dengan Pemindahan Mumi Firaun
Vaksin Sputnik menggunakan bahan dasar adenovirus 26 dan adenovirus 5, yang termasuk dalam grup virus penyebab infeksi pernapasan, sebagai vektor protein virus Corona.
Vaksin Sputnik telah melewati uji klinis fase III yang melibatkan 40.000 orang di Rusia. Peserta uji klinis vaksin Sputnik terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18 tahun hingga 60 tahun ke atas.
Selain itu, sekitar 24% dari penerima vaksin adalah orang yang memiliki penyakit penyerta, antara lain diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit jantung iskemik.
Peserta uji klinis vaksin Sputnik v ini merupakan orang-orang yang belum pernah terinfeksi virus Corona, tidak ada kontak erat dengan pasien COVID-19, tidak memiliki alergi terhadap kandungan vaksin ini, dan tidak sedang mengalami penyakit infeksi pernapasan.
Vaksin Sputnik diberikan dalam dua dosis, masing-masing dosis mengandung 0,5 ml. Dosis pertama diberikan menggunakan vektor adenovirus 26 (Ad26), kemudian dalam rentang waktu 21 hari, vaksin Sputnik dosis kedua diberikan menggunakan adenovirus 5 (Ad5
tulis komentar anda