Pernah Menghancurkan Palu, Ilmuwan Identifikasi Tsunami Baru yang Berbahaya
Sabtu, 08 Mei 2021 - 18:01 WIB
Setiap fase dapat berkembang secara berbeda tergantung pada kondisi lokal. "Masing-masing fase ini akan memiliki efek yang berbeda tergantung pada geografi unik dari tanah di sekitarnya dan batimetri teluk," kata insinyur sipil Ahmed Elbanna.
Tidak seperti gempa bumi dan perpindahan air berikutnya yang terjadi bermil-mil di lepas pantai, gempa bumi dan tsunami yang terjadi di dalam batas-batas sempit teluk akan terjadi begitu cepat, hanya sedikit waktu untuk memberikan peringatan.
Tujuannya di sini adalah untuk lebih memahami tentang bagaimana tsunami diciptakan dan bagian mana dari planet ini yang paling berisiko - sehingga kita lebih siap untuk kejadian di masa depan. Sebelumnya, risiko khusus ini belum diperhitungkan dalam model.
Para peneliti berpendapat bahwa tsunami besar pada September 2018 yang melanda Palu, Sulawesi, Indonesia, yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,5, disebabkan oleh mekanisme yang diuraikan dalam penelitian ini.
"Sepertinya tsunami telah masuk dan meratakan kota," kata insinyur sipil Costas Synolakis dari University of Southern California. "Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi," katanya.
Tidak seperti gempa bumi dan perpindahan air berikutnya yang terjadi bermil-mil di lepas pantai, gempa bumi dan tsunami yang terjadi di dalam batas-batas sempit teluk akan terjadi begitu cepat, hanya sedikit waktu untuk memberikan peringatan.
Tujuannya di sini adalah untuk lebih memahami tentang bagaimana tsunami diciptakan dan bagian mana dari planet ini yang paling berisiko - sehingga kita lebih siap untuk kejadian di masa depan. Sebelumnya, risiko khusus ini belum diperhitungkan dalam model.
Para peneliti berpendapat bahwa tsunami besar pada September 2018 yang melanda Palu, Sulawesi, Indonesia, yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,5, disebabkan oleh mekanisme yang diuraikan dalam penelitian ini.
"Sepertinya tsunami telah masuk dan meratakan kota," kata insinyur sipil Costas Synolakis dari University of Southern California. "Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi," katanya.
(ysw)
tulis komentar anda