Rasa Sakit Hati Ternyata sama Pedihnya dengan Rasa Sakit karena Luka Fisik
Selasa, 11 Mei 2021 - 17:01 WIB
JAKARTA - Sakit hati memiliki definisi makna yang berbeda dengan rasa sakit sebenarnya yang dialami oleh seseorang. Pasalnya sakit hati lebih menunjukkan pada kondisi psikologis atau perasaan seseorang. Sebaliknya rasa sakit yang dialami oleh seseorang akibat aktivitas tertentu lebih mengarah pada kondisi fisik.
Uniknya rasa yang dialami oleh sakit hati justru sama halnya seperti rasa sakit yang dialami tubuh karena aktivitas tertentu. Hal itu terungkap melalui studi yang dikeluarkan Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) yang menyebutkan perasaan sakit yang dialami oleh orang yang sakit hati sama dengan perasaan sakit yang diakibatkan oleh aktivitas tertentu.
Dalam penelitian itu sebanyak 40 orang yang mengalami sakit hati menjalani proses pemindaian otak dengan menggunakan alat Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI). Seluruh peserta tersebut dikumpulkan karena baru-baru saja mengalami peristiwa tidak mengenakkan yang membuat mereka sakit hati seperti diputuskan kekasih tanpa alasan khusus.
Ketika dipindai, peserta diharuskan memandang foto mantan kekasih yang telah berpisah dengan mereka. Saat memandang mereka diizinkan untuk berpikir tentang hal-hal yang membuat mereka kcewa. Usai memandang foto mantan kekasih, mereka diminta untuk memandang foto lain yakni momen-momen dimana mereka merasa bahagia.
Penelitian dilanjutkan dengan cara memindai otak para peserta dengan cara yang berbeda yakni merasakan aktivitas fisik yang langsung diraskaan tubuh. Caranya dengan memberikan sensasi panas, hangat dan dingin di telapak tangan para peserta.
Setelah dua tahapan pemindaian otak selesai dilakukan, PNAS mendapatkan temuan bahwa area otak yang bereaksi kuat saat peserta memandang foto mantan kekasih sama dengan saat peserta merasakan sensasi panas di tangagn mereka. Sebaliknya ketika merasakan sensasi nyaman atau hangat di tangan dan masa-masa bahagia tidak menghasilkan reaksi yang sama di area otak.
Ethan Kross, Professor Psikologi dari University of Michigan dan peneliti PNAS mengatakan rasa sakit yang dialami oleh sakit hati memang nyata adanya. Hanya saja memang dari segi fatalnya kepada tubuh akan sangat bebeda. "Seorang yang ditinju hidungnya tentu akan jauh berbeda pengalamannya pada tubuh dengan orang yang sakit hati," ucap Ethan Kross.
Dia melanjutkan sensasi yang terjadi di area otak karena rasa sakit hati akan mengaktivasi aktivasi saraf vagus, yang membentang dari otak ke leher, dada, dan perut. Ini yang membuat orang yang sakit hati akan merasakan lemah di anggota badan. "Tapi tidak banyak bukti kuat untuk penjelasan ini," kata Kross.
Lihat Juga: Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset Indonesia–Belanda di Universitas Amsterdam
Uniknya rasa yang dialami oleh sakit hati justru sama halnya seperti rasa sakit yang dialami tubuh karena aktivitas tertentu. Hal itu terungkap melalui studi yang dikeluarkan Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) yang menyebutkan perasaan sakit yang dialami oleh orang yang sakit hati sama dengan perasaan sakit yang diakibatkan oleh aktivitas tertentu.
Dalam penelitian itu sebanyak 40 orang yang mengalami sakit hati menjalani proses pemindaian otak dengan menggunakan alat Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI). Seluruh peserta tersebut dikumpulkan karena baru-baru saja mengalami peristiwa tidak mengenakkan yang membuat mereka sakit hati seperti diputuskan kekasih tanpa alasan khusus.
Ketika dipindai, peserta diharuskan memandang foto mantan kekasih yang telah berpisah dengan mereka. Saat memandang mereka diizinkan untuk berpikir tentang hal-hal yang membuat mereka kcewa. Usai memandang foto mantan kekasih, mereka diminta untuk memandang foto lain yakni momen-momen dimana mereka merasa bahagia.
Penelitian dilanjutkan dengan cara memindai otak para peserta dengan cara yang berbeda yakni merasakan aktivitas fisik yang langsung diraskaan tubuh. Caranya dengan memberikan sensasi panas, hangat dan dingin di telapak tangan para peserta.
Setelah dua tahapan pemindaian otak selesai dilakukan, PNAS mendapatkan temuan bahwa area otak yang bereaksi kuat saat peserta memandang foto mantan kekasih sama dengan saat peserta merasakan sensasi panas di tangagn mereka. Sebaliknya ketika merasakan sensasi nyaman atau hangat di tangan dan masa-masa bahagia tidak menghasilkan reaksi yang sama di area otak.
Ethan Kross, Professor Psikologi dari University of Michigan dan peneliti PNAS mengatakan rasa sakit yang dialami oleh sakit hati memang nyata adanya. Hanya saja memang dari segi fatalnya kepada tubuh akan sangat bebeda. "Seorang yang ditinju hidungnya tentu akan jauh berbeda pengalamannya pada tubuh dengan orang yang sakit hati," ucap Ethan Kross.
Dia melanjutkan sensasi yang terjadi di area otak karena rasa sakit hati akan mengaktivasi aktivasi saraf vagus, yang membentang dari otak ke leher, dada, dan perut. Ini yang membuat orang yang sakit hati akan merasakan lemah di anggota badan. "Tapi tidak banyak bukti kuat untuk penjelasan ini," kata Kross.
Lihat Juga: Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset Indonesia–Belanda di Universitas Amsterdam
(wsb)
tulis komentar anda