Ilmuwan Dibuat Takjub, Material Piramida Suku Maya Berasal dari Perut Bumi
Rabu, 22 September 2021 - 21:24 WIB
JAKARTA - Arkeolog menemukan sejumlah material yang digunakan bangsa Maya untuk membangun piramida ternyata berasal dari perut bumi. Kemungkinan pembangunan piramida itu untuk dijadikan monumen setelah letusan Gunung Ilopango sekitar tahun 539 M yang membuat Amerika utara gelap karena tertutup debu vulkanik.
Seorang arkeolog Mesoamerika di Departemen Antropologi University of Colorado Boulder (UCB), Akira Ichikawa mengungkapkan, dalam analisis terbaru terhadap piramida Maya yang dikenal sebagai struktur Campana, diketahui kalau bangsa Maya kembali ke wilayah itu beberapa dekade setelah letusan.
Kemudian mereka membangun piramida tersebut dengan material vulkanik dari letusan dahsyat Gunung Ilopango. Analisis baru dari piramida tersebut, Suku Maya menggunakan batu vulkanik untuk membangun piramida Campana.
"Ini adalah bukti pertama bahwa ejecta vulkanik digunakan dalam pembangunan piramida Maya dan itu bisa mencerminkan signifikansi spiritual gunung berapi dalam budaya Maya," kata Ichikawa.
Piramida Campana terletak di atas platform yang tingginya hampir 6 meter, panjang 80 m, dan lebar 55 m. Sedangkan piramida itu sendiri tingginya sekitar 13 m.
Platform ini juga mencakup empat teras dan tangga tengah yang luas. Itu adalah bangunan publik pertama yang didirikan di situs lembah San Andrés setelah letusan gunung berapi dahsyat yang mengubur sebagian besar lembah tersebut.
Ichikawa menghitung usia struktur menggunakan sampel karbon yang diambil dari bahan bangunan yang berbeda di piramida, yang memperkirakan antara tahun 545 dan 570 M.
"Ini menunjukkan bahwa suku Maya kembali ke situs dan memulai pembangunan piramida jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, mungkin dalam waktu lima tahun setelah letusan," kata Ichikawa.
Jumlah batu vulkanik yang digunakan di piramida juga mengejutkan, katanya kepada Live Science melalui email. Sekitar satu dekade yang lalu, arkeolog dan profesor UCB Payson Sheets mendeteksi penggunaan batu vulkanik di jalan raya di situs Joya de Ceren.
Namun, Campana adalah monumen Maya pertama yang menyertakan batu vulkanik sebagai bahan konstruksi. Dalam sacbe Ceren, batu vulkanik mungkin dianggap memiliki signifikansi religius atau kosmologis yang kuat karena asal vulkaniknya. "Batu vulkanik mungkin memiliki kepentingan yang sama di piramida Campana," menurut penelitian tersebut.
Seorang arkeolog Mesoamerika di Departemen Antropologi University of Colorado Boulder (UCB), Akira Ichikawa mengungkapkan, dalam analisis terbaru terhadap piramida Maya yang dikenal sebagai struktur Campana, diketahui kalau bangsa Maya kembali ke wilayah itu beberapa dekade setelah letusan.
Kemudian mereka membangun piramida tersebut dengan material vulkanik dari letusan dahsyat Gunung Ilopango. Analisis baru dari piramida tersebut, Suku Maya menggunakan batu vulkanik untuk membangun piramida Campana.
"Ini adalah bukti pertama bahwa ejecta vulkanik digunakan dalam pembangunan piramida Maya dan itu bisa mencerminkan signifikansi spiritual gunung berapi dalam budaya Maya," kata Ichikawa.
Piramida Campana terletak di atas platform yang tingginya hampir 6 meter, panjang 80 m, dan lebar 55 m. Sedangkan piramida itu sendiri tingginya sekitar 13 m.
Platform ini juga mencakup empat teras dan tangga tengah yang luas. Itu adalah bangunan publik pertama yang didirikan di situs lembah San Andrés setelah letusan gunung berapi dahsyat yang mengubur sebagian besar lembah tersebut.
Ichikawa menghitung usia struktur menggunakan sampel karbon yang diambil dari bahan bangunan yang berbeda di piramida, yang memperkirakan antara tahun 545 dan 570 M.
"Ini menunjukkan bahwa suku Maya kembali ke situs dan memulai pembangunan piramida jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, mungkin dalam waktu lima tahun setelah letusan," kata Ichikawa.
Jumlah batu vulkanik yang digunakan di piramida juga mengejutkan, katanya kepada Live Science melalui email. Sekitar satu dekade yang lalu, arkeolog dan profesor UCB Payson Sheets mendeteksi penggunaan batu vulkanik di jalan raya di situs Joya de Ceren.
Namun, Campana adalah monumen Maya pertama yang menyertakan batu vulkanik sebagai bahan konstruksi. Dalam sacbe Ceren, batu vulkanik mungkin dianggap memiliki signifikansi religius atau kosmologis yang kuat karena asal vulkaniknya. "Batu vulkanik mungkin memiliki kepentingan yang sama di piramida Campana," menurut penelitian tersebut.
(ysw)
tulis komentar anda