Membersihkan Sampah Luar Angkasa Tanpa Menghentikan Eksplorasi Antariksa

Minggu, 14 November 2021 - 15:12 WIB
Gambar konsep pemburu CleanSpaceOne yang dikembangkan sekelompok peneliti Swiss Federal Institute of Technology (EPFL) untuk membersihkan sampah luar angkasa. Foto/ zmescience/ Lucpiguet/Wikimedia Common
SAMPAH luar angkasa berpotensi menjadi masalah besar jika tidak segera dicarikan solusinya. Namun, membersihkan sampah luar angkasa juga bukan perkara mudah di saat eksplorasi ke antariksa semakin meluas.

Sebelum tahun 2010, hanya sekitar 100 satelit yang diluncurkan ke orbit Bumi setiap tahun. Kemudian pada tahun 2020, untuk pertama kalinya, lebih dari 1.000 satelit dikirim ke luar angkasa. Jumlahnya terus meningkat pada 2021, sejauh ini sudah 1.400 satelit baru telah ditempatkan di orbit Bumi tahun ini.

Sebuah laporan menunjukkan bahwa orbit Bumi mungkin memiliki 100.000 satelit pada tahun 2030. Tentu ini menimbulkan ancaman baru terkait masalah sampah luar angkasa. Namun, melarang misi luar angkasa dan peluncuran satelit baru, jelas bukan solusi. (Baca juga; Mengenal Sampah Luar Angkasa dan Ancaman Bahaya yang Ditimbulkan )

Apalagi saat ini sudah ada perusahaan swasta seperti SpaceX dan Blue Origin, yang sangat aktif meluncurkan banyak satelit ke luar angkasa. Perusahaan-perusahaan ini berencana untuk meluncurkan mega-rasi bintang (kelompok satelit yang mencakup area orbit yang luas) di orbit Bumi.

Tujuannya untuk menyediakan layanan internet broadband nirkabel yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Belum lagi satelit lain yang berfungsi untuk komunikasi, navigasi, bantuan militer, pengamatan bumi, ramalan cuaca, pencarian mineral, dan banyak lainnya. (Baca juga; China Luncurkan Misi Antariksa Berawak, Bangun Stasiun Luar Angkasa Tianhe )



Membersihkan orbit Bumi dari sampah luar angkasa juga proses yang mahal dan rumit. Untuk itu, para peneliti dan badan antariksa terus memikirkan dan mengembangkan metode baru untuk membersihkan sampah luar angkasa tanpa mengurangi eksplorasi ke antariksa.

Sekitar tahun 2012, dikutip dari laman zmescience, sekelompok peneliti yang bekerja di EPFL (Swiss Federal Institute of Technology) muncul dengan ide satelit khusus yang disebut CleanSpaceOne. Metode ini sederhana, yaitu mengambil potongan sampah luar angkasa dan menyeret kembali ke bumi agar hancur terbakar oleh panas atmosfer.

Ide ini terdengar menjanjikan, tetapi juga akan mahal, dan menjatuhkan satelit satu per satu tentu akan sangat memakan waktu. Pada tahun 2016, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang mengirim tether elektrodinamik di luar angkasa yang dapat mengarahkan sampah antariksa ke atmosfer Bumi dengan menggunakan medan magnet planet.

Beberapa tahun kemudian, Surrey Space Center di Inggris meluncurkan proyek RemoveDEBRIS pada April 2018. Proyek ini difokuskan untuk mendorong dan mendemonstrasikan berbagai teknologi pembuangan sampah antariksa. Di bawah inisiatif RemoveDEBRIS, efektivitas metode yang melibatkan jaring, tombak, dan layar seret untuk menangkap sampah luar angkasa diuji.

Para peneliti di Universitas Purdue juga mengembangkan layar tarik bernama Spinnaker3 pada tahun 2020. Layar tarik yang kuat ini adalah cara yang efisien dan hemat biaya untuk menangani sampah luar angkasa karena tidak memerlukan bahan bakar apa pun selama pengoperasiannya. Selain itu, dapat menyeret puing-puing sampah luar angkasa seukuran roket ke atmosfer Bumi sehingga hancur dengan aman. Spinnaker3 diperkirakan akan diluncurkan pada November 2021 dengan roket Firefly.

Astroscale, perusahaan pengangkut sampah orbit dari Jepang, meluncurkan satelit ELSA-d (End-of-Life Services by Astroscale-demonstration) pada Maret 2021. Sistem penghilangan puing canggih ini menggunakan teknologi penangkapan satelit magnetik untuk mengambil satelit kecil yang tidak aktif dari orbit Bumi. ELSA-d berhasil menyelesaikan tes penangkapan satelit pertamanya pada 25 Agustus 2021, dan sekarang melanjutkan ke fase berikutnya dari proses pembuangan sampah antariksa.

Meskipun masalah sampah luar angkasa, saat ini belum menjadi masalah besar yang mendesak, tetapi perlu segera dicari solusinya untuk menangani secara efisien. Jadi ketika eksplorasi keluar angkasa semakin maju dan menjadi tujuan wisata, antariksa di sekitar orbit Bumi akan memiliki lingkungan yang bersih, hijau, dan pemandangan orbit yang indah.
(wib)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More