Masjid Lumpur Era Umayyah dari Tahun 60 Hijriah Ditemukan di Irak
Sabtu, 27 November 2021 - 07:18 WIB
AN-NASHIRIYAH - Sebuah masjid lumpur yang diperkirakan berasal dari era Umayyah dari tahun 60 Hijriah atau 679 Masehi ditemukan di kota al-Rafa'i, kegubernuran Dhi Qar, sebelah selatan Irak . Wilayah tersebut dikenal sebagai situs arkeologis yang kaya akan peninggalan masa lalu berusia 1.300 tahun.
Masjid lumpur ini memiliki lebar sekitar 8 meter (26 kaki) dan panjang 5 meter (16 kaki). Masjid ini diperkirakan mampu menampung jamaah sebanyak 25 orang dan di tengah masjid ada tempat suci kecil untuk imam (mihrab).
Kepala Departemen Investigasi dan Penggalian Kegubernuran Dhi Qar, Ali Shalgham menyebutkan penemuan ini merupakan salah satu penemuan paling penting dan hebat. Apalagi masjid ini seluruhnya dibangun dari lumpur dan berasal dari tahun-tahun awal Islam.
Beberapa situs arkeologi peninggalan Islam banyak ditemukan dan diperkirakan berasal dari era Umayyah. Namun, akibat erosi tidak banyak informasi yang terungkap tentang periode Islam masa itu. (Baca juga; Pesona Alquran Abad Ke-15, Ditulis Tangan dengan Paduan Kaligrafi Muhaqqaq dan Kufi )
“Lumpur banyak ditemukan di dekat permukaan situs, sehingga hanya ada sedikit sisa bangunan yang tersisa karena erosi dari air, angin, dan hujan. Kami menemukan sangat sedikit informasi untuk mengungkapkan periode awal Islam,” kata Shalgham kepada Kantor Berita Irak INA seperti dikuti SINDOnews dari laman Al-Jazeera, Sabtu (27/11/2021).
Kegubernuran Dhi Qar adalah rumah bagi banyak situs arkeologi, termasuk situs Ur, negara kota Sumeria di Mesopotamia kuno. Selama kunjungan bersejarahnya ke Irak tahun lalu, Paus Fransiskus juga mengunjungi Ur. (Baca juga; Atlas Ottoman Ditemukan di Inggris, Cetakan Pertama dari Dunia Islam dan Punya 24 Warna )
Baru-baru ini, kekayaan arkeologisnya juga menarik misi asing. Sebuah tim penggalian Prancis, misalnya, baru-baru ini menemukan istana Raja Sin-Ednam di situs arkeologi Larsa di Tulul al-Sinkara kegubernuran Dhi Qar. Sebuah tim arkeolog Rusia-Irak juga menemukan pemukiman kuno yang berusia sekitar 4.000 tahun awal tahun ini.
“Alokasi keuangan yang rendah melemahkan misi penelitian dan eksplorasi di Irak selama tahun-tahun sebelumnya. Semoga pada periode mendatang kita akan akan menyaksikan banyak penemuan landmark arkeologi penting di Dhi Qar,” Hassan al-Salami, seorang peneliti arkeologi Irak, kepada Nasiriyah News Network.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita lokal, Kepala Departemen Barang Antik Kegubernuran Dhi Qar, Amar Abdel Razaaq meminta pemerintah untuk menjadikan wilayahnya sebagai Ibu Kota Arkeologi Irak. "Jumlah wisatawan asing dan lokal musim ini yang datang meningkat dua kali lipat, ini merupakan peluang," katanya.
Masjid lumpur ini memiliki lebar sekitar 8 meter (26 kaki) dan panjang 5 meter (16 kaki). Masjid ini diperkirakan mampu menampung jamaah sebanyak 25 orang dan di tengah masjid ada tempat suci kecil untuk imam (mihrab).
Kepala Departemen Investigasi dan Penggalian Kegubernuran Dhi Qar, Ali Shalgham menyebutkan penemuan ini merupakan salah satu penemuan paling penting dan hebat. Apalagi masjid ini seluruhnya dibangun dari lumpur dan berasal dari tahun-tahun awal Islam.
Beberapa situs arkeologi peninggalan Islam banyak ditemukan dan diperkirakan berasal dari era Umayyah. Namun, akibat erosi tidak banyak informasi yang terungkap tentang periode Islam masa itu. (Baca juga; Pesona Alquran Abad Ke-15, Ditulis Tangan dengan Paduan Kaligrafi Muhaqqaq dan Kufi )
“Lumpur banyak ditemukan di dekat permukaan situs, sehingga hanya ada sedikit sisa bangunan yang tersisa karena erosi dari air, angin, dan hujan. Kami menemukan sangat sedikit informasi untuk mengungkapkan periode awal Islam,” kata Shalgham kepada Kantor Berita Irak INA seperti dikuti SINDOnews dari laman Al-Jazeera, Sabtu (27/11/2021).
Kegubernuran Dhi Qar adalah rumah bagi banyak situs arkeologi, termasuk situs Ur, negara kota Sumeria di Mesopotamia kuno. Selama kunjungan bersejarahnya ke Irak tahun lalu, Paus Fransiskus juga mengunjungi Ur. (Baca juga; Atlas Ottoman Ditemukan di Inggris, Cetakan Pertama dari Dunia Islam dan Punya 24 Warna )
Baru-baru ini, kekayaan arkeologisnya juga menarik misi asing. Sebuah tim penggalian Prancis, misalnya, baru-baru ini menemukan istana Raja Sin-Ednam di situs arkeologi Larsa di Tulul al-Sinkara kegubernuran Dhi Qar. Sebuah tim arkeolog Rusia-Irak juga menemukan pemukiman kuno yang berusia sekitar 4.000 tahun awal tahun ini.
“Alokasi keuangan yang rendah melemahkan misi penelitian dan eksplorasi di Irak selama tahun-tahun sebelumnya. Semoga pada periode mendatang kita akan akan menyaksikan banyak penemuan landmark arkeologi penting di Dhi Qar,” Hassan al-Salami, seorang peneliti arkeologi Irak, kepada Nasiriyah News Network.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita lokal, Kepala Departemen Barang Antik Kegubernuran Dhi Qar, Amar Abdel Razaaq meminta pemerintah untuk menjadikan wilayahnya sebagai Ibu Kota Arkeologi Irak. "Jumlah wisatawan asing dan lokal musim ini yang datang meningkat dua kali lipat, ini merupakan peluang," katanya.
(wib)
tulis komentar anda