Menyiapkan Makanan Astronot, Dari Makanan Kering sampai Tanam Lobak di Luar Angkasa
Selasa, 30 November 2021 - 22:08 WIB
“Astronot merkuri terbang dengan tabung seperti pasta gigi dan nutrisi yang terkompresi,” tulis Alexandra Witze, seorang jurnalis. Tentu soal rasanya jangan ditanyakan, apalagi bukan perkara mudah untuk mengonsumsinya.
Kemudian Program Gemini memperkenalkan makanan yag dikeringkan, termasuk buah-buahan, salad, daging, sup, dan makanan penutup. Mengeringkan makanan membantu menghemat berat selama peluncuran. (Baca juga; Pemandangan Langka, Begini Penampakan Gunung Kembar Sindoro dan Sumbing dari Luar Angkasa )
Pada penerbangan dengan program Apollo, anggota kru makan sandwich di atas roti yang terbuat dari tepung iradiasi (tepung yang disterilkan melalui paparan radiasi). Para kru juga diberi makanan termostabilisasi dalam paket foil.
Pada 1970-an, stasiun luar angkasa Skylab memperkenalkan makanan yang sudah dimasak sebelumnya dan dibekukan. Semua makanan dikemas secara individual dalam kaleng aluminium tertutup. Sayangnya, semua cara mengemas makanan itu memiliki kekurangan.
“Packaging menjadi masalah dalam perjalanan jauh. Plastik, foil, dan bungkus makanan luar angkasa lainnya, tidak dirancang untuk menjaga barang tetap segar lebih lama dari 18 bulan yang dibutuhkan NASA saat ini, ”tulis Witze.
Saat ini, astronot Amerika sebagian besar masih bergantung pada makanan yang dikemas dan dikeringkan. Para ilmuwan terus merancang menu sehat yang lebih bervariasi dan, semoga, lebih menggugah selera. (Baca juga; Modul Prichal Terpasang di ISS, Rusia dan AS Bahas Teknis Penggunaan Bersama )
Cara yang bagus untuk mengurangi pengemasan adalah dengan menanam makanan langsung di atas kapal luar angkasa. Saat ini astronot di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) telah berhasil menanam selada, lobak, dan kangkung.
Percobaan menanam cabai dilakukan selama dua tahun. Para ilmuwan juga telah menyelidiki kemungkinan beternak ayam, ikan, siput, kadal air, larva bulu babi, dan kepompong ulat sutra. Harapannya, di luar angkasa tersedia sumber makanan sehat dan mampu memenuhi kebutuhan gizi astronot.
Kemudian Program Gemini memperkenalkan makanan yag dikeringkan, termasuk buah-buahan, salad, daging, sup, dan makanan penutup. Mengeringkan makanan membantu menghemat berat selama peluncuran. (Baca juga; Pemandangan Langka, Begini Penampakan Gunung Kembar Sindoro dan Sumbing dari Luar Angkasa )
Pada penerbangan dengan program Apollo, anggota kru makan sandwich di atas roti yang terbuat dari tepung iradiasi (tepung yang disterilkan melalui paparan radiasi). Para kru juga diberi makanan termostabilisasi dalam paket foil.
Pada 1970-an, stasiun luar angkasa Skylab memperkenalkan makanan yang sudah dimasak sebelumnya dan dibekukan. Semua makanan dikemas secara individual dalam kaleng aluminium tertutup. Sayangnya, semua cara mengemas makanan itu memiliki kekurangan.
“Packaging menjadi masalah dalam perjalanan jauh. Plastik, foil, dan bungkus makanan luar angkasa lainnya, tidak dirancang untuk menjaga barang tetap segar lebih lama dari 18 bulan yang dibutuhkan NASA saat ini, ”tulis Witze.
Saat ini, astronot Amerika sebagian besar masih bergantung pada makanan yang dikemas dan dikeringkan. Para ilmuwan terus merancang menu sehat yang lebih bervariasi dan, semoga, lebih menggugah selera. (Baca juga; Modul Prichal Terpasang di ISS, Rusia dan AS Bahas Teknis Penggunaan Bersama )
Cara yang bagus untuk mengurangi pengemasan adalah dengan menanam makanan langsung di atas kapal luar angkasa. Saat ini astronot di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) telah berhasil menanam selada, lobak, dan kangkung.
Percobaan menanam cabai dilakukan selama dua tahun. Para ilmuwan juga telah menyelidiki kemungkinan beternak ayam, ikan, siput, kadal air, larva bulu babi, dan kepompong ulat sutra. Harapannya, di luar angkasa tersedia sumber makanan sehat dan mampu memenuhi kebutuhan gizi astronot.
(wib)
tulis komentar anda