Menyiapkan Makanan Astronot, Dari Makanan Kering sampai Tanam Lobak di Luar Angkasa

Selasa, 30 November 2021 - 22:08 WIB
loading...
Menyiapkan Makanan Astronot,...
Tubuh manusia tetap membutuhkan banyak kalori untuk bertahan hidup dalam gravitasi nol setidaknya 2.500 kalori per hari. Jadi makanan untuk astronot yang ideal harus padat gizi. Foto/astronautfood/NASA
A A A
PADA tahun 1961 kosmonot Rusia Yuri Gagarin sempat memendam rasa khawatir bagaimana bisa makan di luar angkasa dengan kondisi tanpa gravitasi. Meskipun akhirnya dia berhasil menelan dan mencerna pasta daging sapi dan hati.

Perasaan serupa juga dialami rekannya, kosmonot Gherman Titov, sampai akhirnya dia berhasil makan krakers saat mengorbit Bumi. Beberapa bulan kemudian, astronot Amerika John Glenn dapat menyedot 80 kalori saus apel dari tabung aluminium yang jadi bekalnya.

Kekhawatiran para astronot di awal masa eksplorasi ke luar angkasa tentang kebutuhan makan di luar angkasa menjadi poin penting yang dibahas serius. Sebab, ketika para ilmuwan mengirim manusia pertama meluncur ke ruang hampa udara, mereka tidak tahu bagaimana reaksi makanan terhadap tubuh.

Bisakah seseorang menelan saat dalam penerbangan tanpa bobot? Apakah pencernaan bekerja tanpa gravitasi? Jadi soal makanan juga menjadi faktor penting dalam misi ke luar angkasa, disamping soal teknis rumit lainnya.

Tubuh manusia tetap membutuhkan banyak kalori untuk bertahan hidup dalam gravitasi nol—setidaknya 2.500 per hari. Jadi makanan luar angkasa yang ideal harus padat gizi untuk memenuhi kebutuhan energi para astronot.
Menyiapkan Makanan Astronot, Dari Makanan Kering sampai Tanam Lobak di Luar Angkasa

Syarat pertama dan terpenting, makanan ruang angkasa harus mudah ditelan, mudah disiapkan, dan tahan lama. Selain itu, harus dipastikan makanan bergizi ini juga menggugah selera bagi astronot. (Baca juga; Taikonot Wang Yaping Pamer Foto dari Luar Angkasa )

“Sejak awal, tujuan sistem makanan pesawat ruang angkasa adalah menyediakan makanan yang aman dan bergizi yang ringan dan padat,” tulis Paul Rambaut seorang ilmuwan tentang makanan dan nutrisi di luar angkasa dikutip dari daily.jstor.org.

Pada awalnya makanan luar angkasa yang dibawa jauh dari cita rasa dan penyajian yang baik (gourmet). Makanan yang diawetkan disimpan dalam kubus nutrisi dilapisi dengan lemak untuk mengurangi remah dan rasa berminyak.

“Astronot merkuri terbang dengan tabung seperti pasta gigi dan nutrisi yang terkompresi,” tulis Alexandra Witze, seorang jurnalis. Tentu soal rasanya jangan ditanyakan, apalagi bukan perkara mudah untuk mengonsumsinya.

Kemudian Program Gemini memperkenalkan makanan yag dikeringkan, termasuk buah-buahan, salad, daging, sup, dan makanan penutup. Mengeringkan makanan membantu menghemat berat selama peluncuran. (Baca juga; Pemandangan Langka, Begini Penampakan Gunung Kembar Sindoro dan Sumbing dari Luar Angkasa )

Pada penerbangan dengan program Apollo, anggota kru makan sandwich di atas roti yang terbuat dari tepung iradiasi (tepung yang disterilkan melalui paparan radiasi). Para kru juga diberi makanan termostabilisasi dalam paket foil.

Pada 1970-an, stasiun luar angkasa Skylab memperkenalkan makanan yang sudah dimasak sebelumnya dan dibekukan. Semua makanan dikemas secara individual dalam kaleng aluminium tertutup. Sayangnya, semua cara mengemas makanan itu memiliki kekurangan.

“Packaging menjadi masalah dalam perjalanan jauh. Plastik, foil, dan bungkus makanan luar angkasa lainnya, tidak dirancang untuk menjaga barang tetap segar lebih lama dari 18 bulan yang dibutuhkan NASA saat ini, ”tulis Witze.
Menyiapkan Makanan Astronot, Dari Makanan Kering sampai Tanam Lobak di Luar Angkasa

Saat ini, astronot Amerika sebagian besar masih bergantung pada makanan yang dikemas dan dikeringkan. Para ilmuwan terus merancang menu sehat yang lebih bervariasi dan, semoga, lebih menggugah selera. (Baca juga; Modul Prichal Terpasang di ISS, Rusia dan AS Bahas Teknis Penggunaan Bersama )

Cara yang bagus untuk mengurangi pengemasan adalah dengan menanam makanan langsung di atas kapal luar angkasa. Saat ini astronot di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) telah berhasil menanam selada, lobak, dan kangkung.

Percobaan menanam cabai dilakukan selama dua tahun. Para ilmuwan juga telah menyelidiki kemungkinan beternak ayam, ikan, siput, kadal air, larva bulu babi, dan kepompong ulat sutra. Harapannya, di luar angkasa tersedia sumber makanan sehat dan mampu memenuhi kebutuhan gizi astronot.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3284 seconds (0.1#10.140)