Kereta Api Lapis Baja Rusia Terobos Ukraina, Bawa Senjata Mematikan dan Logistik Pasukan

Rabu, 09 Maret 2022 - 07:45 WIB


Tidak jelas berapa banyak dari kereta ini, yang awalnya dioperasikan selama era Soviet, telah dioperasikan Rusia hari ini. Setidaknya sudah empat kereta api digunakan dalam peperangan pada periode pasca-Soviet, yaitu konflik di Chechyna dan Georgia.

Dikutip dari laman The War Zone, Rabu (9/3/2022), belum diketahui secara pasti mengapa Rusia mengerahkan kereta api perang ini. Namun, kereta api, secara umum, tetap sangat penting bagi militer Rusia untuk memindahkan tank dan kendaraan lain, peralatan, personel, dan persediaan lainnya.



Di luar itu, militer Rusia diketahui pernah melakukan latihan yang menampilkan penggunaan kereta api lapis baja ini untuk mendukung kegiatan logistik saat perang. Pada 2016, dua kereta api perang yang digunakan bernama Baikal dan Amur, ikut serta dalam latihan logistik yang mencakup operasi di Krimea.



Itu merupakan untuk pertama kalinya dalam 15 tahun bahwa salah satu kereta api perang lapis baja Rusia telah mengambil bagian dalam latihan militer di negara itu. Dua tahun kemudian, pemerintah Rusia menyelesaikan jembatan di atas Selat Kerch, yang menghubungkan Laut Hitam ke Laut Azov, menyediakan rute, awalnya untuk lalu lintas jalan raya dan kemudian untuk kereta api, antara semenanjung dan daratan Rusia.

Lalu lintas kereta api melintasi jembatan itu sangat penting dalam pembangunan umum pasukan Rusia di Krimea dalam beberapa tahun terakhir, serta penyebaran pasukan tambahan di sana sebelum invasi. Kereta api digunakan untuk memindahkan pasukan ke posisi lain, termasuk ke negara tetangga Belarusia, dan sekarang menjadi bagian penting dari pasokan unit Rusia di seluruh Ukraina.



Pada saat yang sama, rantai logistik negara telah menjadi target utama bagi pasukan Ukraina, dan masalah pasokan terus disebut sebagai faktor kunci mengapa kemajuan Kremlin sejak invasi dimulai pada 24 Februari jauh lebih lambat dari yang diharapkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More