Pembentukan Manusia dengan Metode Pembekuan Sperma Ditinjau dari Sains dan Al-Quran
Selasa, 29 Maret 2022 - 14:09 WIB
LONDON - Seiring perkembangan zaman, proses pembuahan pun menjadi kian canggih. Salah satunya sperma dan ovum yang dibekukan, yakni bertujuan untuk digunakan nanti setelah pasangan suami istri sudah siap memiliki keturunan.
Ada juga yang beralasan, dikhawatirkan kelak di masa yang akan datang seorang pria kualitas spermanya akan jadi rusak, karena beberapa faktor.
Dikutip dari channel YouTube Islam Populer, metode sperma atau ovum dibekukan, disebut juga sebagai sperm freeze, saat ini sebagian orang sudah melakukannya dan terbilang umum.
Sperma dibekukan di suhu -196 derajat dalam nitrogen cair. Ketika dibutuhkan, nantinya sperma itu akan dicairkan dan digunakan melalui metode bayi tabung. Metode ini dilakukan dengan suhu yang sangat rendah, kemudian digunakan di masa yang akan datang.
Akan tetapi bagi Anda yang ingin membekukan sperma, tidak semudah itu, lho. Kriopreservasi sperma atau pembekuan sperma, perlu didiskusikan dan ditawarkan kepada pasien, yakni sebelum menurunkan kesuburan laki-laki. Misalnya pengobatan kanker, vasektomi atau pemotongan jalur sel sperma sebagai jalur sebagai bentuk kontrasepsi.
Selain itu, program ini juga sebagai penjamin ketersediaan sperma sebelum bayi tabung. Menurut penelitian, aktivitas manusia yang padat ternyata mengakibatkan laki-laki tidak bisa menyerahkan spermanya di saat proses bayi tabung.
Tapi tahukah Anda, ternyata pembekuan sperma ini sudah dilakukan sejak lama. Sejarahnya dimulai pada 1776, saat itu seorang ilmuan asal Italia, Lazzaro Spallanzani menggunakan salju selama musim dingin dan mengamati bahwa sperma manusia tetap bergerak setelah pembekuan dan pencairan.
Ternyata penelitiannya itu pun membuahkan hasil. Sperma yang dibekukan dalam salju selama beberapa waktu, ternyata sperma atau ovum itu masih hidup dan bergerak. Di mana artinya sperma itu juga masih bisa berfungsi melakukan pembuahan terhadap sel telur.
Ada juga yang beralasan, dikhawatirkan kelak di masa yang akan datang seorang pria kualitas spermanya akan jadi rusak, karena beberapa faktor.
Dikutip dari channel YouTube Islam Populer, metode sperma atau ovum dibekukan, disebut juga sebagai sperm freeze, saat ini sebagian orang sudah melakukannya dan terbilang umum.
Sperma dibekukan di suhu -196 derajat dalam nitrogen cair. Ketika dibutuhkan, nantinya sperma itu akan dicairkan dan digunakan melalui metode bayi tabung. Metode ini dilakukan dengan suhu yang sangat rendah, kemudian digunakan di masa yang akan datang.
Akan tetapi bagi Anda yang ingin membekukan sperma, tidak semudah itu, lho. Kriopreservasi sperma atau pembekuan sperma, perlu didiskusikan dan ditawarkan kepada pasien, yakni sebelum menurunkan kesuburan laki-laki. Misalnya pengobatan kanker, vasektomi atau pemotongan jalur sel sperma sebagai jalur sebagai bentuk kontrasepsi.
Selain itu, program ini juga sebagai penjamin ketersediaan sperma sebelum bayi tabung. Menurut penelitian, aktivitas manusia yang padat ternyata mengakibatkan laki-laki tidak bisa menyerahkan spermanya di saat proses bayi tabung.
Tapi tahukah Anda, ternyata pembekuan sperma ini sudah dilakukan sejak lama. Sejarahnya dimulai pada 1776, saat itu seorang ilmuan asal Italia, Lazzaro Spallanzani menggunakan salju selama musim dingin dan mengamati bahwa sperma manusia tetap bergerak setelah pembekuan dan pencairan.
Ternyata penelitiannya itu pun membuahkan hasil. Sperma yang dibekukan dalam salju selama beberapa waktu, ternyata sperma atau ovum itu masih hidup dan bergerak. Di mana artinya sperma itu juga masih bisa berfungsi melakukan pembuahan terhadap sel telur.
tulis komentar anda