Ledakan Suar Matahari Hantam Bumi, Jaringan Radio Australia dan Pasifik Barat Padam
Kamis, 21 April 2022 - 07:01 WIB
“Tak lama setelah suar, Angkatan Udara AS melaporkan ledakan radio surya Tipe II. Ledakan radio tipe II disebabkan oleh gelombang kejut di tepi utama CME, dan ini bisa menjadi yang besar,” jelas SpaceWeather.com.
Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengkonfirmasi bahwa suar itu terjadi pada pukul 11:57 malam. EDT Selasa (0357 GMT Rabu) dan disertai dengan ledakan Tipe II.
Para ilmuwan akan menggunakan data dari Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), sebuah pesawat ruang angkasa yang dioperasikan oleh NASA dan mitranya di Eropa, untuk memantau aktivitas CME. Namun para pejabat NOAA mengecilkan kemungkinan terjadi aurora, mengingat bahwa bintik matahari asalnya berada di tepi ekstrim matahari.
Matahari tampaknya bangun dalam siklus 11 tahun aktivitas terbarunya yang dimulai pada 2019 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2025. Di awal siklus, para ilmuwan memperkirakan bahwa secara keseluruhan siklus akan lebih tenang dari biasanya karena bintik matahari lebih sedikit.
NASA adalah salah satu dari sekelompok badan antariksa yang mengawasi matahari dari luar angkasa dan di Bumi untuk menghasilkan prediksi cuaca matahari. CME biasanya tidak berbahaya, menciptakan aurora saat partikel bermuatan menghantam garis magnet Bumi. Namun, badai yang paling kuat dapat menimbulkan masalah dengan infrastruktur seperti gangguan satelit atau saluran listrik.
Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengkonfirmasi bahwa suar itu terjadi pada pukul 11:57 malam. EDT Selasa (0357 GMT Rabu) dan disertai dengan ledakan Tipe II.
Para ilmuwan akan menggunakan data dari Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), sebuah pesawat ruang angkasa yang dioperasikan oleh NASA dan mitranya di Eropa, untuk memantau aktivitas CME. Namun para pejabat NOAA mengecilkan kemungkinan terjadi aurora, mengingat bahwa bintik matahari asalnya berada di tepi ekstrim matahari.
Matahari tampaknya bangun dalam siklus 11 tahun aktivitas terbarunya yang dimulai pada 2019 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2025. Di awal siklus, para ilmuwan memperkirakan bahwa secara keseluruhan siklus akan lebih tenang dari biasanya karena bintik matahari lebih sedikit.
NASA adalah salah satu dari sekelompok badan antariksa yang mengawasi matahari dari luar angkasa dan di Bumi untuk menghasilkan prediksi cuaca matahari. CME biasanya tidak berbahaya, menciptakan aurora saat partikel bermuatan menghantam garis magnet Bumi. Namun, badai yang paling kuat dapat menimbulkan masalah dengan infrastruktur seperti gangguan satelit atau saluran listrik.
(wib)
tulis komentar anda