Ilmuwan Kanada Sebut Nenek Moyang Manusia Purba Berasal dari Flores Indonesia
Selasa, 26 April 2022 - 14:33 WIB
ALBERTA - Antara sekitar 700.000 dan 60.000 tahun yang lalu, diperkirakan manusia purba kecil tinggal di pulau Flores , Indonesia. Homo floresiensis, dijuluki “hobbit” karena tingginya hanya sekitar 106 sentimeter, memiliki ukuran kecil dan berkaki besar, dan sudah mengenal peralatan hidup.
Dalam buku terbaru, Gregory Forth, seorang antropolog pensiunan dari Universitas Alberta, Kanada, berpendapat bahwa laporan tentang "manusia kera" di Flores bisa jadi merupakan penampakan nenek moyang manusia purba, yang masih beredar hingga sekarang.
“Kami benar-benar tidak tahu kapan spesies ini punah, atau memang, berani saya katakan, kami bahkan tidak tahu apakah itu punah. Jadi ada kemungkinan dia masih hidup,” kata Forth kepada Live Science dikutip SINDOnews, Selasa (26/4/2022).
Klaim yang disampaikan Forth dinilai dramatis sehingga para ahli yang mempelajari Homo floresiensis menanggapi secara skeptis. John Hawks, ahli paleoantropologi di University of Wisconsin, Madison kepada Live Science mengatakan, Flores adalah sebuah pulau yang memiliki wilayah yang hampir sama dengan Connecticut dan memiliki dua juta orang yang tinggal di sana hari ini.
“Populasinya tersebar di seluruh pulau. Secara realistis, gagasan bahwa ada primata besar yang tidak teramati di pulau ini dan bertahan dalam populasi yang dapat menopang dirinya sendiri hampir mendekati nol,” kata Hawks.
Namun, Forth melihatnya secara berbeda. Dia telah melakukan penelitian lapangan antropologis di pulau itu sejak tahun 1984, dan sejak saat itu telah mendengar cerita-cerita lokal tentang makhluk-makhluk humanoid kecil berbulu yang hidup di hutan.
Dia menulis tentang kisah-kisah ini dalam penelitiannya sampai tahun 2003, ketika Homo floresiensis ditemukan. Saat itulah, dia mengatakan kepada Live Science, bahwa dia membuat koneksi.
"Saya mendengar tentang makhluk mirip manusia kecil yang serupa di wilayah bernama Lio, yang dikatakan masih hidup, dan orang-orang memberi penjelasan tentang seperti apa rupa mereka," kata Forth.
Dalam buku terbaru, Gregory Forth, seorang antropolog pensiunan dari Universitas Alberta, Kanada, berpendapat bahwa laporan tentang "manusia kera" di Flores bisa jadi merupakan penampakan nenek moyang manusia purba, yang masih beredar hingga sekarang.
“Kami benar-benar tidak tahu kapan spesies ini punah, atau memang, berani saya katakan, kami bahkan tidak tahu apakah itu punah. Jadi ada kemungkinan dia masih hidup,” kata Forth kepada Live Science dikutip SINDOnews, Selasa (26/4/2022).
Klaim yang disampaikan Forth dinilai dramatis sehingga para ahli yang mempelajari Homo floresiensis menanggapi secara skeptis. John Hawks, ahli paleoantropologi di University of Wisconsin, Madison kepada Live Science mengatakan, Flores adalah sebuah pulau yang memiliki wilayah yang hampir sama dengan Connecticut dan memiliki dua juta orang yang tinggal di sana hari ini.
“Populasinya tersebar di seluruh pulau. Secara realistis, gagasan bahwa ada primata besar yang tidak teramati di pulau ini dan bertahan dalam populasi yang dapat menopang dirinya sendiri hampir mendekati nol,” kata Hawks.
Namun, Forth melihatnya secara berbeda. Dia telah melakukan penelitian lapangan antropologis di pulau itu sejak tahun 1984, dan sejak saat itu telah mendengar cerita-cerita lokal tentang makhluk-makhluk humanoid kecil berbulu yang hidup di hutan.
Dia menulis tentang kisah-kisah ini dalam penelitiannya sampai tahun 2003, ketika Homo floresiensis ditemukan. Saat itulah, dia mengatakan kepada Live Science, bahwa dia membuat koneksi.
"Saya mendengar tentang makhluk mirip manusia kecil yang serupa di wilayah bernama Lio, yang dikatakan masih hidup, dan orang-orang memberi penjelasan tentang seperti apa rupa mereka," kata Forth.
tulis komentar anda