Misteri Kutukan Firaun Tutankhamun yang Membunuh 10 Ilmuwan dan Jutawan Terungkap
Minggu, 19 Juni 2022 - 18:53 WIB
Hanya saja berita tentang kutukan Firaun Tutankhamun itu ternyata menurut dokumenter Channel 4 justru adalah rekayasa. Berita kutukan terjadi karena persaingan antar media.
"Saat pertama kali kuburan itu ditemukan berbagai media dari seluruh dunia datang dan membuat Howard Carter kebingungan. Dia tidak ingin proses penggalian jadi berantakan karena berurusan dengan media," ujar Said Ikram, Profesor Egyptology dari American University di Kairo, Mesir.
Saat itu Howard Carter akhirnya memberikan informasi eksklusif untuk harian Inggris, The Times. Sayangnya keputusan itu justru membuat media lainnya tersinggung terutama Daily Mail.
Reporter Daily Mail yang juga ahli sejarah Mesir, Arthur Weigall tidak menyukai keputusan itu. Pasalnya seluruh berita tentang kuburan itu semuanya dipegang oleh The Times.
Dari situlah Arthur Weigall mencoba mencari sudut lain dari proses pembukaan kuburan Firaun Tutankhamun. Saat prosesi acara pembukaan kuburan dilakukan Arthur Weigall justru meledek Lord Carnarvon yang terlihat terlalu gembira dan bersemangat karena menemukan kuburan Firaun Tutankhamun.
"Jika dia masuk ke kuburan itu dengan sikap seperti itu. Dia akan mati enam minggu lagi," ledek Arthur Weigal dikutip The Telegraph.
Kenyataannya enam minggu kemudian Lord Carnarvon memang meninggal dunia. Dari situlah Arthue Weigall akhirnya menulis tentang kutukan Firaun Tutankhamun yang mengincar orang-orang yang merusak kuburannya.
"Untuk media cetak saat itu, kematian yang dialami Lord Carnarvon justru jadi tambang emas. Mereka kemudian memberitakan secara masif tentang adanya kutukan Firaun Tutankhamun," jelas Ella Al Shamahi, Paleoantropologis dan produser program sejarah di BBC.
"Saat pertama kali kuburan itu ditemukan berbagai media dari seluruh dunia datang dan membuat Howard Carter kebingungan. Dia tidak ingin proses penggalian jadi berantakan karena berurusan dengan media," ujar Said Ikram, Profesor Egyptology dari American University di Kairo, Mesir.
Saat itu Howard Carter akhirnya memberikan informasi eksklusif untuk harian Inggris, The Times. Sayangnya keputusan itu justru membuat media lainnya tersinggung terutama Daily Mail.
Reporter Daily Mail yang juga ahli sejarah Mesir, Arthur Weigall tidak menyukai keputusan itu. Pasalnya seluruh berita tentang kuburan itu semuanya dipegang oleh The Times.
Dari situlah Arthur Weigall mencoba mencari sudut lain dari proses pembukaan kuburan Firaun Tutankhamun. Saat prosesi acara pembukaan kuburan dilakukan Arthur Weigall justru meledek Lord Carnarvon yang terlihat terlalu gembira dan bersemangat karena menemukan kuburan Firaun Tutankhamun.
Baca Juga
"Jika dia masuk ke kuburan itu dengan sikap seperti itu. Dia akan mati enam minggu lagi," ledek Arthur Weigal dikutip The Telegraph.
Kenyataannya enam minggu kemudian Lord Carnarvon memang meninggal dunia. Dari situlah Arthue Weigall akhirnya menulis tentang kutukan Firaun Tutankhamun yang mengincar orang-orang yang merusak kuburannya.
"Untuk media cetak saat itu, kematian yang dialami Lord Carnarvon justru jadi tambang emas. Mereka kemudian memberitakan secara masif tentang adanya kutukan Firaun Tutankhamun," jelas Ella Al Shamahi, Paleoantropologis dan produser program sejarah di BBC.
tulis komentar anda