Bapak Bom Hidrogen Uni Soviet Andrei Sakharov, Diasingkan setelah Sukses Bikin Tsar Bomba
Selasa, 02 Agustus 2022 - 20:01 WIB
Mulai tahun 1949-1950, Sakharov sangat fokus pada penelitian termonuklir. Selama periode ini dia ikut menciptakan reaksi hidrogen terkontrol, dan mengusulkan desain bom hidrogen yang disebut Sloika atau "Layer Cake."
Modelnya mirip dengan desain "Jam Alarm" fisikawan Amerika Edward Teller, di mana isotop hidrogen stabil deuterium dan uranium ditempatkan dalam lapisan bergantian untuk memicu reaksi fusi. Pada tahun 1950, Sakharov mulai bekerja di fasilitas nuklir Arzamas-16.
Mulai tahun 1953, dia memikul tanggung jawab untuk departemen teoretis fasilitas tersebut setelah Tamm kembali ke Moskow. Pada 12 Agustus, Uni Soviet menguji bom hidrogen pertamanya berdasarkan model “Layer Cake” dalam uji “Joe-4”.
Pada akhir 1950-an, Sakharov menjadi semakin khawatir tentang bahaya uji coba dan proliferasi nuklir. Terutama setelah Uni Soviet menguji "Tsar Bomba" pada 30 Oktober 1961, ledakan senjata nuklir paling kuat dalam sejarah manusia.
Akibatnya, Sakharov mulai menulis surat kepada para pemimpin Soviet yang mendesak untuk menghentikan uji coba nuklir di atmosfer sambil menulis artikel di jurnal ilmiah tentang bahaya kejatuhan radioaktif. Pada akhir 1960-an dia mulai secara terbuka mengkritik penindasan Uni Soviet terhadap kebebasan sipil dan pelanggaran hak asasi manusia, terutama setelah invasi Soviet tahun 1968 ke Cekoslowakia.
Pada tahun 1970 ia mendirikan Komite Hak Asasi Manusia Moskow, dan pada tahun 1975 Sakharov dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Pihak berwenang Soviet tidak mengizinkannya pergi ke Oslo, Norwegia untuk menerima penghargaannya sehingga istrinya berbicara atas namanya.
Setelah mencela invasi Soviet ke Afghanistan pada Januari 1980, Sakharov diasingkan di Gorky atau Nizhny Novgorod, sebuah kota kecil 250 mil sebelah timur Moskow. Pada tahun 1985 Sakharov melakukan mogok makan enam bulan, menuntut istrinya dibebaskan dan diberikan izin untuk menjalani operasi jantung di Amerika Serikat.
Sakharov dan istrinya dibebaskan dari pengasingan dan diundang ke Moskow pada Desember 1986 oleh Mikhail Gorbachev sebagai bagian dari kebijakan liberalisasi domestiknya. Pada April 1989, Sakharov terpilih menjadi anggota Kongres Deputi Rakyat yang baru dibentuk dan terpilih jadi pemimpin bersama oposisi demokratis. Tepat sebelum dia meninggal di Moskow pada 14 Desember 1989, dia berbicara di depan Kongres Soviet dan menganjurkan liberalisasi ekonomi dan pluralisme politik yang lebih besar.
Modelnya mirip dengan desain "Jam Alarm" fisikawan Amerika Edward Teller, di mana isotop hidrogen stabil deuterium dan uranium ditempatkan dalam lapisan bergantian untuk memicu reaksi fusi. Pada tahun 1950, Sakharov mulai bekerja di fasilitas nuklir Arzamas-16.
Mulai tahun 1953, dia memikul tanggung jawab untuk departemen teoretis fasilitas tersebut setelah Tamm kembali ke Moskow. Pada 12 Agustus, Uni Soviet menguji bom hidrogen pertamanya berdasarkan model “Layer Cake” dalam uji “Joe-4”.
Pada akhir 1950-an, Sakharov menjadi semakin khawatir tentang bahaya uji coba dan proliferasi nuklir. Terutama setelah Uni Soviet menguji "Tsar Bomba" pada 30 Oktober 1961, ledakan senjata nuklir paling kuat dalam sejarah manusia.
Akibatnya, Sakharov mulai menulis surat kepada para pemimpin Soviet yang mendesak untuk menghentikan uji coba nuklir di atmosfer sambil menulis artikel di jurnal ilmiah tentang bahaya kejatuhan radioaktif. Pada akhir 1960-an dia mulai secara terbuka mengkritik penindasan Uni Soviet terhadap kebebasan sipil dan pelanggaran hak asasi manusia, terutama setelah invasi Soviet tahun 1968 ke Cekoslowakia.
Pada tahun 1970 ia mendirikan Komite Hak Asasi Manusia Moskow, dan pada tahun 1975 Sakharov dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Pihak berwenang Soviet tidak mengizinkannya pergi ke Oslo, Norwegia untuk menerima penghargaannya sehingga istrinya berbicara atas namanya.
Setelah mencela invasi Soviet ke Afghanistan pada Januari 1980, Sakharov diasingkan di Gorky atau Nizhny Novgorod, sebuah kota kecil 250 mil sebelah timur Moskow. Pada tahun 1985 Sakharov melakukan mogok makan enam bulan, menuntut istrinya dibebaskan dan diberikan izin untuk menjalani operasi jantung di Amerika Serikat.
Sakharov dan istrinya dibebaskan dari pengasingan dan diundang ke Moskow pada Desember 1986 oleh Mikhail Gorbachev sebagai bagian dari kebijakan liberalisasi domestiknya. Pada April 1989, Sakharov terpilih menjadi anggota Kongres Deputi Rakyat yang baru dibentuk dan terpilih jadi pemimpin bersama oposisi demokratis. Tepat sebelum dia meninggal di Moskow pada 14 Desember 1989, dia berbicara di depan Kongres Soviet dan menganjurkan liberalisasi ekonomi dan pluralisme politik yang lebih besar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda