Pesawat Solar Orbiter Rekam Penampakan Matahari yang Menakjubkan, Bersuhu 1 Juta Derajat Celcius
Kamis, 13 Oktober 2022 - 20:32 WIB
PARIS - Penampakan matahari sebagai pusat tata surya yang menakjubkan terekam dari dekat oleh misi Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa (ESA). Diketahui aktivitas matahari telah meningkat selama setahun terakhir, menyebabkan segala macam masalah di lingkungan dekat Bumi.
ESA yang mengoperasikan pesawat ruang angkasa, merilis urutan setiap hari ketika misi Solar Orbiter mendekat dalam resolusi tinggi selama 20 hari. Gambar menunjukkan 20 hari pengamatan Solar Orbiter terhadap bintang, yang diambil antara 20 September dan 10 Oktober 2022.
Gambar diambil dengan resolusi tinggi Extreme Ultraviolet Imager (EUI) pesawat ruang angkasa yang beroperasi dalam mode matahari penuh. Gambar ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat penampakan seluruh permukaan matahari.
Rekaman tersebut mengungkapkan matahari berputar dan tampak berkilauan dengan aktivitas di atmosfer gasnya, korona, yang suhunya mencapai hingga 1,8 juta derajat Fahrenheit atau 1 juta derajat Celcius. “Para ilmuwan meningkatkan warna karena mata manusia tidak dapat melihat panjang gelombang ultraviolet yang terdeteksi oleh instrumen,” kata ESA dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (13/10/2022).
Solar Orbiter membuat lintasan dekat matahari secara teratur pada jarak sekitar sepertiga matahari-Bumi, dalam orbit planet Merkurius. Ketika melintas terbang, pesawat ruang angkasa kelima ini, mencapai titik terdekat dengan matahari.
Solar Orbiter, diluncurkan pada tahun 2020, tidak melakukan penyelaman sedekat mungkin dengan Parker Solar Probe milik NASA. Solar Orbiter juga tidak seperti Parker Solar Probe yang membawa kamera resolusi tinggi. Kedua misi ini memungkinkan lompatan besar dalam memberikan pengetahuan tentang bintang terbesar di pusat tata surya kita.
Solar Orbiter juga terbang melintas secara teratur dari planet Venus, menggunakan gravitasinya untuk secara bertahap memiringkan orbitnya keluar dari bidang ekliptika di mana planet-planet mengorbit. Manuver ini pada akhirnya memungkinkan Solar Orbiter untuk melihat kutub matahari secara detail, yang belum pernah dilakukan pesawat luar angkasa sebelumnya.
ESA yang mengoperasikan pesawat ruang angkasa, merilis urutan setiap hari ketika misi Solar Orbiter mendekat dalam resolusi tinggi selama 20 hari. Gambar menunjukkan 20 hari pengamatan Solar Orbiter terhadap bintang, yang diambil antara 20 September dan 10 Oktober 2022.
Gambar diambil dengan resolusi tinggi Extreme Ultraviolet Imager (EUI) pesawat ruang angkasa yang beroperasi dalam mode matahari penuh. Gambar ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat penampakan seluruh permukaan matahari.
Rekaman tersebut mengungkapkan matahari berputar dan tampak berkilauan dengan aktivitas di atmosfer gasnya, korona, yang suhunya mencapai hingga 1,8 juta derajat Fahrenheit atau 1 juta derajat Celcius. “Para ilmuwan meningkatkan warna karena mata manusia tidak dapat melihat panjang gelombang ultraviolet yang terdeteksi oleh instrumen,” kata ESA dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (13/10/2022).
Solar Orbiter membuat lintasan dekat matahari secara teratur pada jarak sekitar sepertiga matahari-Bumi, dalam orbit planet Merkurius. Ketika melintas terbang, pesawat ruang angkasa kelima ini, mencapai titik terdekat dengan matahari.
Solar Orbiter, diluncurkan pada tahun 2020, tidak melakukan penyelaman sedekat mungkin dengan Parker Solar Probe milik NASA. Solar Orbiter juga tidak seperti Parker Solar Probe yang membawa kamera resolusi tinggi. Kedua misi ini memungkinkan lompatan besar dalam memberikan pengetahuan tentang bintang terbesar di pusat tata surya kita.
Solar Orbiter juga terbang melintas secara teratur dari planet Venus, menggunakan gravitasinya untuk secara bertahap memiringkan orbitnya keluar dari bidang ekliptika di mana planet-planet mengorbit. Manuver ini pada akhirnya memungkinkan Solar Orbiter untuk melihat kutub matahari secara detail, yang belum pernah dilakukan pesawat luar angkasa sebelumnya.
tulis komentar anda