200 Tahun Batu Rosetta, Arkeolog Mesir Ingin Merebut Kembali dari Tangan Inggris

Selasa, 18 Oktober 2022 - 13:36 WIB
Mesir telah berulang kali menuntut pengembalian batu Rosetta. Pada tahun 2018, Menteri Pariwisata dan Purbakala saat itu Khaled al-Anani mengatakan bahwa hukum internasional, khususnya Konvensi UNESCO tahun 1990, telah menghambat pemulihan banyak barang antik Mesir yang dijarah.

Namun kali ini, Hanna mengandalkan perubahan kode moral museum, yang kini mengembalikan beberapa artefak ke negara-negara yang sebelumnya diduduki. Dia menekankan bahwa batu Rosetta ditakdirkan untuk kembali ke Mesir karena dipindahkan ke Inggris melanggar hukum Eropa yang diterapkan pada saat penandatanganan Perjanjian Alexandria.

Undang-undang ini, katanya, mengatur perlindungan kekayaan budaya masyarakat dan tidak menganggapnya sebagai rampasan perang. Arkeolog Mesir Zahi Hawass juga meluncurkan kampanye lain untuk mengumpulkan tanda tangan untuk mengambil batu Rosetta.

Berbicara kepada Al-Monitor, Hawass mengatakan bahwa batu itu dipindahkan dari Mesir secara illegal. Sekarang sudah waktunya untuk kembali ke tempat aslinya di Museum Besar Mesir, yang dijadwalkan akan dibuka pada akhir tahun ini.





Untuk merayakan ulang tahun ke-200 penguraian batu, British Museum akan mengadakan pameran besar berjudul "Hieroglif: Membuka Kunci Mesir Kuno," dari 13 Oktober 2022 hingga 19 Februari 2023. Mesir juga mengadakan perayaan di kesempatan yang sama pada 27 September di Museum Mesir di Tahrir Square di pusat kota Kairo.

Mesir sangat mementingkan pengembalian artefak curian untuk meningkatkan sektor pariwisatanya, yang menghasilkan devisa. Menurut laporan yang diterbitkan oleh majalah Egyptian Geographic, ada sekitar 1 juta artefak Mesir yang menghiasi 40 museum terkenal di seluruh dunia.
(wib)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More