Lebih Barbar dari Suku Inca, Suku Chimu Gemar Persembahkan Jantung Manusia
Jum'at, 21 Oktober 2022 - 18:23 WIB
TRUJILO - Ditemukannya ratusan kerangka manusia korban persembahan Suku Chimu untuk Dewa Matahari hal ini memperkuat ada suku di Amazon yang lebih barbar dari Suku Inca.
John Verano, Profesor dari Departemen Antropologi Universitas Tulane, New Orleans menyatakan jasad-jasad yang ditemukan itu tanpa jantung.
Sebanyak 76 jasad di antaranya punya tanda potongan transversal (tegak lurus) yang rapi sepanjang sternumnya (tulang dada). Dari situlah, para ahli menyimpulkan bagian dada para jasad itu dibuka dan jantungnya diekstraksi.
“Mereka dikubur dalam posisi memanjang, dengan kaki mengarah ke timur,” kata Verano seperti dilansir dari Livescience.com.
Ekskavasi ini sendiri dimulai pada 2011 tatkala seorang warga setempat mendatangi Gabriel Prieto yang kala itu sedang meneliti kawasan pengorbanan tersebut. Dia merupakan asisten profesor bidang antropologi dari Universitas Florida. Sementara Verano bergabung tiga tahun kemudian.
Selama penggalian, para arkeolog menemukan 25 makam yang berisikan 323 anak-anak. Rerata usia 5-14 tahun. Mereka dikubur bersama llama. Hewan endemik dari Amerika Selatan. Penemuan terbesar terjadi pada 2019 lalu, sebanyak 140 tulang-belulang ditemukan bersama llama. Dan sebagian besar jantung mereka diambil.
“Ini adalah pengorbanan terbesar di dunia,” tambah Verano kemudian menambahkan, “Saya tidak pernah menyangka hal ini.”
Kerangka ini ditemukan di dua tempat berbeda. Gundukan atau mound I dan II. Pertama ada 25 tulang-belulang sementara 51 sisanya ditemukan di mound II. Berdasarkan temuan sejauh ini, kemungkinan masih banyak lagi pengorbanan anak yang menunggu untuk ditemukan di dekat Huanchaco.
John Verano, Profesor dari Departemen Antropologi Universitas Tulane, New Orleans menyatakan jasad-jasad yang ditemukan itu tanpa jantung.
Sebanyak 76 jasad di antaranya punya tanda potongan transversal (tegak lurus) yang rapi sepanjang sternumnya (tulang dada). Dari situlah, para ahli menyimpulkan bagian dada para jasad itu dibuka dan jantungnya diekstraksi.
“Mereka dikubur dalam posisi memanjang, dengan kaki mengarah ke timur,” kata Verano seperti dilansir dari Livescience.com.
Ekskavasi ini sendiri dimulai pada 2011 tatkala seorang warga setempat mendatangi Gabriel Prieto yang kala itu sedang meneliti kawasan pengorbanan tersebut. Dia merupakan asisten profesor bidang antropologi dari Universitas Florida. Sementara Verano bergabung tiga tahun kemudian.
Selama penggalian, para arkeolog menemukan 25 makam yang berisikan 323 anak-anak. Rerata usia 5-14 tahun. Mereka dikubur bersama llama. Hewan endemik dari Amerika Selatan. Penemuan terbesar terjadi pada 2019 lalu, sebanyak 140 tulang-belulang ditemukan bersama llama. Dan sebagian besar jantung mereka diambil.
“Ini adalah pengorbanan terbesar di dunia,” tambah Verano kemudian menambahkan, “Saya tidak pernah menyangka hal ini.”
Kerangka ini ditemukan di dua tempat berbeda. Gundukan atau mound I dan II. Pertama ada 25 tulang-belulang sementara 51 sisanya ditemukan di mound II. Berdasarkan temuan sejauh ini, kemungkinan masih banyak lagi pengorbanan anak yang menunggu untuk ditemukan di dekat Huanchaco.
tulis komentar anda