Amputasi Manusia Pertama di Dunia Terjadi di Kalimantan 31 Ribu Tahun Lalu

Selasa, 08 November 2022 - 15:25 WIB
Kerangka berusia 31.000 tahun ditemukan di Gua Liang Tebo, Semenanjung Sakulirang Mangkalihat, Kalimantan Timur. FOTO/ IST
SAMARINDA - Kerangka berusia 31.000 tahun ditemukan di Gua Liang Tebo, Semenanjung Sakulirang Mangkalihat, Kalimantan Timur. Hal ini menjadi bukti amputasi paling awal di dunia dan telah mengubah sejarah awal prosedur medis ditemukan Indonesia



Gua itu berada di kawasan gua kapur yang membentang seluas 4.200 kilometer persegi. Di kawasan ini ditemukan bukti peradaban berupa lukisan gua, ceruk gua tempat permukiman, dan pemakaman.



Situs Liang Tebo adalah situs lukisan gua sekaligus kubur. Situs ini berjarak 2,5 km dari Sungai Marang, di ketinggian 165 meter. Manusia Liang Tebo terkubur di kedalaman sekitar 150 cm.

Posisi kerangka meringkuk, dengan kaki ditekuk ke dada dan kepala menghadap ke sisi utara. Selain kerangka, arkeolog juga menemukan artefak, antara lain alat batu kecil dan oker merah di dekat kepala.

Manusia Liang Tebo secara anatomi sudah masuk klasifikasi Homo Sapiens. Diduga kuat dari ciri-ciri tulang, kerangka itu milik remaja berusia 19-20 tahun, saat dikubur. Belum diketahui jenis kelaminnya, tetapi diduga adalah laki-laki.

Dari uji laboratorium pertanggalan karbon, usia kerangka antara 31.133 tahun yang lalu sampai 30.437 tahun yang lalu. Kerangka itu diduga dikubur antara enam sampai sembilan tahun setelah diamputasi.

Dari kerangka itu, peneiti mendapati bahwa kakinya mulai dari lutut tidak ada lagi. Dari pengamatan lebih rinci di bagian tulang kaki, ada bekas-bekas yang diduga kuat merupakan potongan benda tajam.

“Bekas potongan itu dinilai sangat berbeda dengan trauma dari kecelakaan atau diserang binatang. Pada tulang kaki ada bekas potongan yang bersih,” demikian penjelasan arkeolog seperti dilansir dari Live Science.

Para arkeolog sebelumnya sudah banyak menemukan berbagai artefak seperti peralatan dari batu, namun fosil manusia jarang sekali ditemukan. Ini disebabkan karena kawasan tersebut adalah daerah tropis di mana mayat bisa rusak dengan cepat.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More